Sunday, June 9, 2024

Mengapa Aku Menulis Banyak Hal?




Pertanyaan tentang mengapa aku menulis tentang banyak hal itu hanya bisa dijawab jika kita merunut dari awal. Iya dari awal aku mengenal tentang cerpen dan dan akhirnya menyukai membacanya. 

Pernah tahu majalah Bobo dan Mentari Putera Harapan? Iya karena dua majalah di ataslah aku mulai suka membaca cerita pendek. Tiap minggunya menanti terbitnya dua majalah itu adalah saat paling menyenangkan. Di masa remaja, ada majalah Anita dan Aneka Yess yang banyak juga terdapat cerpen. 

Dari pengalaman baca itu, aku mulai gemar menulis sejak SMP. Menulis cerpen tentunya. Dulu sarananya dengan menulis di buku tulis dulu baru diketik di mesin tik, lalu berpindah di era komputer. Begitu terus sampai di bangku SMA. Lantas, saat penentuan jurusan kuliah, guru BK bertanya mau meneruskan kuliah di mana. Entah ide dari mana, aku menjawab dengan pasti "Saya mau ambil jurusan Sastra Indonesia bu".

Saat itu, aku juga terpengaruh oleh film Ada Apa Dengan Cinta. Profesi penulis atau sastrawan itu seperti profesi impian saat itu. Iya, masih polos dan idealis. Saat lanjut kuliah baru sadar, kuliah Sastra Indonesia bukan berarti akan menjamin seseorang itu punya kualifikasi untuk menciptakan karya sastra. Termasuk, belum tentu bisa hidup dari karyanya. Terlebih jika, tulisan kita belum banyak mendapat apresiasi positif ketika diterbitkan. Aku termasuk di jajaran itu. 

Menulis bagiku saat ini hanya sebagai tempat pelarian diri untuk sejenak melepaskan beban pikiran. Bukan hanya karena sadar jika kualitas tulisanku yang belum mendapatkan apriesiasi baik tapi  juga karena dengan menulis aku bisa menuangkan imajinasi, ide, gagasan. Selain itu dengan menulis aku menjadi  bahagia. Iya sederhana semacam itu. 

Saat ini, sementara waktu aku hanya menulis blog dengan banyak bahasan random. Mulai dari review hingga sekedar curhat. Kok ga hanya satu niche saja yang ditulis? Karena bacaan saya random, isi otak juga berbagai macam ide. Jadilah seperti saat ini.

Hanya satu pesan buat aku di masa mendatang yaitu menulis saja. Tulisan apa saja di media manapun. Karena sebuah karya akan tetap menjadi karya dengan atau apresiasi dari orang lain.
Continue reading Mengapa Aku Menulis Banyak Hal?

Saturday, June 8, 2024

The Last Dance


Ruangan latihan itu nampak lengang. Hanya ada Retha yang nampak meregangkan kakinya sambil mematut di depan cermin besar di ruangan itu. Raut wajahnya nampak memikirkan banyak hal. Evaluasi latihannya hari itu, masih jauh dari sempurna. Pirouettenya masih belum on point. 
Berkali kali ia mencoba putarannya tapi masih ada koreksi dari Miss Dyna. Ia panik karena pertunjukannya sudah di depan mata. Ia tidak punya waktu lagi untuk menunda memperbaiki tariannya. Setelah sekian lama ia bergabung di dance company ini, ia mendapat kan role dancer yang penting. Ia tidak boleh gagal kali ini
***
Hari-hari Retha hanya habis di ruang latihan dan apartment yang tengah disulapnya sebagai tempat latihan. Pagi malam, ia mengesampingkan rasa lelahnya. 
Sampai sore itu tragedi terjadi. Retha dan teman-temannya tengah latihan. Ia mencoba ansamble koreografi dengan full teamnya. Tiba-tiba saat ia melakukan pirouette, Retha salah mengambil tumpuan dan terjatuh. Teriakan kesakitan Retha menggema di ruangan itu. 
Miss Dyna dan crewnya nampak panik. Mereka segera membawa  Retha ke IGD.
***
Ruangan berdinding putih itu nampak suram, hanya ada satu tempat tidur di sana. Gadis muda yang terbaring di tempat tidurnya nampak memandang jauh ke luar jendela. Air matanya nampak mengalir dalam diam.
***
"Dengan kondisi tulang kaki kirinya seperti itu, saya rasa dia tidak mungkin menggunakannya sementara waktu. Terutama untuk gerakan beresiko saat ia menari. Kalau sampai sekali lagi cedera, say  khawatir, dia tidak akan bisa berjalan" jelas dokter Jean pada ibu Retha. Penjelasan dokter itu cukup membuat ibunya shock.
***
"Retha mau tetap menari bu. Ibu tahu kan bagaimana perjuangan Retha. Ini yang Retha tunggu bu" Retha histeris dan menangis sambil terus meracau. 
*** 
Ruangan pertunjukan itu sudah penuh dengan penonton. Ada ibu Retha di kursi baris terdepan. Dari matanya nampak cemas melihat ke arah panggung. 
Lampu ruangan mati dan disambut lampu sorot ke panggung. Satu persatu ansamble tarian muncul. Retha nampak anggun dengan baju, riasan, dan rambutnya yang ditata indah. Gerakannya gemulai membuat penonton menahan nafas. Kisah perjuangan Retha untuk pulih telah menjadi rahasia umum. 
Dan ketika lampu sorot panggung mati, gedung pertunjukan itu dipenuhi suara gemuruh tepuk tangan. Layar turun. Di balik layar Retha terjatuh pingsan. 
Ia, telah mewujudkan impiannya. "Aku rela kehilangan apapun untuk malam ini.
Continue reading The Last Dance

