Sunday, March 31, 2024

,

Siapa Sangka Bisa Mengubah Hidup dengan Melakukan Hal Hal Kecil


Atomic Habits || James Clear || @bukugpu || baca di @gramediadigital || 2019 || 341 halaman

Rate : 5/5 ⭐

Banyak asumsi yang menjadi pandangan umum kalau ingin memberikan dampak yang besar dan luar biasa kita harus melakukan hal hal besar pula. Tapi ternyata di buku Atomic Habits karya James Clear ini kita ditunjukkan hal yang berbeda. Bahwa dengan melakukan perubahan yang sangat kecil pun kita bisa mendapatkan dampak perbedaan yang besar. Hal kecil yang ketika kita lakukan tidak nampak perubahannya, namun jika konsisten di lakukan perubahan akan terasa lebih bermakna terlihat dalam jangka panjang.

Menurut James, 1% lebih baik dilakukan setiap hari dalam setahun akan membuat kita lebih baik 37 kali di penghujung tahun. Menurutnya, kebiasaan merupakan bunga majemuk dalam perbaikan diri. Jadi membangun kebiasaan baik setiap harinya meskipun tidak terlihat perubahannya di hari itu, kita akan terkejut melihat dampak perubahannya dalam hidup kita nanti. Kita diarahkan untuk membangun kebiasaan sehingga nantinya akan terbentuk identitas kita. Inilah yang disebut konsep Atomic Habits.

Dalam buku Atomic Habits, terdapat empat kaidah yang disampaikan. 

• Kaidah pertama, menjadikannya terlihat

• Kaidah kedua, menjadikannya menarik

• Kaidah ketiga, menjadikannya mudah

• Kaidah keempat, menjadikannya memuaskan

Empat kaidah di atas merupakan seperangkat aturan sederhana yang dapat digunakan untuk membangun kebiasaan kebiasaan menjadi lebih baik.

Selain membangun kebiasaan baik, dalam buku ini juga disampaikan bagaimana lingkungan yang baik akan mudah sekali membantu kita membangun kebiasaan baik. Hal ini juga berarti kalau memang kita mau membangun kebiasan baik, kenali dulu faktor faktor pendukung di sekeliling kita. Kalau memang dirasa lingkungan itu kurang mendukung atau malah membatasi, ada baiknya kita hijrah ke lingkungan yang lebih baik. Karena menurut James, kita lebih mudah membangun kebiasaan baru di lingkungan yang baru.

Salah satu cara yang menurut saya bisa membantu memulai membangun kebiasaan baik dan menjalankan kaidah-kaidah Atomic Habits adalah dengan melakukan jurnaling. Menulis jurnal atas tujuan kita jangka panjang, rencana harian, to do list harian, pencapaian harian, dll itu menurut saya makin memudahkan untuk melakukan evaluasi diri. Jurnaling bisa juga dilakukan di sosial media. Misal kita menunggah kebiasaan yang lakukan sehari-hari, ini juga membuat journey kita lebih terlihat.

Buku ini menarik untuk dibaca untuk kamu yang ingin mengubah hidup dengan cara yang berbeda. Ditulis dan diterjemahkan secara menarik serta informatif. Sehingga kita bisa lebih mudah informasi yang dipaparkan.


Selamat membaca

Continue reading Siapa Sangka Bisa Mengubah Hidup dengan Melakukan Hal Hal Kecil

Friday, March 29, 2024

Riyoyo Kupatan


Di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung. Pepatah itu rupanya baru benar-benar dipahami maknanya oleh Putri. Saat ia merantau ke Jakarta setelah sepanjang hidupnya tinggal di Surabaya, Putri menemukan culture shock. Terutama di saat suasana Ramadhan dan Lebaran. Tiap daerah memang memiliki kearifan lokal masing-masing yang pastinya unik. 

Di kala Ramadhan, di beberapa titik masih ditemukan tradisi bedug patrol saat sahur. Tapi, banyak daerah Jakarta lain yang sudah tidak ada bedug patrol. Masih ada remaja masjid atau pemuda kampung yang keliling membangunkan sahur tapi tanpa bedug atau tabuhan. Kalau di Surabaya, masih ada yang keliling kampung untuk membangunkan sahur, tapi lebih sering ditemukan panggilan dan pengingat sahur dilakukan dari masjid dengan pengeras suara.

Lalu yang berbeda juga, kalau di Jakarta ketupat disajikan tepat di saat Lebaran. Hampir di setiap rumah akan menyiapkan ketupat lengkap dengan opor ayam. Kalau di Surabaya dan beberapan daerah di Jawa Timur, ketupat biasanya muncul sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri. Tepatnya setelah puasa syawal setelah Idul Fitri. Tradisinya yang juga selalu ibu Putri lakukan adalah membuat ketupat, sayur labu siam, dan lepet. Masakan itu akan dibagikan ke tetangga rumah dari ujung ke ujung. Begitupun sebaliknya, kalo di Surabaya disebut riyoyo kupatan atau Lebaran Ketupat. 

Seperti siang itu, Putri begitu rindu ketupat dan sayur labu siam buatan ibunya. Ia ingat sekali saat di Surabaya, ibunya selalu memintanya ater ater ke tetangga. Bertahun-tahun sejak ibunya meninggal, Putri tak lagi membuat ketupat atau bahkan membelinya. Tapi kalo itu, ia rindu sekali ketupat sayur buatan ibunya. Ia bertekat, lebaran kali ini ia akan kembali melanjutkan tradisi kearifan lokal yang dikenalkan ibunya padanya. Berbagi syukur dan kebahagiaan dengan membagikan Ketupat, sayur labu siam, dan lepet.


#RWCODOPDay18

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWrittingChallenge2024

Continue reading Riyoyo Kupatan

Amil Zakat Terimut

Kalo ada bocah yang paling heboh kalo ada kegiatan di Masjid Nuruzzaman dan sibuk sekali bantu ini itu tentu saja Tiwi dan Seno. Saudara kembar tidak identik anak keluarga Narwan ini memang unik. Jika bocil lain lebih suka lebih suka main video game atau berlama lama gawai, Tiwi dan Seno lebih suka diajak ayah ibunya menghabiskan waktu berkegiatan di masjid. 


Pak Narwan di tengah kesibukannya berjualan beras telur di pasar, juga mengajar mengaji di masjid tiap sore. Itu mengapa Tiwi dan Seno akrab juga dengan kegiatan di masjid. Mereka berdua tidak hanya mengaji, tapi juga ikut ayahnya kalau ada kegiatan lain. Misal, saat bagi bagi takjil selama bulan Ramadhan ini. Ibu Tiwi dan Seno dengan beberapa warga lain menyiapkan makanan buka puasa. Sementara para bapak bertugas menyiapkan masjid agar siap menampung jamaah untuk berbuka puasa dan juga sholat masjid hingga tarawih. 


Lalu, bagaimana dengan dua bocil unyu ini? Mereka berdua seperti jadi seksi sibuk. Seno membantu ayahnyanya merapikan karpet masjid meskipun akhirnya coba lonjak lonjak sana sini. Sementara itu Tiwi membantu ibunya membuat kolak ubi. Ia menjadi sumber gelak tawa ibu ibu ketika wajahnya cemong cemong tepung saat membantu membulat bulatkan cenil. 


Kemudian, saat di rumah ayah ibunya berbincang tentang zakat fitrah tahun ini. Tiba-tiba Seno muncul di ruang keluarga sambil mulai merajuk. 

"Ayaaah boleh ya Seno ikut bantuin nanti bagi bagi zakat," rajuknya. Tak lama Tiwi juga muncul.

"Kalo Seno ikut bantu, Tiwi juga mauuu ayaah ibuu," ia berkata sambil menyerbu ibunya dan memeluknya. 

Melihat reaksi kedua anaknya, ayah dan ibu tertawa dan memeluk mereka. 

"Iya iyaa... boleeh tapi janji jangan nakal dan nyusahin petugas yang lain yaa," kata ayahnya.


Maka, jadilah tahun ini Masjid Nuruzzaman memiliki Amil Zakat yang paling imut. Tiwi dan Seno akan membantu membagikan zakat bersama remaja masjid lainnya. Membayangkan kedua bocil gemoy dan imut itu berkeliling membagikan zakat sudah terbayang bagaimana gemasnya mereka.



#RWCODOPDay16

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Amil Zakat Terimut

Abid dan Kantung Keajaiban

Ramadhan akan usai sebentar lagi, umat muslim yang selama hampir sebulan berlomba melipatgandakan ibadah tentu akan kehilangan. Termasuk Abid, siswa kelas 4 SD yang selama Ramadhan tahun ini menjadi sosok yang berbeda. 


Abid yang dulu dikenal sebagai anak laki-laki yang bengal. Tapi bukan tipe yang nakal keterlaluan, ia hanya suka iseng. Hanya saja, terkadang keisengannya memantik emosi orang di sekelilingnya, ayah bunda, guru, dan teman-temannya. 


Namun, suatu hari menjelang datangnya bulan Ramadhan, selepas mengikuti sholat jumat di sekolahnya, Abid nampak termenung tak seperti biasanya yang selalu ceria dan aktif. Ustad Salim melihat Abid yang duduk lesu di selasar masjid sekolah, kemudian mendekatinya dan duduk di sampingnya.


"Abid sakit? Tumben gak main sama teman-temannya?" Tanya Ustad Salim.

"Ustad, apa betul kalo kita bengal, suka jailin orang, gak nurut kata orang tua, nanti di alam kubur dan di neraka akan disiksa?" tanyanya.

Ustad Salim tersenyum mendengar perkataan itu.

