Friday, November 26, 2021

Wake Up Call. Dan Ceritapun Berlanjut

Heum...
Bulan November seharusnya adalah bulan yang paling membuat saya bahagia. Tapi kali ini, saya mendapat banyak pengalaman dan pelajaran hidup. Yang saya sebut wake up call.

Benar kata orang bijak, lari dari masalah, skip suatu hal yang menyakitimu, menganggapnya sudah tidak ada, itu tidak lantas membuat masalah atau apapun yang mengganggumu itu hilang dan selesai. Dia hanya tersisih sejenak, bersembunyi di kegelapan, untuk suatu saat muncul kembali. Dan menghantammu mungkin dengan lebih keras.

Thats my condition right now. Secara mental, pikiran, kemudian berimbas ke fisik, dan tentu saja berdampak juga secara finansial. 

Apa yang saya pikir sudah saya lepaskan, ternyata masih belum selesai. Ketakutan untuk berkomitmen dan memulai hubungan itu terus berlanjut bahkan sampai saat ini. Saya pikir trauma atau luka batin itu sudah hilang. Ternyata belum. Dan pada akhirnya kembali menghantam saya.

Overthinking tentang banyak hal.
Apakah saya sudah cukup baik untuknya? 
Apakah saya bisa diterima?
Apakah saya bisa membersamai langkahnya?
Apakah dia mau menerima kekurangan saya?
Apakah dia bisa menerima semua cerita dan sejarah keluarga saya?
Apakah dia bisa menyayangi keluarga saya?
Apakah dia tidak akan meninggalkan saya?

Dan banyak kekalutan lain, dan percayalah jauh lebih menakutkan dari sejak awal perpisahan dulu.

Terlebih, saya masuk di rentang usia yang sudah berpikir ingin sesuatu yang stabil dan nyaman. Entah itu dalam hubungan atau standar kehidupan. 

Karena tersadar pada usia yang sudah harusnya matang dari segi apapun. Dan tersadar ada luka yang ternyata belum sembuh dan berdampak ke semuanya. Ini jadi semacam wakeup call buat saya.

Sebuah hantaman yang membuat saya tersadar banyak hal. Dan pada akhirnya memutuskan banyak hal pula. 

Salah satunya, dan mungkin ga penting bagi orang lain, tapi mungkin bisa berarti bagi proses true healing saya, adalah mengubah nick name. Neng Nunung itu nama yang saya sematkan karena panggilan di masa lalu. Terus berubah jadi apa? Nunna, kependekan dari nama asli saya, Nunung Nurna. 

Ada yang lain? InsyaAllah ada. Banyak hal yang saya lakukan untuk lebih mengakselerasi hidup saya ke arah yang tepat. Kalau kata salah satu orang baik dalam hidup saya, saya tuh kebanyakan pot. Dan ya, pada akhirnya saya akui itu. And this time to be spesialized and focused. 

Akan kembali ke fitrah sebagai penulis dan tukang cerita. Kalau bahasa saya kemarin saya mau dikenal sebagai Cuan Storyteller. Tentunya kisah saya sebagai pemburu cuan. Sudah itu saja, cukup. Selebihnya? Saya mau  bekerja secukupnya, ibadah sebanyaknya, menikmati hidup seterusnya.

Tulisan ini juga sebagai penanda, kalau blog ini akan berubah nama domain. Mungkin nickname di platform lain akan ikut menyusul berubah. Sambil saya terus menjalankan misi self true healing. 

Saya bersyukur mendapat wake up call di saat yang tepat, mungkin terlambat bagi banyak orang. Saatnya menuntaskan semuanya, ga akan lari lagi dari apapun yang melukai dan menyakitkan di masa lalu, sekarang, dan akan datang. Saya siap dan ikhlas menerima semua skenario terbaik dari Allah SWT. 

Love,
Nunna.

Continue reading Wake Up Call. Dan Ceritapun Berlanjut

Wednesday, November 3, 2021

Ali & Ratu Ratu Queens : One Way Ticket untuk Mencari Kebahagiaan

 


Anyeonghaseyoooo yorobuuuunnn
Kangeeen ga sih sama neng, ih neng mah kangen bangeettt. Ga tahu kenapa susaaaaah banget buat rajin nulis. Jangan ditiru yak. Okey kali ini neng kembali dengan sebuah ulasan. Ciyee ulasan hehehe... 

Jadi beberapa waktu lalu, di explore Instagram, timeline berita, atau fyp Tiktok, banyak banget seliweran berita tentang film baru. Ali & Ratu Ratu Queens judulnya. Awalnya pas baca judulnya doang langsung mikir, ini film apaan sih, latarnya New York pula. Ah paling cuma jadi tempelan doang. Terus pas tahu filmnya viral, mikir awalnya ah paling karena ada Iqbal Ramadhan. Pokoknya pikirannya negatif mulu dah. 