Friday, June 7, 2024

Aku, Kamu, dan Stasiun Pemberhentian Terakhir




Wajah Jakarta yang seolah dipenuhi oleh orang-orang yang nampak tergesa dapat dilihat di stasiun dan gerbong-gerbong keretanya. Ada wajah yang nampak lelah, wajah yang menunjukkan di kepalanya dipenuhi banyak kerumitan hidup, wajah cemas akankah ia bisa mengejar waktu agar dapat tiba tepat waktu, dan juga wajah penuh rindu.

Untuk yang terakhir, kupastikan itu wajahku. Momen di stasiun sepulang kerja adalah momen yang paling kutunggu. Iya, karena ada kamu di sana. Sejak pertama kali kita bertemu, kamu selalu berangkat dengan jdawal krl dan berdiri menunggu kereta datang. Perkenalan yang canggung saat itu. Tapi semua memang berawal dalam kecanggungan bukan? 

Dimulai dari pinjam powerbank, ngobrol, bertukar nomor, hingga bertukar playlist Spotify. Anehnya, di setiap hari kita bertemu, topik pembicaraan apapun akan menjadi menarik. Hingga, aku merasa riuhnya stasiun saat itu tak terdengar. Serasa hanya ada kita berdua saat itu. Waktu perjalanan ke stasiun terakhir tujuan kita turun merupakan waktu paling indah paling tidak bagiku.

Sehari, seminggu, hingga berbulan bulan kemudian. Senin hingga jumat kita akan bertemu di stasiun. Sabtu dan Minggu kamu menjemputku di rumah untuk lari di GBK atau hanya menghabiskan waktu di cafe. Dan betul, Radit, laki-laki yang kutemui di stasiun kala itu, berhasil membuatku jatuh hati padanya. Yang membahagiakan, perasaanku tak bertepuk sebelah tangan.

Aku dibawanya bertemu keluarga besarnya, begitupun Radit keperkenalkan ke keluargaku. Restu pun dengan mudahnya kami genggam. Meskipun aku merasa too good to be true, tapi aku sangat bersyukur hubungan kami nampak dipermudah. Tapi sungguh aku risau, karena aku merasa hubungan kami seakan begitu lancar tanpa aral.

Ketakutanku seakan terjawab dua minggu sebelum hari pernikahan kami. Radit kecelakaan saat mengendari motor gedenya. Saat mendengar kabar itu dari Bundanya Radit, aku mematung cukup lama. Aku masih mencerna semua informasi yang aku terima baru saja. Sebelum akhirnya aku bergegas menuju RS Siloam. Papa Mama turut menemaniku, karena menurut mereka aku terlalu labil kalau ke sana sendirian. Dan betul saja, sepanjang jalan aku hanya dapat menangis di pelukan mama.

Menunggu Radit ditangani di kamar operasi sepertinya waktu berjalan sangat lambat. Setelah kurang lebih satu jam, dokter nampak keluar dari ruang operasi menemui orang tua Radit. Samar kudengar dokter telah melakukan segala upaya terbaik, tapi... Tiba tiba pandanganku gelap saat mendengar penjelasan dokter. 