"Gini nak, Allah SWT menciptakan manusia itu dengan dua misi utama yang pertama adalah untuk beribadah kepadaNya dan yang kedua adalah menjadi khalifah di muka bumi. Dengan dua misi itu manusia akan berlomba lomba untuk memperbanyak bekal agar bisa masuk ke surga. Bekalnya apa? Ibadah yang rajin dan memperbanyak amalan baik. Sebagai anak, amalan baik bisa dalam bentuk mematuhi orang tua, rajin belajar, membantu orang-orang di sekitar dan masih banyak lagi. Nah, sekarang Ustad tanya, bekal Abid sudah banyak belom?" Ustad Salim mengakhiri tuturannya.

Abid nampak merenung, "Belum ustad, Abid masih sering bikin bunda marah. Masih sering bengal ga dengerin omongan guru di sekolah," jawabnya sambil menunduk.

Ustad Salim mengelus rambut Abid dan berkata "Nah gimana kalau selama Ramadhan nanti Abid banyak-banyakin bekal dengan ibasah dan amalan baik," ustad kemudian menyampaikan ide kepada Abid.


Sejak saat itu, Abid memiliki kantung kebaikan yang berisi kertas lipat yang dibentuk bintang. Ustad Salim mengajarkan Abid melipat kertas hingga berbentuk bintang. Setiap kebaikan atau ibadah yang ia kerjakan, ia akan memasikkan bintang pada kantungnya. Tidak seperti anak lain yang menukar kebaikan dengan reward, ia tidak meminta apapun pada siapapun. Abid hanya mau menjalankan misinya.  Ia mulai sering rajin ibadah, membantu bunda, belajar tanpa disuruh, anteng di sekolah, dan banyak hal baik yang ia lakukan. Tentu saja perubahan Abid ini membuat semua orang yang mengenalnya kagum. Termasuk ustad Salim, ia berharap semangat Abid tidak berakhir hanya saat Ramadhan saja.



#RWCODOPDay16

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024

Continue reading Abid dan Kantung Keajaiban

Mabit with Bestie


Suasana Ramadhan kali ini lebih semarak bagi Dinda. Setelah 3 tahun lebih ia merantau karena merampungkan pendidikan di kota lain, tahun ini ia kembali pulang ke kota kelahirannya Surabaya. Dinda bisa menjalankan ibadah Ramadhan bersama keluarganya. Juga bertemu dengan sahabat-sahabatnya lagi. 


Seperti sore itu, Dinda bertemu dengan ketiga sahabatnya Ria, Uci, Andini dan Nura. Mereka sepakat akan bertemu di toko buku Gramedia di Ciputra World Surabaya sebelum bersama sama ke cafe atau restoran untuk berbuka puasa. Dinda yang menginjakkan kaki di Gramedia langsung mengedarkan pandangan. Tak lama ia menemukan Nura. Mereka pun berbincang sejenak kemudian Ria dan Andini muncul. Mereka saling berpelukan. Uci yang datang belakang nampak sumringah melihat Dinda. 


Karena waktu maghrib sudah dekat, mereka memutuskan untuk ke mushola dulu sambil menunggu waktu berbuka. Uci nampak menunjukkan ia telah menyiapkan bekal kurma untuk membatalkan puasa. 


"Tadinya aku mau ngajak kalian ke masjid rumahku, tapi karena kita belum bukber, aku pikir lain kali saja ajak kalian," ujar Ria.

"Emang ada apaan beb?" Tanyaku.

"Itu Din, masjid di deket rumahnya ada kegiatannya padat selama bulan Ramadhan. Ya kan Ri?" Tutur Uci. Disambut anggukan Ria. 

"Kami banyak agenda mabit untuk anak-anak muda. Ada itikaf juga, full 10 hari terakhir Ramadhan. Diisi kajian dari ustad ustad ternama" jelas Ria. Mendengar itu Dinda nampak tertarik.

"Lah kenapa ga bilang aja, yuk kita barengan ikut kegiatan di masjid kampungnya Ria. Itikaf juga hayuk, mau aku. Kalian gimana?" Tanya Dinda penuh semangat. 


Ajakan Dinda disetujui sahabat-sahabatnya. Mereka janjian ikut kegiatan mabit dan itikaf full sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dinda bersyukur ia memiliki sahabat-sahabat yang selalu saling menjaga, mengingatkan, mengajak dalam kebaikan. Dinda selalu berdoa agar mereka berlima tetap bisa menjaga hubungan baik ini, dan tetap bisa bersama-sama di jalan Allah SWT. Hingga bertemu lagi di SurgaNya. 



#RWCODOPDay15

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Mabit with Bestie

Nirmala Tak Harus Sempurna


Jika ada perempuan yang begitu membuatku kagum sekaligus iri tentu adalah Nirmala, sahabatku sejak kecil. Serupa namanya yang berarti tanpa cacat cela, bersih, suci, dan tidak bernoda. Nirmala bagiku dan mungkin juga bagi teman-teman lain adalah sosok muslimah yang bersahaja dan hampir tanpa cela. Cerdas, aura cantik wajahnya terpancar meskipun di balik cadar, menguasai beberapa bahasa asing, suaranya merdu, dan ilmu agamanya masyaAllah. Kiprahnya di organisasi sosial pun membuat kagum banyak orang. Nirmala dan beberapa temannya menginisiasi program makan siang gratis untuk anak-anak kecil binaan mereka. Dan saat bulan Ramadhan seperti saat ini, ia tak pernah absen membagikan makanan untuk berbuka puasa atau sahur.


Tapi ada satu hal yang selalu membuat kami teman dekatnya semakin kagum. Di antara semua penilaian sempurna yang Nirmala dapat dari banyak orang, ia tetap menjadi dirinya sendiri di hadapan kami sahabatnya dan juga keluarganya. Seperti sore ini, ia panik saat hendak pulang. Ia mengitari seluruh ruang kuliah dan membongkar tasnya. Kami yang melihatnya juga ikut bingung.

"Mala kamu cari apa?" tanya Dina. 

"Ini Din, aku kehilangan daftar penerima bantuan yang sudah kususun semalam. Seingatku pagi tadi sudah aku masukkan tas untuk diserahkan ke donatur sore ini," jawab Mala.

"Coba diinget lagi La, mana tahu tertinggal di rumah," kataku.

Dia mengambil handphonenya dan menekan layarnya. Tapi tak lama nada dering berbunyi. Nirmala mengangkatnya.

"Iya pak, betul. Oh sudah disetujui. Memangnya dokumen sudah saya serahkan ya pak? Pagi tadi? Astaghfirullah saya lupa pak. Pantas saya cari tidak ketemu. Baik pak terima kasih sekali atas bantuannya. Kami akan berikan report pembagian bantuan kepada bapak. Sekali lagi terima kasih pak." Nirmala nampak mengakhiri pembicaraan.


Sesaat setelah Nirmala menutup percakapannya. Kami bertiga tertawa dan Nirmala juga tergelak. Iya kejadian seperti ini beberapa kali terjadi. Iya, Nirmala pelupanya ampun banget. Jadi kami yang menjadi support systemnya harus bisa memahaminya. Untungnya ia sadar itu, dan berusaha mengurangi dampak pelupanya dengan rajin menulis jurnal catatan. Tapi ya ada kalanya ada yang terlewat seperi kali ini. 


"Sepertinya aku harus minum vitamin otak lagi deh ya, biar ga terlalu pelupa." tukasnya.

"Kamu keseringan makan brutu ayam kali," selorohku disambut gelak tawa kami semua. 

"Mana ada aku makan brutu ayam, kalo usus iya." Jawabnya ringan.

"Ya gak apa apa La, masih untung Allah SWT mengurangi sedikit kesempurnaanmu. Ya kaaan... kalau ga, mana udah cakep, pinter, shalihah udah sesempurna itu. Jadi biar kita diingetin, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Betul apa betullll," kata kata Ratih membuat kami tertegun dan merenung.

Tiba-tiba Nirmala memeluk kami bertiga, "MasyaAllah alhamdulillah terima kasih yaaa sudah menjadi sahabat-sahabat terbaikku. InsyaAllah kita terus barengan sampai ke Jannah ya sayang sayangku. Sekarang mau kan bantuin aku bagi-bagi takjil," kami bertiga pun tersenyum satu sama lain dan mengangguk.



#RWCODOPDay14

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Nirmala Tak Harus Sempurna

Tabuhan Penyelamat Sahur


Berasa gak sih, kalo awal-awal puasa Ramadhan, kita tuh masih semangat banget bangun sahur lebih awal. Tapi kalo sudah pertengahan sudah agak malas-malasan. Hal yang sama dirasakan oleh Danti. Ia yang tinggal di kamar kontrakan 3 petak di daerah padat penduduk di Jakarta, merasakan penurunan semangat sahur.

Seperti malam itu, ia pulang kerja lembur sampai di kontrakan jam 10 malam. Badannya remuk redam, ingin sekali langsung membuang tubuhnya ke kasur. Tapi mengingat badannya yang lengket karena keringat dan juga rambutnya yang lepek. Danti menguatkan tubuhnya untuk masuk kamar mandi dulu. Air dingin yang keluar dari shower membasahi dan menyegarkan tubuhnya. Sayangnya rasa kantuk dan pegalnya belum juga hilang. 

Setelah mandi, mengganti baju dan mengeringkan rambutnya, Danti pun mengecek alarm jamnya. Oke sudah, ia memasang 1 jam sebelum imsak. Dan iapun lanjut tidur.