Nah, daripada neng sibuk menerka nerka dan berasumsi akhirnya dah lah ya mari kita nonton saja. 

Film Ali & Ratu Ratu Queens bermula dari kisah seorang ibu muda yang ingin mengejar mimpinya untuk berkarir di New York sebagai musisi & penyanyi. Ibu muda bernama Mia ini diperankan oleh Marissa Anita. Mia memiliki seorang anak laki-laki bernama Ali yang diperankan oleh Iqbal Ramadhan. Saat Ali masih kecil, Mia memutuskan untuk mewujudkan impiannya untuk meniti karir di New York. Suami Mia yang diperankan oleh Ibnu Jamil awalnya mengizinkan Mia pergi. Namun, seiring waktu, ia ingin Mia segera pulang ke Indonesia. Tapi Mia berkeras hati ingin tetap di New York sampai ia sukses. Hingga akhirnya mereka berpisah.

Hingga, saat Ali telah dewasa, dan ayahnya meninggal. Ali baru tahu ternyata selama ini ibunya tidak mengabaikan dan meninggalkannya begitu saja. Banyak surat dari ibunya yang tidak dibalas, termasuk tiket ke New York untuk Ali dan ayahnya. Sejak saat itu, Ali bertekad untuk pergi ke New York dan mencari keberadaan ibunya. Awalnya rencana ALi ini ditentang oleh keluarga besar ayahnya. Tapi Ali berhasil meyakinkan keluarganya terutama budenya untuk mendapatkan surat izin untuk berangkat ke New York. 

Dan petualanngan sesungguhnya pun dimulai.

Film yang juga diramaikan oleh akting ciamik Nirina Zubir, Happy Salma, Tika Panggabean, Cut Mini, Asri Welas dan lain lain ini menawarkan visual film yang berbeda menurut saya. Tidak hanya menyuguhkan cerita dengan latar negara berbeda, dalam hal ini New York Amerika. Film ini menyuguhkan budaya masyarakat urban dan para kehidupan para imigran di New York. 

Ali yang pada akhirnya tinggal di apartement bersama dengan orang orang Indonesia yang bekerja di New York. Perempuan perempuan hebat itu memiliki cerita masing masing sehingga akhirnya berjuang dan hidup di New York. Ada yang bekerja sebagai pembersih rumah, tukang pijit, dan pekerjaan serabutan lainnya. Tapi mereka pun bertahan di New York untuk mewujudkan impian mereka. 

Ini seperti khas dari kota metropolitan di negara manapun. Di Indonesia, sebut saja kota kota besar seperti Jakarta atau Surabaya yang sepertinya memiliki magnet sehingga banyak pendatang dari daerah di luar Jakarta beranggapan impiannya akan terwujud di sana.

 Apakah itu memang benar? Ya mungkin saja, tapi semua kembali pada usaha masing masing. Seberapa gigih mereka membangun bata bata impian mereka. 

Kembali ke film Ali and The Queens, Awalnya saya merasa ah ini mungkin hanya film yang menawarkan gemerlap kisah di New York atau ini hanya film cerita tentang relasi ibu dan anak yang unik antara Ali dan Mia. 

Tapi saya salah, film ini ternyata lebih jauh dari itu. Saya melihat bagaimana akhirnya Ali dapat dewasa menentukan jalan hidupnya, bagaimana ia menjadi dewasa dengan menerima ibunya yang telah memiliki kehidupan baru di New York. Saya melihat pergolakan emosi yang luar biasa sebagai seorang Ibu yang harus dihadapkan pilihan anak dari kehidupannya di masa lalu atau keluarga barunya.

Saya juga melihat bahwa setiap orang dengan latar belakang apapun berhak untuk bahagia dan mewujudkan impiannya. Dan semua itu dibayar dengan kerja keras dan ketekunan. 

Buat kamu yang pengen lihat film yang memiliki cerita yang fresh dan menawarkan value yang berbeda, sepertinya Ali and The Queens ini tontonan yang tepat. Akting setiap aktornya juga keren, bahkan Iqbal juga memerankan tokoh Ali yang agak canggung dan cool. 

Untuk film yang terfokus pada relasi Ibu dan Anak, film ini oke ga ada masalah. Untuk film yang menawarkan pluralitas, kehidupan urban di New York yang lengkap dengan culture, fashion, habit, dll film ini juga menurut saya keren banget. 

Coba nonton deh dan tinggalkan komentar tentang pendapatmu yaaah

Love 

Neng Nunung


Continue reading Ali & Ratu Ratu Queens : One Way Ticket untuk Mencari Kebahagiaan