---
Aku kembali ke stasiun tempat kami bertemu. Kali ini aku sendiri. Hanya berdiam mematung. Di antara lalu lalang orang. Dan air mataku terus mengalir setiap aku melangkahkan kaki ke stasiun ini. Aku merasa kosong. 
--- 
Breaking News
Seorang wanita berusia sekitar 25 tahun berusaha melakukan bunuh diri dengan loncat ke jalur kereta. Tubuh wanita muda itu terseret beberapa meter. Nyawanya tidak dapat terselamatkan. Jenazahnya dibawa ke rumah sakit Siloam.
Continue reading Aku, Kamu, dan Stasiun Pemberhentian Terakhir

Thursday, June 6, 2024

Perjalanan Terakhir ; Sebuah Kisah tentang Cinta




Sore itu berjalan begitu lambat. Perdebatan semalam membuat Regi nampak murung seharian di kantor. Moodnya berantakan dan matanya nampak sembab. Iya, untuk kesekian kalinya semalam ia dan Danu berdebat untuk topik yang selama ini menjadi momok dalam hubungan mereka. Selama 4 tahun hubungan mereka, hampir dilalui tanpa aral. Mereka saling mencintai, sama sama saling support di karir keduanya, dan punya visi yang sama dalam menatap masa depan. Hanya satu yang membuay hubungan yang tadinya hangat menjadi dingin layaknya salju abadi di kutub. Perbedaan agama keduanya.

Bukannya mereka berdua menutup mata atas perbedaan yang ada. Selama ini mereka sama sama yakin, love will wins after all. Tapi semakin bertambah usia, tekanan dari keluarga masing-masing, dan Danu yang mulai kembali belajar dan mendalami agamanya, membuat mereka makin sering bertemu dalam diskusi panjang mengenai perbedaan antara mereka. 

"Aku gak akan mau memaksamu ikut aku Re, meskipun aku selalu berdoa dan berharap bisa beribadah dengan istriku nanti. Aku mau kalau kamu mualaf, itu karena kesadaranmu sendiri," ucap Danu malam itu. Perkataan yang membuat Regina terdiam dan merenung.

"Dalam doamu, nama siapa yang kamu sebut sebagai istrimu kelak mas? Apa tidak bisa kita seperti sebelumnya saja? Toh selama ini kita baik-baik saja" jawab Regi.

"Maksudmu apa? Tentu kamu yang aku harapkan menjadi istriku Re. Susah Re, satu kapal tidak mungkin punya dua tujuan. Aku mau kita sama sama hingga nanti ke surga" tukas Danu.

Regina memandangi laki laki di hadapannya. Ia seperti tak mengenali lagi laki-laki di hadapannya itu. Ia kecewa karena sepertinya ketakutannya selama ini akan terjadi. Ia mungkin akan kehilangan laki laki yang dicintainya. Atau mungkin bahkan sudah kehilangan?

Regi memegang tangan Danu dan berkata "Mas, aku lepaskan kamu untuk menemukan jodoh dan calon istri sesuai yang kamu inginkan. Sepertinya kita benar benar sudah tidak bisa sejalan. Perubahanmu sekarang membuatku tak bisa lagi mengimbangi langkahmu mas." 

Kata kata yang membuat Danu terperanjat. Bukan ini yang dia harapkan. Regi nampak menitikkan air matanya dan melepas genggaman tangannya pada Danu. Dan iapun beranjak pergi meninggalkan sisi Danu yang terduduk di pinggir motornya. Ia sadar keputusannya berat malam itu, tapi Regi juga sadar tidak bisa menghalangi Danu mendapatkan jodoh yang terbaik menurutnya.

Perjalanan mereka kemarin adalah perjalanan terakhir mereka. Padahal perjalanan ini yang dinantikan Regi selama ini. Danu selalu menjanjikan untuk pergi ke pantai di Malang Selatan. Tapi yah, perjalanan terakhirnya cukup indah untuk dikenang meskipun pada akhirnya mereka sama sama terluka.

Dan sekarang, Regi berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkan semua luka dari dirinya atas keputusan yang diambilnya. Ia yakin, ini yang terbaik. Karena harusnya sejak awal dia tahu, akhir macam ini akan bisa terjadi kapan saja.
Continue reading Perjalanan Terakhir ; Sebuah Kisah tentang Cinta

Wednesday, June 5, 2024

I'm Mirroring You

I'm mirroring you...