***

Sahuuur... Sahuuur... Banguuun Sahuuur.. Sahuurr

Teriakan anak remaja di kampungnya yang lewat depan kontrakannya terdengar nyaring bertalu-talu. Danti seketika terbangun dari tidurnya. Ia panik dan melihat jam di meja kamarnya. "Astaghfirullah kurang 15 menit lagi imsak," Danti seketika menuju dapur dan menyiapkan sahur ala kadarnya. Ini kali pertama di Ramadhan kali ini, ia terbangun mepet waktu sahur dan imsak. Akhirnya kali itu ia membuat menu makan sahur yang simple. Mi instant dan telor ceplok. Tak lupa minum suplemen vitamin D dan C yang ia minum setiap hari. 

"Alhamdulillah ada tabuhan dari akamsi tadi, jadi aku terbangun meskipun terlambat. Masih sempat sahur walaupun mepet banget waktunya," ucap Danti. 

Keesokan harinya, saat ia libur kerja. Danti menyiapkan paket makan buka puasa untuk anak anak remaja masjid di kampungnya. Sebagai ucapan syukurnya karena mereka menyelamatkan Danti dari terlewat waktu sahur. 

Untung saja di daerah kontrakan Danti, anak remaja masjidnya masih aktif. Padahal banyak daerah di Jakarta yang sudah tak lagi melakukan tradisi tabuhan saat sahur. Anak remajanya lebih sibuk tawuran atau tidak aktif di kegiatan masjid.


#RWCODOPDay13

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Tabuhan Penyelamat Sahur

Saturday, March 23, 2024

Karya Sunyi

Siapa yang tak bangga jika namanya tertera sebagai penulis berbagai karya sastra laris di Indonesia. Nama besar penulis perempuan seperti Dee Lestari, Leila S Chudori, Ratih Kumala, Ruwi Meita, Ayu Utami, dan lain lain tentu jadi panutan semua penulis pemula. Tak terkecuali Rania. 

Tapi berbeda dengan penulis lain, Rania selama ini menulis dengan menggunakan nama pena. Ia menekuni dunia menulis sejak di bangku SMA, berarti itu sudah sejak 7 tahun lalu. Mulai dari menulis di surat kabar lokal dan nasional, majalah, menerbitkan buku antologi, buku indie, hingga di masa maraknya platform menulis online. Rania menekuni dunia menulis dan mencoba semua media tetap konsisten menggunakan nama pena. 

Bahkan yang menjadi bahan tertawaan dirinya sendiri, sahabatnya sendiri sangat menyukai cerita yang ditulisnya di platform menulis online, berkali-kali memuji cerita yang dibacanya di hadapan Rania tanpa tahu yang di hadapannya adalah penulisnya.

Seperti siang itu, Rania menerima email undangan dari salah satu platform menulis untuk hadir sebagai pembicara talkshow di sebuah cafe. Dia membalas email itu dengan permohonan maaf karena tidak bisa hadir, dia hanya bisa hadir melalui online seperti biasa. Tanpa ia harus menunjukkan diri. Tak lama setelah ia mengirim emailnya, handphone Rania berbunyi. Setelah menyapa, Rania nampak berbincang 

"Iya kak, mohon maaf seperti yang saya sampaikan di email. Saya bersedia hadir asalkan tidak harus menunjukkan diri. Bukan bermaksud untuk mengeksklusifkan diri, tapi ini sudah komitmen saya saat terjun di dunia kepenulisan. Pembaca hanya perlu tahu karya saya saja. Mohon bisa dipahami," jelas Raina.

Begitulah ia, berproses menjadi penulis dengan konsisten menulis, membagikan ulasan buku di sosial medianya, tapi tetap anonim. Pembaca dan audiens sosial medianya hanya tahu nama penanya, La Luna.

***

Setahun kemudian, novel tulisan La Luna jadi salah karya best seller nasional. Pembaca tidak hanya tertarik dengan ceritanya yang menarik tapi juga pada anonimitas La Luna. Ia sama sekali tak pernah muncul di publik. Di event perbukuan, diskusi, ataupun launching karyanya. Bahkan hingga berhasil menerbitkan karya di penerbit mayor pun, ia konsisten menjaga komitmennya tetap anonim dan hanya membiarkan karyanya yang muncul. Meskipun dirinya sunyi dari publisitas, tapi karyanya cukup berisik di tengah tengah pembaca dan dunia perbukuan.



#RWCODOPDay12

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024

Continue reading Karya Sunyi

Friday, March 22, 2024

Damar dan Geng Sanlatnya

Siapa yang masa kecilnya pernah ikut pesantren kilat di sekolah? Sepertinya hampir semua pernah merasakannya masa-masa menyenangkan itu. Rata-rata 3-7 hari kan yah pesantren kilatnya. Bahkan ada beberapa sekolah yang betul-betul mengajak siswanya ke pondok pesantren tertentu untuk merasakan atmosfer Ramadhan yang berbeda. Apa yang kita ingat tentang memori pesantren kilat dulu? Melakukan kegiatan bergembira dengan teman-teman atau malah penuh manyun menjalaninya. Kalau jawabannya adalah diisi dengan kegiatan yang seru dan menyenangkan berarti sama yang dirasakan oleh Damar dan teman-temannya.

Damar dan teman-teman sekolahnya akan menjalani pesantren kilat di sekolah selama 3 hari. Mereka menginap di sekolah selama 3 hari, menjalankan ibadah dan kegiatan sehari-hari bersama. Masing-masing tingkatan kelas bergantian menjalani pesantren kilat di hari yang berbeda. Dan pesantren kilat ini adalah kali pertama bagi Damar yang masih kelas 1 SD. 

Hari-hari sebelum pesantren kilat, Damar merengek ke bapak ibunya. Ia tidak mau menginap di sekolah. 

"Damar ga mau pesantren ibuuuu. Damar mau di rumah ajaaaa," rengek Damar. Ibunya hanya tersenyum melihatnya.

Ibu Damar kemudian mendekatinya, duduk di sampingnya dan memeluk Damar sambil mengusap kepalanya. 

"Damar kan katanya pengen hafal Al Quran nak, bener kan? Anggap aja ini kesempatan Damar untuk menghafal lebih fokus. Lagipula percaya deh sama ibu, nanti Damar di sana ketemu teman-teman pasti seneng," kata ibu menjelaskan. Damar masih merajuk ke ibunya bahkan saat bapaknya datang.

***

Di hari pesantren kilat, bapak dan ibu secara khusus mengantarkan Damar ke sekolah. Perbekalan secukupnya sudah disiapkan ibu sesuai ketentuan dari sekolah. Sejujurnya, Ibu Damar juga khawatir melepas anaknya. Tapi ia tidak menunjukkanya di hadapan anak kesayangannya. 

Dari jauh ibunya melihat Damar yang tadinya berjalan menunduk dan murung berubah ceria saat bertemu teman-temannya. Melihat itu ibu Damar pun tersenyum.

***

Setelah berbuka puasa, ayah dan ibu Damar berusaha menghubungi wali kelas Damar. Setelah bercakap-cakap sebentar, panggilan suara berubah menjadi panggilan video. Nampaklah suasana riuh di kelas. Terlihat Damar yang bercanda dengan teman-temannya sambil berbuka puasa. Tidak ada lagi wajah cemberut yang pagi tadi menghiasi wajahnya. Ibu Damar lega, paling tidak Damar punya pengalaman baru yang menyenangkan dengan teman-temannya di pesantren kilat.




#RWCODOPDay11

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024

Continue reading Damar dan Geng Sanlatnya
,

Kehidupan Setelah "Akhir Dunia"

Out of Control || N. Betty || Bhuana Sastra ||  Mei 2023 || 252 halaman || Baca di @gramediadigital

Rate : 5/5 ⭐

Jangan mencampuri urusan Tuhan, Nak. Manusia memang harus berusaha, semaksimal mungkin yang mereka bisa.

Tapi, ada hal-hal yang lebih baik tidak dicampuri. Kadang manusia tidak menyadari bahwa perbuatannya sudah terlalu jauh mencampuri kuasa-Nya. 

---

Mungkin ada di antara kita yang membayangkan bagaimana kehidupan setelah "akhir dunia". Kehidupan bagaimana yang akan dilalui setelah asteroid menghujam bumi seperti masa dinosaurus dulu. Apakah semua manusia musnah? Kurang lebih itu adalah ide yang yang coba diusung novel Out of Control karya N. Betty ini. 

Peristiwa tabrakan asteroid ke bumi sudah dapat diperkirakan oleh ilmuwan di masa itu. Termasuk ayah Jezamorc, Korav Minns, yang merupakan peneliti terkemuka di Metronesia. Diceritakan saat itu bumi tidak seperti sekarang. Efek mencairnya es di bumi mengakibatkan permukaan laut naik, beberapa daratan benua hilang. Sebagian menyatu membentuk koloni benua dan negara baru. Metronesia adalah negara koloni baru yang terbentuk dari peristiwa itu. 

Menariknya saat awal-awal membaca novel ini, memori otak saya seperti menggabungkan scene scene di film 2012 tentang kiamat itu juga dengan isu global yang menyebut banyak konglomerat dunia tengah menyiapkan bunker di beberapa lokasi. Di novel ini digambarkan orang-orang tertentu mendapatkan privilege untuk diselamatkan menuju bunker yang disebut area 427-B. Keluarga Jez adalah salah satu yang mendapatkan privilege itu.

Peristiwa tabrakan asteroid itu tidak hanya menghancurkan sebagian dunia tapi juga dunia Jez. Ayahnya yang seorang peneliti meninggal di laboratoriumnya karena bunker labnya hancur. Setelah mereka akhirnya bebas keluar dari bunker untuk memulai hidup baru, Jez juga kehilangan ibunya.

Novel ini menggambarkan perjuangan Jez sebagai peneliti untuk menemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit ibunya, alzeimer. Tapi di antara perjuangannya itu banyak yang ia korbankan. Fase-fase grief juga terlihat pada karakter Jez. Apakah pada akhirnya ia menemukan obat alzheimer bagi ibunya? Menarik untuk dibaca.

Penulis berhasil menghadirkan cerita dan latar cerita yang menurut saya tidak biasa. Imajinasi pembaca dibawa melanglang buana ke dunia baru. Gaya penceritaanya juga menarik, tema-tema berat yang dihadirkan dengan cara yang menarik dan ringan untuk dibaca. Penyuka cerita fantasi atau science fiction pasti suka karena ada alternatif novel karya penulis Indonesia.


Continue reading Kehidupan Setelah "Akhir Dunia"

Thursday, March 21, 2024

Payung Hitam


14 Mei 1998

Hari itu dimulai seperti hari-hari biasanya. Ibu tengah sibuk memasak di dapur, ayah memanasi mobil di depan. Tidak ada yang berbeda dari hari sebelumnya. Tapi wajah mereka menyiratkan berbeda. Raut kecemasan di wajah ayah, ibu, juga Arga yang baru keluar kamar tampak jelas.

Sayup-sayup terdengar berita dari televisi. Beberapa aksi massa dan kerusuhan terjadi di ibukota dan beberapa kota lainnya di Indonesia. Ibu menolehkan pandangan ke arah televisi. Nampak ayah ternyata sudah duduk menyimak liputan itu di televisi.

"Arga, menurut ayah lebih baik kamu di rumah saja hari ini. Ayah tidak mau ambil resiko kalo kamu terluka saat aksi nanti," kata Ayah sambil terus menyimak berita.

Arga yang tengah duduk di meja makan terdiam. Ia menyuap nasi goreng buatan ibu yang hari itu entah mengapa begitu lezat. "Pelan-pelan makannya nak, kalau kurang tambah saja nasinya," kata ibu sambil mengelus rambut Arga. Arga pun tersenyum pada ibu.

"Tapi Yah, gerakan hari ini yang menentukan perjuangan kami selama ini. Izinkan Arga berangkat ya Yah. Arga janji akan jaga diri. Begitu situasi tidak terkendali, Arga akan mundur," kata Arga berusaha meyakinkan Ayahnya.

Mendengarnya, Ayah Arga lama memandangi wajah anak satu-satunya itu. Pandangan Ayah Arga lantas berpindah ke istrinya yang jelas menampakkan raut khawatir. Ia lantas menghembuskan nafas panjang. Ia menguapkan segala kekhawatirannya. 

"Pastikan jaga diri baik-baik ya nak. Jangan memprovokasi atau terprovokasi. Kamu tahu, suasananya saat ini tengah genting kan. Pergilah dan pulang dengan keadaan baik-baik saja," ayah Arga akhirnya mengizinkan anaknya pergi. Arga pun berpamitan dengan ayah ibunya. Ia pergi mengendarai motor kesayangannya Honda Supra X 100. Ayah dan ibunya memandangi punggung Arga saat ia pergi hingga menghilang di tikungan jalan.

****

Perempuan tua itu nampak kuyu dengan pandangan sayunya menatap kosong ke jalanan di depan rumahnya. Payung hitam yang ia bentangkan menutupinya dari gerimis malam itu. 

"Mengapa kamu tidak pulang-pulang nak, ibu menunggumu datang. Ibu sudah siapkan masakan kesukaanmu nak. Ayahmu telah pergi mendahului ibu, bahkan hingga di nafas terakhirnya namamu yang disebutnya. Kemana lagi ibu menanyakan keberadaanmu nak? Aksi Kamisan kami pun sepertinya hanya dianggap tarian boneka tanpa arti. Padahal ibu dan keluarga lainnya hanya ingin bertanya keberadaanmu juga orang-orang hilang lainnya. Kalau memang kamu sudah tiada, ibu ikhlas nak, asalkan mereka bisa tunjukkan dimana jasadmu dikuburkan. Tapi tenang saja Arga anakku, ibu akan bertahan menunggumu selama nafas ini masih terhembus." 


#RWCODOPDay10

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Payung Hitam

Wednesday, March 20, 2024

Asal Bukan Gemini?


Suasana kantin di SMA 101 nampak riuh seperti biasanya di jam istirahat. Para siswa nampak duduk saling berkelompok. Mereka bercanda, makan, dan saling bertukar gosip mungkin. Termasuk Dea dan teman temannya.

Semangkok seblak yang menggugah selera nampak siap disantap Dea.

"Eh kalian pada tahu ga ada anak baru loh. Tadi gue lihat dia ama ibunya jalan ke ruang kepsek," cerocos Mila.

"Sok tau lu, mana tahu cuma tamu kepsek doang." sanggah Dian.

Dea nampak sibuk dengan seblaknya. Sementara dua temannya itu nampak sibuk mempertahankan argumen. 

"De, lu diem bae. Ga minat ama anak baru?" tanya Mila.

"Absurd lu Mil, mana gue tahu mau minat apa kagak. Lihat aja belom. Lagian alesan aja lu pake nanya gue minat apa gak. Palingan ntar lu embat sendiri," jawabku sambil asik menyeruput kuah seblak yang pedesnya gila.

"Gak, kali ini gue kasih kesempatan lu maju. Mana tahu predikat jomblo abadi lu berakhir," tukasnya.

"Hahahha bener ya. Tapi ogah ah, pastiin dulu bukan Gemini. Kalo Gemini gue mundur aja," selorohku.

"Lah lok mundur?" Tanya Dian.

"Gemini ribet, bakal makan ati gue kalo ama gemini." Jawabku singkat.

"Hahahaha lu percaya teorema astrologi gitu? Kirain gue lu ga percaya zodiak." Jawab Dian kemudian.

"Gaya lu pake bahasa teorema segala. Trauma ama Gemini sih Dea mah. Tau sendiri menurut teorinya Gemini selalu tebar pesona ke sana sini," jelas Mila yang disambut anggukan Dea. 

"Pokoknya asal bukan gemini, gue pepet dah gass terus," jawabku mantap.

****

Dea nampak berlari lari mengejar waktu sebelum gerbang sekolah dikunci. Dari kejauhan pak Dirman sudah nampak merapatkan gerbang. Ia menambah kecepatan larinya. Gara gara kesiangan Dea jadi ngos ngosan kejar kejaran waktu. Dea melihat ada siswa yang baru datang, turun dari mobil. Siswa itu berdiri di depan gerbang dan menahan gerbang untuk tidak dikunci. Ia nampak berbicara dengan pak Dirman. 

Tepat di depan gerbang, nafasnya 1-1. 

"Tumben telat mbak Dea?" Tanya pak Dirman.

"Iya pak kesiangan, semalem pulang malem banget abis nonton konser." Jawab Dea sambil melirik siswa tadi. 

"Thank you ya" katanya pada siswa yang menahan gerbang tadi. Disambut senyuman dan anggukan.

Dea berjalan menuju kelas. Tiba-tiba siswa tadi menyusul langkahnya dan menghadangnya.

"Kenalkan aku Reno, kamu Dea?" katanya sambil menjulurkan tangan. Disambut jabatan tangan oleh Dea.

"Lu anak baru?" tanya Dea sambil memperhatikan Reno. 

"Iya aku baru pindah." Jawabnya.

'Gila cakep banget. Jefri Nicol mah kalah ini mah' pikir Dea. Eh tapi bentar. 

"Zodiak lu apa?" tanya Dea.

"Kenapa memang? Aku Gemini," jawab Reno. Alarm Dea berbunyi mendengar jawaban Reno.

'Duh skip atau lanjut nih?' Dea terus memikirkannya sambil jalan menuju kelas. Reno nampak bingung melihat Dea ngeluyur jalan setelah mendengar jawabannya. 'Emang kenapa kalo gemini? Salah?' Pikir Reno.



#RWCODOPDay9

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Asal Bukan Gemini?

Takjil Pertama Rea


Mungkin salah satu anak yang paling semangat menyambut Ramadhan kali ini adalah Rea. Bagaimana tidak, setelah tahun lalu dan tahun sebelumnya bunda tidak mengizinkan Rea puasa, kali ini berbeda. Bunda membolehkan Rea ikut berpuasa Ramadhan. Tapi dengan term & condition yang panjang. T&C yang bagi anak umur 9 tahun tentu tidak akan dipikirkan. Yang Rea tahu adalah kali ini ia bisa ikut puasa di bulan Ramadhan.

*** 

Rea nampak bolak balik dari ruang tamu ke dapur. Bunda akhirnya sadar putri kecilnya seakan tidak sabar menunggu buka puasa. 

"Sayang, mau bantu bunda buat takjil?" tanya bunda.

"Hah boleh bund? Mau Rea mau bantu. Bunda buat takjil apa?" jawabnya semangat.

"Bunda buat kolak, bolu, juga es timun serut. Rea mau bantu bunda ngapain?" Tanya hunda lagi.

"Bantu bunda serut timun bisa?" Pertanyaan bunda dijawab anggukan oleh Rea. Tak lama iapun tenggelam dengan kesibukan memarut timun sesuai instruksi bunda.

***

Suara bedug dan adzan terdengar dari masjid. Nampak ayah, bunda, bang Abi, dan Rea sudah duduk mengelilingi meja. Hidangan yang disebutkan bunda tadi sudah tersaji di meja. 

Rea nampak sumringah dan tidak sabar membatalkan puasanya dengan takjil yang dimasaknya dengan bunda. Eh bukan, yang dimasak bunda dan ia membantu sedikit sedikit. Hehehe.

"Rea hebat loh ayah, ini es serut timun Rea yang buat." Puji Bunda. Rea yang mendengarnya hanya senyum senyum.