Kalau kamu bertanya mengapa sikapku berubah? 
tak lagi semangat membalas pesanmu
Tak lagi cepat menjawab dering telpon saat namamu muncul
Tak seceria dan sehangat dulu...
Maka bercerminlah
Dan bertanyalah pada dia yang sosoknya kau lihat di cermin 
pada malam malam sebelumnya
Bagaimana kau membuatku menunggu dan menangis 

Aku tak berubah
Aku hanya menjadi dirimu
Aku hanya mengikuti bagaimana kau bersikap padaku... 

Kamu menganggapku menyebalkan karena berubah?
Bayangkan apa yang kurasakan tentangmu selama ini

Hari hari kemarin kamu begitu angkuh dan pongahnya menunjukkann kuasamu padaku
Seakan aku hanya kerikil yang bisa kau singkirkan tiap saat, jika mengganggu jalanmu
Apa kau melihatku berubah sikap saat itu?
Apa kau melihatku sedikit saja mengeluh padamu saat itu?
Tidak kan?

Malam malam lalu, saat kamu selalu menemukan alasan untuk hilang tanpa kabar
Dan datang tiba tiba tanpa rasa bersalah
Dengan wajahmu yang datar, bahkan tak menanyakan apa aku menantimu sepanjang malam?
Tidak ada. 
Kamu terlalu angkuh bahkan sekedar untuk menanyakan perasaanku dan meminta maaf.
Apakah saat itu kau melihatku merajuk padamu dan meminta mengindahkanku? Tidak kan?

Aku hanya diam
tetap memberikan senyum terbaikku
Bersikap hangat setiap kamu datang
Menyambut kehadiranmu yang sedingin salju abadi di puncak tertinggi bumi
Tak ada secuilpun rasaku berkurang atau berubah padamu, saat itu

Tapi, apa yang terjadi...
Kau tetap pongah
Kau tetap bersifat melangit
Kau tetap menganggapku pemanis dalam ruang hidupmu
Terus kau lakukan
Hari demi hari berganti
Dan akupun lelah

Iya, aku lelah.
Saat ini, aku hanya ingin menjadi cermin bagimu
Bukankah ada pepatah, bahwa jodoh kita nantinya adalah cerminan diri kita
Karna aku telah berdoa dan meminta pada Tuhan untuk kamu menjadi jodohku
Aku akan menjadi cerminanmu
Hingga kau lelah dan sadar
Bahwa tak sedetikpun kebersamaan kita, kau memberiku ketenangan hati
Jangankan bahagia, aku selalu ketakutan di sisimu
Takut membuatmu marah
Takut melakukan kesalahan
Takut kehilanganmu

Jadi sayang, sungguh jangan bertanya mengapa aku berubah saat ini
Karena ini adalah kamu dalam wujud aku.

Continue reading I'm Mirroring You

Tuesday, June 4, 2024

Aku Bersyukur Atas Hari Ini


Hai Teman Nunna 


Apa kabar hari ini?

Semoga kamu yang membaca blog ini baik menemukannya secara tidak sengaja ataupun memang secara khusus hadir, berada di keadaan yang sehat secara fisik, mental, dan finansial. Eh, yang terakhir itu penting loh. Backbonenya kalo Nunna bilang mah. Kalo finansial sehat, meskipun fisik dan mental lelah, gampang buat kita healing kan. Bener ga?


Hari ini, Nunna pengen ngeluh tapi ga boleh. Katanya, apapun yang terjadi dalam hidup kita, sepahit apapun itu wajib untuk kita tetap bersyukur. Dari segala hal buruk yang terjadi hari ini, apa mungkin Nunna bisa menutup mata atas banyak sekali nikmat yang dirasakan hari ini. Jangan sampai kita kufur nikmat hanya karena ada hal hal yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi kita.


Aku bersyukur atas hari ini... 

Bangun tidur dengan segar, tanpa pusing dan sakit kepala yang seharian kemarin Nunna alami itu sangat disyukuri.

Bisa makan tanpa keluhan di perut dan mual hingga muntah hari ini pun sangat Nunna syukuri.