"Waah buatan Rea, pantesan enak banget manis segar," Ayah pun turut memuji.

"Bentar lagi Rea buka tuh jualan takjil depan komplek hahaha" disambut tawa semuanya. Rea juga tertawa tapi manyun dulu mendengar olok olok bang Abi.

Takjil pertama buatan Rea berhasil sepertinya. Sepertinya dia tidak sabar membantu Bunda di hari hari berikutnya.



#RWCODOPDay8

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Takjil Pertama Rea

Kurma I'm in Love

Entahlah, kalau mendengar kata kurma dan melihat bentuknya aku merasa geli. Sejak dulu juga, kalau sunnahnya membatalkan puasa dengan 3 butir kurma, aku selalu mencari alernatif lain untuk berbuka puasa. Entah kenapa, mencium aroma kurma saja sudah mual aku dibuatnya.

Sampai mama pun bingung mengapa anaknya satu ini begitu gak sukanya ama kurma. Pernah waktu itu, mama mencoba menyamarkan kurma dijadikan campuran cake. Tapi masih saja aku bisa merasakannya. Alhasil cake itu tak tersentuh sedikitpun. 

Hingga suatu hari, kami sekeluarga mendapat rezeki dipanggil ke tanah suci. Selain ibadah, papa mama mau mengenalkanku pada sahabat mereka yang sudah lama bermukim di Madinah. Di sela sela ibadah, kami sekeluarga pun diundang berkunjung ke rumah mereka.

***

Begitu kami sampai di kediaman teman Papa Mama, aku dibikin takjub. Bukan apa-apa, karena rumah mereka dikelilingi oleh hamparan kebun kurma. Juga ada bagian bangunan yang digunakan sebagai toko kurma. 

Kepalaku mendadak pening melihat banyak sekali kurma. Kami pun disambut dengan hangat. Aku diperkenalkan ke anggota keluarga Pak Abdul, teman Papa Mama. Dan, mataku tertumbuk pada seseorang. MasyaAllah... Seketika aku menundukkan pandangan.

Reaksiku itu tak luput dari perhatian Papa. Beliaupun tersenyum.

Kami berbincang di ruang keluarga kemudian. Tiba-tiba Ahmad, laki laki yang tadi membuatku menundukkan pandangan, mendekat ke arah kami membawa sepiring kurma. 

Saat sudah mendekat denganku, "Eh Sarah gak..." kata kata mama seketika terhenti saat melihatku mengambil kurma. Kemudian mama tersenyum simpul.

"Terima kasih," kataku tak lama menggigit kurma yang aku ambil.

***

Impianku menikah di hadapan Ka'bah akhirnya terwujud. Siapa sangka aku dan Ahmad melaksanakan ijab qabul beberapa hari setelah pertemuan malam itu. Jodoh dari Allah SWT memang tidak terduga. Di Tanah Suci ini aku tak hanya mendapat jodoh tapi juga memakan kurma untuk pertama kali.



#RWCODOPDay7

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024

Continue reading Kurma I'm in Love

Tak Cukup Hanya Menangis


Kalau tidak karena bunda memohon untuk pulang Lebaran tahun ini, aku tentu akan memilih untuk membelikan tiket ke Jakarta saja untuk bunda. Aku sudah kehabisan alasan untuk mengelak. Bunda secara khusus meminta aku pulang karena tahun ini giliran rumah kami yang membuat open house. Selama ini, tahun-tahun kemarin, aku memilih pulang di H-3 Lebaran dan hanya mengajak bunda liburan. Tapi kali ini aku tak berkutik. 

Membayangkan di sana akan ada wajah yang paling kubenci di dunia. Wajah seseorang yang kalau bisa aku ingin menyiksanya dengan tanganku sendiri sampai dia memohon untuk mati saja. Seseorang yang menghujamkan trauma terlalu dalam sejak perlakuan durjananya padaku saat itu. Perlakuan yang bahkan oleh anggota keluarga lain dianggap perlakuan iseng. Iya hanya iseng kata mereka. Bahkan Bunda memintaku memaafkan orang itu begitu saja, hanya karena beranggapan kala itu suaminya melakukannya karena gemas dan sayang padaku, sebagai anaknya sendiri. Alasan yang  kala kuingat sekarang sangat konyol.


Karena kemuakanku itu pulalah yang membuatku melanjutkan kuliah di Jakarta dan memilih tinggal jauh dari mereka. Mulai menata hidupku sendiri, merencanakan masa depan, dan membangun semua mimpiku. Aku melampiaskan amarahku dengan mencetak banyak prestasi, keras pada diri sendiri. Hidup mandiri tanpa meminta sepeserpun uang dari Bunda dan suaminya. 


Aku pernah menangis ketakutan saat laki-laki itu melakukan hal durjana itu padaku. Tapi tangisku hanya dianggap angin lalu. Maka, aku memutuskan untuk tidak lagi menangis sejak keluar dari rumah. Kata orang bijak, balas dendam terbaik adalah dengan menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Dan itu yang kulakukan.

Apa tahun ini aku harus pulang demi bunda? 

Tak lama, handphone di tanganku bergetar. Bunda menelpon.

"Rana, kamu pulang kan nak? Bunda mohon pulang ya sayang," kata bunda dari seberang sana. Aku menghela nafas mendengar suara bunda.

"Rana pulang bund, tapi hari kedua ya bund," jawabku.

"Pulanglah sebelumnya nak, bunda rindu." Tukas bunda.

"Bunda, Rana belikan tiket umroh ya. Kita lebaran di Mekah. Rana siapkan semuanya buat bunda," kataku.

"MasyaAllah makasih nak, tapi Rana tidak bisakah kamu pulang saja?" Ucap bunda lirih.

"Maaf bund, bunda tahu alasannya. Rana tidak bisa satu ruangan dengan laki laki itu. Rana tidak bisa bernapas di udara yang sama dengan dia. Rana harap bunda mengerti. Tanggung jawab Rana hanya pada bunda, bukan yang lain," bunda hanya mendesah lirih dan menyetujui ajakanku.

Maaf bunda, luka itu masih terlalu basah bahkan setelah bertahun tahun.

***


#RWCODOPDay6

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Tak Cukup Hanya Menangis

Saturday, March 16, 2024

Hidangan yang Lebih Berharga dari Apapun


Entah apa yang membuat banyak orang terpesona untuk mengadu nasib di ibukota? Lalu lintasnya yang hampir selalu padat, orang-orangnya yang seakan berkejaran terus dengan waktu, udara yang kadang pekat dengan polusi, tawuran remaja di beberapa titik, demo di mana mana. Di antara semua cerita suram itu, Jakarta masih menawarkan madu yang membuat banyak lebah pekerja terpikat. Termasuk Dyandra. 

Sudah hampir lima tahun ia menjadi lebah pekerja di ibukota. Ia tak lagi kikuk dengan kecepatan jalan orang orang di Jakarta. Berlari melintas koridor halte transjakarta atau berjalan cepat berebut masuk KRL. Dya, juga akhirnya ikut terbawa dengan kebiasaan yang serba cepat itu hingga terbawa di dunia kerjanya. 

Seperti sore itu, Dyandra masih berkutat dengan pekerjaannya bersama beberapa rekannya. Dya masih sibuk membaca dokumen dan membalas email. Memastikan setiap pekerjaannya tuntas. Hingga handphonenya berdering.

"Assalamuallaikum Ma, kakak masih di kantor ino, ada apakah?" Tanyanya.

"Waalaikumsalaam nak, sudah mama duga kamu pasti masih di kantor. Mama kirim makanan ke kantor pakai paxel buat kakak buka puasa. Infonya sudah sampai di lobby. Kakak cek ya ke bawah," kata mama dari seberang disambut senyuman Dyandra. Rupanya mama tahu apa yang dari kemarin ia rindukan. Berbuka puasa dan bersama mama papa dan adek di awal masa puasa Ramadhan adalah momen yang paling ia dambakan semenjak merantau. 

"Mamaaaa makasih Ma, kakak sayang mama. Ini kakak ambil ke bawah ya Ma. Nanti kakak telpon lagi," Dya berkata kemudian bergegas turun ke lobby. 

***

Adzan Maghrib

Dyandra masih di kantor saat buka puasa Ramadhan pertama. Di mejanya ada paket makanan dari mama. Ia membukanya, ada rendang, kering tempe, suwir ayam, perkedel kentang, semua lauk kesukaan Dyandra.

"Maaa makasih ya maaa, iyaa nanti kakak taruh freezer dan panaskan kalo mau makan. Kakak berasa bisa buka bersama makan langsung di sana sama mama dan semuanya. Makasih ya ma, sehat sehat. Kakak sayang mama," ia menutup percakapannya dengan menyeka airmatanya sambil memandang semua lauk masakan mamanya.

***


#RWCODOPDay5

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Hidangan yang Lebih Berharga dari Apapun
,

Malam Terakhir; Kumpulan Cerpen Slice of Life yang masih relevan dibaca kekinian.


Malam Terakhir || Leila S. Chudori || @penerbitkpg || Desember, 2020 || 117 halaman
Rate : 5/5 ⭐

Kumpulan cerpen berjudul Malam Terakhir karya Leila S Chudori ini sungguh menarik. Pertama kali diterbitkan tahun 1989 dan kemudian reborn di tahun 2009. Di kelahirannya kembali, penulis menunjukkan bahwa baik cerita dan isu yang diangkat masih relevan dibaca bahkan setelah berpuluh tahun kemudian.