Memiliki orang orang baik yang memperhatikan Nunna, menanyakan kabar, kondisi kesehatan, dan hal lainnya juga satu hal yang sangat aku syukuri hari ini.

Ada orang-orang yang senantiasa siap menyediakan tangan saat kita olengpun, itu sangat Nunna syukuri hari ini.


Meskipun ya, seharian ini dada rasanya ingin meledak, kepala mendidih, emosi, dan banyak rasa dan hal buruk dirasa. Rasanya pengen nangis, pengen mengeluarkan semua kegundahan dihati, tapi tertahan. Jadinya di dada tuh nyesek gitu. 


Gak bisa, hari ini tetap harus berjalan sebagaimana mestinya. Pekerjaan harus tetap dituntaskan meskipun dalam diri ini bergemuruh. Apakah bisa terselesaikan? Bisa. Dengan hati dan pikiran yang berantakan tapi masih bisa terlihat baik baik saja, aku pun bersyukur karenanya.


Tapi Nunna percaya, ada rencana indah yang ada di depan sana. Rencana Allah SWT selalu yang terbaik kan? Meskipun mungkin, saat ini kita masih belum dapat  merabanya. Percaya saja, akan ada pelangi indah setelah hujan badai. 


Betul kan? Sekarang saatnya meletakkan kepenatan. Mengevaluasi diri. Merenungkan apa yang terjadi seharian ini. Dan atas semua yang terjadi hari ini...


Alhamdulillah hirabbil 'alamin


Continue reading Aku Bersyukur Atas Hari Ini

Monday, June 3, 2024

,

Tanah Tabu ; Kekayaan dalam Kesederhanaan Tanah Tabu Papua


Tanah Tabu || Anindita S Thayf || GPU ||  November 2015 || 195 halaman || Baca di @gramediadigital

Rate : 5/5 ⭐

Memilih novel Tanah Tabu ini karena challenge membaca buku atau novel yang underated maupun overated. Dan novel ini masuk jajaran novel underated di Goodreads dengan rating 3.95. Kok bisa? Padahal novel karya Anindita S Thayf ini merupakan pemenang 1 Sayembara Novel DKJ 2008. Penasaran dong Nunna. Dan, mari kita ulas. 

---

Di ujung sabar, ada perlawanan.

Di batas nafsu, ada kehancuran.

Dan air mata hanyalah untuk yang lemah.


Potongan kata kata yang tersemat di awal kisah ini seperti merangkum semua kisah yang tersurat dan tersirat dari novel ini. Novel berlatar tanah Papua ini berkisah tentang sekeluarga yang isinya perempuan semua. Mabel, Mace, dan Leksi. Juga ada dua peliharaan mereka anjing dan babi, Kwee dan Pum, yang sangat mereka sayangi. 


Memiliki tokoh utama yang kesemuanya perempuan di tanah Papua, menjadi poin yang menarik menurut saya. Perempuan yang masih dianggap sebagai warga kelas dua yang tidak lebih berharga dari anak laki laki di sana menjadi kontras dengan keluarga Mabel, Mace, dan Leksi. Mabel merupakan sosok yang sangat tangguh dan teguh dalam prinsipnya. Pengalamannya di masa lalu membuatnya membenci orang asing datang ke tanah Papua. Orang-orang yang merampas hak mereka di sana. Mabel dan Mace bertekat untuk terus berjuang agar anak dan cucunya dapat kehidupan yang lebih baik nantinya. 


Novel ini menarik sekali. Konflik antar tokoh yang dibangun sangat natural. Bahasa dan diksi yang digunakan juga sederhana sekaligus indah. Tidak rumit dipahami. Pembaca seakan dibawa ke kondisi real di tanah Papua dan turut terlibat di percakapan antar tokohnya.


Salah satu dialog yang sangat saya suka 

"Zaman sekarang hanya sedikit orang baik yang tulus, Lisbeth, apalagi orang kaya dan pejabat. Jadi kalau mereka berbuat baik kepadamu, berhati-hatilah dan tunggu saja. Tagihannya akan menggedor pintu rumahmu sebentar malam. Seketika itu juga, dia akan menjadi tuanmu. Kau suka atau tidak suka."

Hlm 172

Jujur, saya bingung mengapa novel ini mendapat rating di bawah 4 di Goodreads. Menurut saya, novel ini sangat menarik dibaca kalau kamu ingin merasakan suasana masyarakat di tanah Tabu atau tanah Papua. Ingin tahu, bagaimana kesederhanaan mereka yang kerap kali dimanfaatkan untuk banyak kepentingan. Jika kalian ingin merasakan semua kekayaan Tanah Papua dalam versi yang sederhana. Silakan baca novel ini.


Selamat membaca.

Continue reading Tanah Tabu ; Kekayaan dalam Kesederhanaan Tanah Tabu Papua

Thursday, May 30, 2024

Hai Kamu di Masa Depan, Apa Kabar?

 


Hai kamu di masa depan, apa kabar? 

Kamu baca ini kira-kira berapa tahun lagi ya? 5 tahun? 10 tahun? atau berapa tahun lagi? 
Apakah saat kamu membaca tulisan ini, kamu masih susah tidur saat malam? masih suka overthinking? masih sering menangis sendirian di kamar, eh tapi gak lama bisa pura pura ceria lagi saat berbicara dengan orang di seberang telepon? Apa kamu juga masih sering insecure dengan apa yang kamu miliki saat ini? 

Nunna
Dengarkan aku baik-baik. Sebelumnya aku meminta maaf ya, karena jika sampai nanti kamu membaca tulisan ini, kamu masih mengalami hal hal buruk di atas. Itu murni kesalahanku di masa ini. Sekali lagi aku mohon maaf ya. Karena mungkin saat ini aku belum menemukan solusi untuk menghempaskan hal-hal buruk itu dari diri kita.

Iya, saat ini aku masih sulit tidur saat malam, bahkan beberapa kali aku harus mengonsumsi obat atau suplemen. Aku juga masih sering overthinking, maklum ya kan kamu tahu kita Scorpio ini sulit terlepas dari overthinking. Begitupun dengan insecure dan kegemaran menyembunyikan luka dan kesedihan sendiri dari orang lain.

Aku gak ingin kamu merasakan itu lagi di masa depan. Aku akan berusaha sekuat mungkin untuk mengubah segala hal yang buruk dari diri kita saat ini. Agar kamu bisa hidup lebih damai dan bahagia di masa depan. Kamu percaya kan kita bisa? Kumohon percayalah padaku di masa ini. Meskipun ya, aku tidak tahu harus memulai dari mana untuk menyembuhkannya.

Tapi, semisal akupun belum sepenuhnya berhasil memulihkan semua luka dan semua hal buruk dalam diri ini, Nunna di masa depan, aku yakin kamu pasti bisa melewatinya. Seperti kita di masa ini. Aku yakin, kamu saat itu telah bertransformasi menjadi perempuan matang yang bahagia dan akan bisa terus berdamai dengan keadaan. Kamu bisa bahagia tanpa alasan orang lain atau hal lain di luar diri kamu. Kamu bisa membahagiakan orang-orang di sekelilingmu tanpa mereduksi kebahagianmu. 

Mari kita usahakan kebahagiaan kita sendiri ya Nunna.

Peluk cinta untukmu.

Dari kamu di masa ini.

Continue reading Hai Kamu di Masa Depan, Apa Kabar?

Sunday, May 5, 2024

Ini Tentang Kopi dan kamu


Kata orang cinta bisa mengubah seseorang. Entah menjadi lebih baik, atau jadi pribadi yang menyebalkan. Bagaimana tidak, jatuh cinta dapat mengubah seseorang yang dulunya bermusuhan dengan kopi karena lambungnya sering berontak menjadi peminum kopi. Meskipun belum menenggak kopi ala bapak bapak yang pahitnya sepahit kenangan mantan. Orang bodoh itu aku, dan jatuh cinta padamu membuatku berubah.


Si perempuan mandiri ini menjadi lebih manja dan tergantung padamu. Bercakap denganmu sembari menyesap secangkir kopi seakan menghentikan rotasi bumi. Dan semua terpusat padamu. Cerita hari-harimu, pikiran liarmu saat menilai politisi, kepongahan anak mudamu yang meledak ledak, dan banyak hal lain. Yang jujur semua itu di luar duniaku. Mengertikah aku apa yang kamu bicarakan? Percayalah aku berusaha keras untuk itu. Aku lebih sering terbuai dan tenggelam di pandangan matamu.