Terdiri dari 9 cerpen yang menangkap berbagai sudut kehidupan manusia, mulai dari cerita keluarga yang anaknya mengalami depresi atas perlakuan ibunya dalam cerpen berjudul Adila. Hingga cerpen yang menceritakan keliaran imajinasi dan perilaku tokoh tokohnya di cerpen Air Suci Cita. Atau bahkan yang menangkap isu kebangsaan di cerpen Malam Terakhir.

Meskipun diksinya masih kental dengan bahasa yang harus dicerna lebih dalam, tapi masih menarik untuk dibaca. Detail detail latar dan referensi bacaan bacaan lain yang disisipkan menambah kaya penceritaan di kumpulan cerpen ini. Meskipun dari ide cerita pun sudah kaya.

Meskipun bukunya relatif tipis halamannya, kumpulan cerpen ini tidak cukup dibaca dalam sekali duduk. Selamat membaca dan liarkan imajimu.


Continue reading Malam Terakhir; Kumpulan Cerpen Slice of Life yang masih relevan dibaca kekinian.

Friday, March 15, 2024

Evaluasi; Saat Jeda untuk Melangkah Lebih Jauh


"Without proper self-evaluation , failure is inevitable" - John Wooden 

Pernah merasa bingung dengan tujuan hidup? Melakukan semua hal hanya karena rutinitas hidup saja, pernah? Atau, pernah ga merasa kok kita ga sampai sampai yah ke goals yang kita tuju. Terasa jalannya berputar putar atau makin rumit. Kalau jawabannya iya, maka sepertinya kita memerlukan evaluasi diri atau hidup kita. 

Di era sekarang, banyak sekali kita temukan hal yang bisa mendistraksi kita dari tujuan hidup atau goals yang kita tetapkan. Itu yang mungkin bisa membuat kita stuck dan tidak mencapai goals yang kita inginkan. 

Lantas, apakah perlu evaluasi diri? 

Evaluasi diri itu salah satu bentuk self awareness. Ini merupakan kemampuan diri kita untuk melalukan proses refleksi dan instropeksi. Melakukan evaluasi diri juga dianggap menempatkan diri secara objektif dalam menilai perjalanan hidup bahkan pencapaian diri. Jadi jika ditanya, perlu atau tidak, jawabannya tentu perlu. 

Dengan melakukan evaluasi diri, kita bisa secara objektif melihat kekurangan dan kelebihan diri, kesalahan yang mungkin telah dilakukan, meningkatkan potensi diri, dan pada akhirnya kita bisa memetakan secara jelas arah dan tujuan hidup kita. 

Salah satu cara melakukan evaluasi diri yang paling mudah dilakukan adalah journaling. Menulis jurnal setiap hari sangat membantu dalam proses evaluasi diri. Karena, dengan journaling kita bisa menuliskan rencana atau target harian, tantangan atau kesulitan, dan pencapaian hari itu. 

Evaluasi diri itu ibarat jeda sejenak untuk menyiapkan diri agar bisa melangkah lebih jauh. Jika kita lengah enggan melakukan evaluasi diri, mungkin saja hidup kita berjalan saja sebagaimana mestinya. Hanya saja, impactnya akan tidak maksimal kita rasakan. Hidup seakan kita hanya sekedar hidup. 

Semoga bermanfaat

Saranghae, Nunna


#RWCODOPDay4

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Evaluasi; Saat Jeda untuk Melangkah Lebih Jauh

Bunda, Adek Pulang


Pernah ga sih kamu merindukan masa masa kecil? Sepertinya bagi anak rantau, bulan Ramadhan adalah masa-masa kita paling sering merindukan masa kecil. Masa-masa masih berkumpul dengan keluarga. Rasa rindu yang sama dirasakan Ariana yang saat ini berjarak ribuan km dari kota masa kecilnya. Tepatnya 5,194 km.

Sejak ia memutuskan mengejar beasiswa untuk lanjut kuliah di Seoul Cyber University, Ariana sudah tahu konsekuensinya bahwa mungkin ia tak bisa selalu pulang ke Indonesia saat rindu. Tapi, ia berjanji pada ayah bundanya akan mengusahakan pulang saat Lebaran. Tapi, realita berkata lain, di tahun pertama dia menginjakkan kaki di Seoul, ia tidak bisa pulang ke Indonesia karena pandemi Covid 19 melanda dunia. Pun, pada tahun selanjutnya,  ia tidak bisa pulang juga karena ia terpapar virus corona varian baru. Ariana sempat putus asa, karena hanya bisa berkomunikasi via video call dengan orang tuanya saat Ramadhan dan Lebaran kala itu. 

Namun, hingga tahun terakhirnya kuliah, Ariana tetap tidak bisa pulang. Ada saja, yang membuat langkahnya tertahan. Masalah dana, studi, pekerjaan magangnya, dan entah alasan lainnya. Ayah dan Bunda terus membesarkan hati Ariana meskipun ia tahu ada kedukaan yang Ariana rasakan setiap mendengar suara ibu. 

Kerinduan yang membuncah pun ia rasakan Ramadhan kali ini.Apalagi saat tadi dia duduk di selasar masjid Itaewon setelah selesai sholat tarawih. Ariana melihat ibu dan anak tengah membaca kitab suci Al Quran. Ingatannya langsung terlempar saat ia masih di Surabaya. Tiap Ramadhan lepas Tarawih, adalah saat ia dan keluarganya berkumpul untuk membaca Al Quran bersama. Ariana dan keluarga bergantian membaca A Quran dan ditutup dengan nasihat dari Ayah. Meskipun tidak lama, hanya sekitar 30 menit, tapi kebersamaan sejak ia kecil itu masih ia kenang. Sesibuk apapun ayah bunda, pasti buka puasa hingga tadarusan di rumah. Mengingat itu Ariana menitikkan air mata. Ia menyeka air mata yang jatuh di pipinya dan bangkit dari duduknya. 

***

Di sebuah restoran ayam, Ariana membuka gawainya dan meneliti schedule magang serta jadwal kuliahnya. Ia, mencoba menghubungi orang beberapa kali. Raut wajahnya nampak serius, keningnya berkerut. Tidak lama ia nampak menangis. "Alhamdulillah Ya Allah" ucapnya. 

Ariana masih sibuk dengan mengisi form di beberapa aplikasi. kemudian ia menekan icon whatsapp, ia mencoba menghubungi sebuah nomor. 

"Assalamuallaikum bunda, adek pulang. InsyaAllah. Doakan semua lancar ya bund," ucap Ariana. Disambut tangisan bunda dari seberang sana. 


#RWCODOPDay3

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Bunda, Adek Pulang

Thursday, March 14, 2024

, ,

Menu Sahur Praktis ala Anak Kost

Heiihooo Teman Nunna,
Wahai kaum rantau, anak kost, mari kumpul. Nunna tahu bagaimana rasa serunya melewati hari hari puasa di bulan Ramadhan sebagai anak rantau. Sebagai anak rantau, kita pasti juga rindu makanan berbuka puasa atau sahur ala rumahan seperti yang dimasak orang tua. Tapi, tentu saja banyak pertimbangan kan untuk mengusahakannya. 
Kita pada akhirnya lebih memilih menu menu praktis yang cepat proses memasaknya dan minim effort tapi tetap enak. Kalian juga kan? Atau Nunna aja yang merasakannya? Hehehe okelah anggap aja kita sama yaah. Yang lebih urgent sih saat sahur ya, kalo saat buka puasa kita masih terbantu dengan banyaknya penjual makanan di jalan. Tapi saat sahur, mau tidak mau harus memasak sendiri di kost kan? 
Ada beberapa masakan atau bahan makanan andalan Nunna yang selalu ada untuk sahur selama bulan Ramadhan. Diputar putar saja menunya dan buat olahan berbeda selama sebulan. Biar ga bosen aja hehehe. Apa aja sih yang Nunna siapkan untuk sahur ala anak kost selama bulan puasa Ramadhan? Simak lebih lanjut yaah.
Roti dan Cereal, meskipun bukan opsi utama tiap sahur, tapi keduanya selalu ada untuk masa masa darurat. Kalau udah beneran udah males masak buat sahur, jalan ninja Nunna adalah makan roti atau cereal.
Abon dan bawang goreng, ini wajib ada. Dimakan dengan nasi hangat saja sudah nikmat. Meskipun tidak bergizi lengkap, cukuplah untuk mengisi lambung saat sahur. Terlebih praktis dan awet kan, tidak perlu penyimpanan khusus.
Telur, ini senjata andalan. Banyak menu bisa tercipta dari telur. Sekedar diceplok atau dadar saja sudah nikmat. Apalagi dengan sedikit niat mengolah lebih rumit, misal omelet, orak arik telor dengan kornet, atau dibuat mie telor. Kita bebas berkreasi dengan telur.
Tumis tumisan dan Oseng, ini jenis masakan yang paling sering Nunna masak saat sahur. Mau tumis sayur, oseng tempe, oseng ikan, dll. Jadi stok sayur basic seperti kangkung, toge, sawi, kol, serta tempe dan tahu selalu ada. Plus dengan bawang merah dan bawang putih serta cabe. 
Nasi Goreng dan Mie Goreng, ini juga jadi andalan. Mau mie goreng instan atau yang lebih rumit. Nasi goreng dengan bumbu olahan sendiri atau yang instan. Keduanya sesekali juga mewarnai saat sahur Nunna.
Apalagi yah? Kayanya itu dulu deh. Kalau teman Nunna ada ide lain, boleh loh infoin dan rekomen di kolom komentar. Mana tahu bisa jadi inspirasi Nunna buat menu sahur.
Semoga bermanfaat yaaah. Selamat menjalankan ibadah puasa semuanya.

Continue reading Menu Sahur Praktis ala Anak Kost

Wednesday, March 13, 2024

, ,

Punya Tubuh Overweight? Ini Tips Makin Sehat Saat Ramadhan


Hai Teman Nunna, apa kabar puasanya? Udah makin panjang belom list takjil, menu buka dan sahurnya? Semoga ga terlalu berlebihan yaah. Terutama bagi teman Nunna yang punya tubuh overweight. Di masa bulan Ramadhan ini, sepertinya bisa jadi moment untuk memiliki tubuh yang makin fit dan sehat. Karena, saat puasa Ramadhan konon katanya orang lebih disiplin rutinitas hidupnya.
Nah, bagi kita yang overweight, Nunna punya beberapa tips nih agar bisa makin sehat saat menjalankan puasa Ramadhan. Coba simak di bawah ini yah.

Mengkonsumsi Makanan Sehat Saat Buka Puasa dan Sahur
Memilih asupan makanan yang bernutrisi baik dan porsi yang cukup selama puasa Ramadhan sangat membantu kita lebih sehat. Batasi gula dan konsumsi karbohidrat komplek akan membantu lonjakan berat badan dan juga gula darah selama puasa Ramadhan. Jangan lupa perbanyak makan serat dan buah serta minum air putih. 

Cukup Waktu Tidur
Dengan mengatur waktu tidur yang tidak terlalu larut dan bangun tidur menjelang sahur lebih awal membantu kerja organ dalam tubuh. Tidur yang cukup juga dapat membantu metabolisme tubuh lebih baik.

Olahraga Ringan
Sediakan waktu untuk olahraga ringan setiap harinya. Minimal lakukan jalan kaki atau lari 30 menit sehari. Olahraga bisa dilakukan pagi hari, menjelang waktu berbuka atau malam setelah tarawih. Pilih yang membuat teman Nunna nyaman. 

Cukup tiga tips di atas, kalau dilakukan konsisten selama bulan puasa Ramadhan, Nunna yakin kita akan melaluinya dengan tubuh yang lebih bugar. Silakan dicoba ya, semoga bermanfaat.
Continue reading Punya Tubuh Overweight? Ini Tips Makin Sehat Saat Ramadhan

Masih Ada Waktu, Nay


Stasiun Manggarai di jam berangkat kerja atau pulang kerja laksana area peperangan. Lautan manusia di sana seperti bertarung dengan waktu agar bisa dapat tempat dan masuk di gerbong kereta menuju tujuannya. Berlari dulu duluan, saling sikut, teriakan. 

Ketika Nay menginjakkan kaki di sana pagi itu, ia sudah siap seperti hari hari sebelumnya. "Another day, another battle life. Mari selesaikan Nay," katanya menyemangati diri sendiri. Sekarang ini, sepertinya target hidup Nay bisa datang lebih pagi sehingga dapat space duduk di KRL. Sehingga ia punya cukup waktu untuk istirahat.

***

"Nay, dokumen yang saya minta kemarin sudah siap kan?" Tanya pak Ben padanya. 

"10 menit lagi ya pak, masih saya rapikan," jawabnya

"No, 5 menit. Saya sudah kasih kamu target deadline pagi ini jam 9 ya Nay. Saya ga mau tahu, dokumen harus ada di meja saya 5 menit lagi," pak Ben berkata dengan wajah yang tidak sabar.

***

"Ke Soe yuk, gue traktir. Bonus gue cair yang minggu lalu achieve target. Nay yuk jalan," ajak Meira. 

"Duluan aja Mei, gue masih kelarin ini. Gue belom on target ini, nitip aja deh ya," jawabnya. 

"Yang biasa kan kopinya? Oke gue tinggal dulu yah Nay," lanjut Meira.

Naya memandang Meira berjalan menjauh dan kemudian melihat layar monitornya. 'Yuk Nay, semangat kelarin semuanya,' ia pun menyemangati dirinya.

***

Naya sudah bersiap tidur ketika ada suara ketukan pintu. Disusul suara ibu minta izin masuk. Naya pun mempersilakan ibu masuk.

"Naya, Sabtu besok ada rencana ga? Mau temani ibu ya Nay?" Ibu memulai percakapan.

"Kemana bu? Naya ga planning sih sementara," jawabnya.

"Ketemuan sama tante Tomo, beliau mau mengenalkan anaknya ke kamu. Mau kan Nay?" Tanya ibu sambil mengelus tangan Naya. Naya menundukkan kepala 

"Buu.. kan Ibu tahu Naya ga suka diginiin. Naya, masih mau sendiri dulu bu," jawab Nay lesu.

"Sekali ini saja Nay. Setelah ini kalau kamu masih ga sreg, ibu akan berhenti menjodohkanmu. Meskipun ibu sudah ingin sekali melihat kamu menikah dan ngasuh ibu cucu," jawab Ibu setengah merajuk. Melihat itu Nay menghela nafas panjang.

"Terakhir ya bu, setelah ini Nay minta jangan lagi jodohkan Nay. Izinkan Naya menentukan sendiri, untuk yang satu itu saja. Nay hidup di masa semua hidup Nay ditentukan tenggatnya oleh semua hal di luar Nay. Untuk urusan jodoh saja Nay minta tolong, siapa dan kapannya, biarkan Nay sendiri yang tentukan.  Boleh ya bu?" Nay mengeluarkan semua uneg unegnya ke ibu.

Ibu kemudian memeluk Nay dan mengelus kepalanya "Ibu janji ini yang terakhir Nay, maafkan ibu ya. Take your time sayang. Ibu di sini akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu. Maafkan ibu ya," 

Mendengar kata kata ibu, air mata Naya meleleh dan segera ia seka. "Terima kasih bu,"

***

#RWCODOPDay2

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Masih Ada Waktu, Nay

Tuesday, March 12, 2024

,

Tips Berpuasa Ramadhan dengan Aman Nyaman bagi Penderita GERD

 

Tips Berpuasa Ramadhan Bagi Penderita GERD

Hai Teman Nunna,

Sudah mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan kan yah. Pasti list ibadah wajib dan sunnah siap checklistnya, sudah juga nyiapin daftar menu buka dan sahur kan ya, atau bahkan sudah ngantri nih undangan buka bersamanya. Hehehe semoga apapun yang sudah teman Nunna siapkan, semakin memudahkan dan menambah semangat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Oh ya, ada gak Teman Nunna yang punya GERD seperti Nunna? Kalau yang biasa puasa sunnah di luar bulan Ramadhan mah udah biasa cara ngatasinya ya. Tapi buat teman-teman yang hanya puasa saat bulan Ramadhan, memiliki sakit GERD itu punya tantangan sendiri ya. Bener gak? Nah Nunna ada tips nih untuk teman teman yang punya sakit GERD bisa puasa Ramadhan dengan aman dan nyaman.

Tips-tipsnya boleh disimak dulu yuk berikut ini.
Tidak Melewatkan Sahur dan Menunda Waktu Berbuka

Buat kamu yang menderita sakit GERD, usahakan untuk tidak melewatkan sahur dan tidak menunda waktu berbuka puasa. Keteraturan jam makan adalah kunci kalau menurut Nunna. Di awal-awal, akan membantu organ pencernaan kita beradaptasi dengan pola makan baru. Selain sebagai sumber energi, sahur juga mencegah naiknya asam lambung. Saat buka puasa pun, segerakan berbuka, selain karena Sunnah, menyegerakan berbuka puasa dapat juga mencegah naiknya asam lambung. Jadi jaga keteraturan jam makan yah.

Hindari Makanan dan Minuman Pemicu

Ini penting banget, bagi penderita GERD sudah punya kan ya pakem makanan dan minuman yang bisa menjadi pemicu kambuh. Nah itu boleh benar-benar dihindari. Selain itu, pilih makanan yang mengandung protein dan serat tinggi. Terutama saat sahur, makanan dengan tinggi protein akan dicerna lebih lama oleh tubuh. Hal ini bisa meredam naiknya asam lambung.

Makan dengan Porsi Kecil dan Makan Secara Perlahan

Ini juga salah satu tips yang berhasil Nunna buktikan. Kadang, saat sahur dan buka puasa itu kita kalap saat makan. Apa saja yang diinginkan dan di depan mata bisa dimakan. Coba deh, makan dengan porsi kecil dan kunyah secar perlahan. Lambung membutuhkan waktu untuk mencerna, makan dengan porsi kecil dan dikunyah perlahan akan membantu kerja lambung tidak terlalu keras. Ini juga mencegah naiknya asam lambung dengan cepat.

Beri Jeda Antara Makan dan Tidur

Ini tips terakhir yang sangat membantu Nunna. Beri jeda setelah makan sebelum kamu tidur. Paling tidak 3 jam setelah makan, baru kita bisa makan. Kalau setelah buka puasa, aman kan ya ambil jeda 3 jam setelah makan baru kita bisa tidur. Nah kalau sahur, biasanya Nunna ga lanjut tidur lagi setelah makan sahur. Jadi lanjut aktifitas hingga pagi. Tidur terlalu cepat setelah makan akan membuat asam lambung kita naik dan perut jadi tidak nyaman.

---

Teman teman yang tidak menderita GERD juga bisa mencoba tips di atas. Paling tidak, kita bisa hidup lebih sehat dan membantu meringankan kerja lambung dan organ pencernaan lain. Kalau ada tips lain boleh loh dishare di kolom komentar. 

Semoga bermanfaat yaa 

Saranghae, Nunna. 




Continue reading Tips Berpuasa Ramadhan dengan Aman Nyaman bagi Penderita GERD

Yang Telah Hilang di Ramadhan Raya


Ruangan kantor yang tadinya ramai oleh kesibukan sekarang mulai hening. Salah satu desk dengan PC yang masih menyala lengkap dengan penghuninya nampak masih sibuk dengan pekerjaannya. Sesekali ia meregangkan tubuh dan melempar pandangan ke jendela besar di samping mejanya. Melihat matahari yang perlahan tergelincir dan menghilang. 