Setiap kali kita bertemu, kupilih kopi yang sama. Kopi Gula Aren. Aku tak ingin lagi berspekulasi dengan rasa kopi lain. Karena aku yakin, saat bersamamu, semua spekulasiku dalam hidup akan gugur. Dan yang ada hanya kamu. Kamu dan kopi adalah warna baru dalam hidupku. Sayangnya terlalu candu keduanya, hingga aku takut semua ini berakhir saat kopi di cangkir itu habis disesap. Bahkan sebelum di ujung perbincangan.

Jika itu terjadi, akankah kopi itu masih nyaman kusesap? 

Continue reading Ini Tentang Kopi dan kamu

Friday, May 3, 2024

Rindu yang Tak Tertuntaskan


Kata orang, pertemuan setelah memendam rindu panjang adalah sebuah hal yang percuma. Hanya membuat rindu semakin dalam saat kembali berpisah. Itulah yang dirasakan setiap perantau di kala musim mudik. Mungkin terlalu pongah kalau menggunakan kata setiap perantau yah. Ya, paling tidak bagiku sebagai perantau. 

Merantau ke ibukota (yang sebentar lagi mungkin berubah status) membuatku jauh dari keluarga di Surabaya. Apakah aku sedih dengan keputusan itu. Tidak. Pergi ke Jakarta adalah salah satu keputusan terbaik yang aku ambil dalam hidup. Namun, setiap keputusan selalu lengkap dengan konsekuensinya.

Mudik kemarin, menurutku adalah periode mudik terberat secara batin bagiku. Ada rindu yang sepertinya tidak tuntas ditunaikan. Masih ingin lama memeluk mama. Masih ingin lama bermain dengan keponakan. Masih ingin lama bertengkar manis dengan saudara. Rindu yang tak tertuntaskan dan aku harus kembali ke Ibukota dan menyudahi sukaria mudik. 

Rindu yang nantinya akan kupupuk, hingga pertemuan lagi di masa mendatang. Tapi kapan? Akankah periode mudik mendatang? Masihkah aku ada usia sampai di masa itu? Jika usiaku hanya sampai malam ini saja, lantas bagaimana aku menuntaskan rindu? 

Mudik yang penuh sukaria saat hari pertama tiba, akan berubah penuh sedih dan airmata jika saatnya kembali pulang. Begitu saja terus hingga rindu akan terus tak tuntas ditunaikan. 

Continue reading Rindu yang Tak Tertuntaskan

Thursday, May 2, 2024

Rumah yang Kita Semogakan


Ruang itu penuh sesak dengan barang. Menyisakan sedikit ruang untuk penghuninya bergerak dan tidur. Seorang ibu nampak menggelar kasur lipat. Dua anak balita nampak mematung menunggu sang ibu selesai. Ibu itu melihat ke atap rumahnya.


"Sini nak dekat ibu. Ibu jagain biar kakak dan abang gak kena hujan," wajah penuh kasih itu mencoba menepis kerisauan anaknya. Ia memeluk mereka berdua dan mengajak buah hatinya berdoa "Ya Allah semoga suatu hari nanti, Ibu, kakak, abang diberikan kesehatan, rezeki yang berkah, rumah nyaman dan lapang" Terdengar suara mengaminkan dari dua bocah itu.

***

Rania nampak sibuk dengan setumpuk berkas di mejanya. Ia tengah memeriksa dokumen yang nanti akan menjadi bahannya di ruang pengadilan. Telepon di mejanya berbunyi, terdengar suara sekretarisnya di seberang. 

Iapun bergegas membereskan berkas berkasnya dan berjalan tergesa keluar ruangan. 

Kemudian ia teringat sesuatu. Diambilnya gawainya dan mengirim pesan pada seseorang

***

Rania dan Bayu menuntun ibunya turun dari mobil. Ibu menangis melihat megahnya rumah di hadapan mereka. Ibu berhasil membesarkan dua anak yang hebat, Rania kini adalah seorang pengacara muda ternama, sementara Bayu adalah seorang pengusaha sepatu sukses.

"Ibu jangan menangis, rumah ini adalah jawaban dari semua doa ibu setiap malam." Ucap Rania. Mereka bertiga kemudian tersenyum dan berpelukan.