"Kerjaan lo belum kelar Ray?" lamunnya terpotong oleh pertanyaan seseorang. Nampak Bisma sudah menenteng tas kerjanya nampak akan pulang.

"Bentar lagi balik gue." tukas Raya sambil mengecek lagi emailnya untuk mengecek balasan.

"Gue duluan ya, mau rasain tarawih pertama bareng keluarga." Kata Bisma disusul anggukan Raya.

'Tarawih? Aah iya besok sudah puasa Ramadhan' pikir Raya. Tak lama balasan email yang ia tunggu tiba. Setelah mengecek beberapa hal, ia pun membereskan meja kerjanya dan bergegas pulang.

***

Apartment itu nampak temaram dengan lampu biru merah yang tersorot ke sepenjuru ruangan. Seorang perempuan terduduk di bean bag sambil memandang langit dari jendela besarnya. 

'Kalau saja iklan sirup atau tulisan Marhaban Ya Ramadan tidak muncul di mana-mana. Atau Bisma yang tadi menyebut rencananya akan tarawih bersama. Aku pasti sudah lupa kalau besok sudah Ramadhan. Dulu biasanya, seminggu sebelum Ramadhan mama selalu mengajak membuat apem untuk dibagi bagikan ke tetangga. Dan ada papa yang selalu mengajak berangkat tarawih bersama.'

Raya nampak menyeka air matanya yang jatuh di pipinya. Discrollnya kontak nomor di handphonenya. Ia menekan sebuah nama. 

"Nduk apa kabar kamu, selama ini ga ada kabar, Raya sehat sehat?" Suara di seberang menyambutnya dengan hangat. 

"Maaf budhe, Raya sehat ini sibuk banget sampe lupa pulang. Budhe sudah ke makam?" tanyanya

"Sudah nduk, budhe juga sudah minta orang rawat makam orang tuamu. Lebaran tahun ini pulang kan nduk, kamu harus nyekar." Budhe mencari kepastian.

"Belum tahu budhe, nanti Raya kabari lagi. Salam buat keluarga di sana ya Budhe." Raya memungkasi percakapan itu.

'Maaf budhe sepertinya tahun ini pun aku gak akan pulang'

***

#RWCODOPDay1

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024  

#fiksimini 

Continue reading Yang Telah Hilang di Ramadhan Raya

Sunday, March 10, 2024

Senja dan Kota Penuh Cinta - Fiksi Mini


Sejak mendarat di kota ini, aku dibuat kagum dengan arsitektur kotanya yang menarik untuk diabadikan. Bangunan berjajar rapi dengan berbagai warna cat dan bentuk fasad. Setelah perjalanan dengan bus dari kota Roma, sampai juga akhirnya. Di salah satu sudut kota, jalanan yang sesuai catatan alamat di handphoneku nampak berjajar bangunan cantik.


"Pantas saja dia betah tinggal di sini," gumamku sambil terus mengagumi suasana di kota asing ini. Kalau bukan karena satu nama itu, mana mungkin aku sampai di sini. Trastevere, terletak di selatan Vatikan, bukan area wisata yang ramai dikunjungi wisatawan asing. Sepertinya lebih banyak warga lokal. Pilihan tepat untuk tempat sembunyi.

"Ciao, sai dov'รจ Lettere Caffe?" tanyaku sambil menunjukkan alamat pada seorang laki laki yang nampak melintas. Ia kemudian menunjukkan sebuah bangunan.
"Grazie." Kataku dan segera menuju tempat yang ditunjukkannya.

Saat masuk ke Lettere Caffe dan melihat sekeliling, ada buku, vinyl, live music, dan dia. Laki laki yang membuatku rela jauh-jauh terbang dari Jakarta. Ia tengah asik memetik gitarnya. Melihatnya, aku hanya terpana. Aku pikir akan berlari menuju dia. Ternyata tidak.

"Bara!" Aku menyebut namanya. Laki laki itu menegakkan kepalanya memandangku. Tak lama wajahnya nampak terkejut dan matanya mengisyaratkan ketakutan.

"Sen.. Senja... Kamu di sini." Ia berkata terbata bata. Orang orang di cafe itu nampak kebingungan.

"Hai Bara, akhirnya aku bisa melihatmu lagi." Aku kemudian memberikan senyuman termanisku.
---
Tak lama nampak pengunjung Lettere Cafe berhamburan setelah mendengat suara letusan senjata api. Letusan ketiga diteruskan dengan suara berdebam, Bara tersungkur di atas panggung dengan bersimbah darah.

"Kenapa kamu pergi sejauh ini Bara? Kan aku sudah bilang aku mencintaimu. Aku akan menemanimu kemanapun kamu pergi. Aku bahkan sudah menyingkirkan mereka yang ada di sekitarmu saat di Jakarta. Karena kamu hanya milikku Bara, milik Senja" kata Senja.

Tidak lama, Bara nampak tidak lagi bergerak gerak. Disusul tangisan menyayat dari Senja. "Aku cinta kamu Bara." Dorr!! Letusan terakhir terdengar dan Senja pun roboh di atas tubuh Bara.
**


Continue reading Senja dan Kota Penuh Cinta - Fiksi Mini

Sunday, March 3, 2024

,

Pasien ; Cerita yang Membuat Jantung Tidak Aman dan Overthinking



Pasien || Naomi Midori || @penerbitharu || Januari, 2024 || 120 halaman

Rate : 5/5 ⭐

Seseorang hanya menjadi protagonis dalam kehidupannya sendiri, tanpa tahu dia memainkan peran antagonis dalam kehidupan orang lain.

-hlm 22-


Jika ada novel thriller Indonesia yang mencekam bahkan sejak prolog, salah satu jawabannya adalah novel Pasien ini. Set up cerita dibangun mencekam sejak awal dengan kutipan berita pembunuhan satu keluarga di suatu desa. Pembunuhan yang menggegerkan keenam anggota keluarga itu ditemukan sudah membusuk. 

Tragedi pembunuhan yang disinyalir didasari perebutan warisan dan perbuatan asusila anggota keluarganya. Hingga kemudian tersebar video asusila pasangan yang ditengarai kakak dan adik. Dan kemudian kasus itu pun tenggelam bersama misteri di baliknya

Set up cerita berlanjut dengan tokoh bernama Danisa Ramdhani dan Imelda Shafira. Danisa yang diceritakan sebagai seorang psikolog dan Imelda yang dinarasikan sebagai akuntan. Mereka berdua tak sengaja bertemu di rumah sakit. Relasi yang kemudian berlanjut sebagai psikolog dan pasien. 


Namun, berbeda dengan pasien yang biasa berkonsultasi dengan Danisa biasanya. Pada Imelda, Danisa tidak bisa membaca apapun. Ekspresi yang ia rasakan kosong. Bukan layaknya yang ia rasakan saat ada orang konsultasi padanya. Selain itu, sejak awal Imelda menekankan bahwa ia memilih Danisa bukan untuk konsultasi. Dia hanya ingin mencari teman diskusi. Aneh kan. 

Sesi demi sesi Danisa merasakan pasiennya kali ini memang berbeda. Sampai Imelda menceritakan sebuah kisah dan pengakuan. Kisah yang menjebak Danisa pada kode etik profesi. Dan di momen itu lah, Danisa merasa menyesal menerima Imelda sebagai pasiennya.

Novel ini gila sih. Gaya penceritaanya mengalir sekali. Set up ceritanya sampai ke ending plot twist sangat luar biasa. Plot twist yang buat saya lempar buku ini ke meja sambil teriak "Loh kok bisa. Loh gimana sih!" Kalau kamu menyangka ini cuma sekedar novel thriller biasa, berarti kamu salah.

Penulisnya berhasil mengacak acak emosi, membuat kita ikut berpikir cerita ini bakal berakhir seperti apa. Dan membuat ending cerita yang sangat "membagongkan". Pembaca diajak masuk dan bertualang ke POV dua tokoh utama dalam novel ini di masing-masing bab ceritanya. Novel ini bukan jenis novel thriller yang mencekam penuh jump scare. Penulis lebih banyak memainkan watak tokoh untuk membangun cerita. Meskipun demikian, rasa merindingnya dan tegangnya puj masih terasa.

Penulis bisa membuat karakter remaja pembunuh yang cerdas dan jago mengobservasi calon korbannya. Mengembangkan karakter pembunuh melalui set up cerita dengan background kisah keluarganya. Membuat pembaca yang harusnya tidak menyukai karakter pembunuh ini jadi seperti maklum atas apa yang dia lakukan. Paling ga, itu yang Nunna rasakan. Nunna jadi berpikir "Oh ya pantes lah dia bertekad sekali membunuh, karena semua kesakitan yang ia alami." Lagi-lagi pujian tentu tertuju pada penulisnya.

Suka banget pada kutipan yang saya sematkan di awal. Kadang kita itu tidak sadar tengah menjadi tokoh antagonis pada cerita hidup orang lain. Karena terbiasa merasa ia menjadi pusat dunia. 

Novel yang jelas bisa dibaca dalam satu kali duduk. Karena memang pasti ga mungkin bisa berhenti baca sampai tuntas endingnya. Sssttt... di akhir ada kejutan menarik. Baca yah. Oh ya, kalo beruntung kamu akan mendapaykan freebies unik setiap pembelian buku, ada lem tikus, dll.

Selamat Membaca.

Continue reading Pasien ; Cerita yang Membuat Jantung Tidak Aman dan Overthinking