#Meinulis

#MeinulisDay02

Continue reading Rumah yang Kita Semogakan

Wednesday, May 1, 2024

Kuli Batu itu Satu Pintu Surgaku

Arni nampak terbangun dari tidurnya dengan panik. Meraih jam yang ada di sisi kasurnya kemudian panik. "Yaaah telat ini. Harusnya tadi aku ga tidur lagi begitu sampai rumah." Gerutuan Arni terus berlanjut sampai dia siap dengan seragamnya dan berangkat sekolah. Ibunya pasti masih di puskesmas menemani bapak yang semalam mereka temukan di proyek dalam keadaan lemah.

Arni dan ibunya mendatangi proyek tempat bapaknya bekerja karena mendapat kabar dari mandor proyek bahwa bapaknya sakit. Mereka berdua berangkat ke Jakarta segera setelah mendapat telepon. Iya, bapak Arni adalah buruh bangunan di Jakarta. Beliau menjadi kulit angkut batu. 

Tapi, selama ini Arni tak pernah menceritakan pekerjaan bapaknya ke teman-temannya. Ia hanya menjelaskan kalau bapaknya dagang di Jakarta jika ada yang bertanya pekerjaan bapaknya. Saat itu Arni malu mengakui bapaknya adalah buruh bangunan yang pulang seminggu sekali dari Jakarta.

Namun, kejadian semalam mengubah semuanya. Ia melihat bagaimana bapaknya tetap bekerja keras meskipun kondisinya sakit parah. Arni memeluk ibunya dan menangis melihat bapaknya batuk parah dan nampak kurus sekali tak seperti biasanya.

"Pak, maafkan Arni. Harusnya Arni bangga punya bapak. Pulang pak, istirahat ya pak." Arni berkata sambil memeluk bapaknya dan menangis. Sejak malam itu Arni berjanji tidak akan malu memiliki bapak seorang buruh bangunan. 
Continue reading Kuli Batu itu Satu Pintu Surgaku

Tuesday, April 30, 2024

,

Tanah Tabu ; Kekayaan dalam Kesederhanaan Tanah Tabu Papua


Tanah Tabu || Anindita S Thayf || GPU ||  November 2015 || 195 halaman || Baca di @gramediadigital

Rate : 5/5 ⭐

Memilih novel Tanah Tabu ini karena challenge membaca buku atau novel yang underated maupun overated. Dan novel ini masuk jajaran novel underated di Goodreads dengan rating 3.95. Kok bisa? Padahal novel karya Anindita S Thayf ini merupakan pemenang 1 Sayembara Novel DKJ 2008. Penasaran dong Nunna. Dan, mari kita ulas. 

---

Di ujung sabar, ada perlawanan.

Di batas nafsu, ada kehancuran.

Dan air mata hanyalah untuk yang lemah.

Potongan kata kata yang tersemat di awal kisah ini seperti merangkum semua kisah yang tersurat dan tersirat dari novel ini. Novel berlatar tanah Papua ini berkisah tentang sekeluarga yang isinya perempuan semua. Mabel, Mace, dan Leksi. Juga ada dua peliharaan mereka anjing dan babi, Kwee dan Pum, yang sangat mereka sayangi. 

Memiliki tokoh utama yang kesemuanya perempuan di tanah Papua, menjadi poin yang menarik menurut saya. Perempuan yang masih dianggap sebagai warga kelas dua yang tidak lebih berharga dari anak laki laki di sana menjadi kontras dengan keluarga Mabel, Mace, dan Leksi. Mabel merupakan sosok yang sangat tangguh dan teguh dalam prinsipnya. Pengalamannya di masa lalu membuatnya membenci orang asing datang ke tanah Papua. Orang-orang yang merampas hak mereka di sana. Mabel dan Mace bertekat untuk terus berjuang agar anak dan cucunya dapat kehidupan yang lebih baik nantinya. 

Novel ini menarik sekali. Konflik antar tokoh yang dibangun sangat natural. Bahasa dan diksi yang digunakan juga sederhana sekaligus indah. Tidak rumit dipahami. Pembaca seakan dibawa ke kondisi real di tanah Papua dan turut terlibat di percakapan antar tokohnya.

Salah satu dialog yang sangat saya suka 

"Zaman sekarang hanya sedikit orang baik yang tulus, Lisbeth, apalagi orang kaya dan pejabat. Jadi kalau mereka berbuat baik kepadamu, berhati-hatilah dan tunggu saja. Tagihannya akan menggedor pintu rumahmu sebentar malam. Seketika itu juga, dia akan menjadi tuanmu. Kau suka atau tidak suka."

Hlm 172

Jujur, saya bingung mengapa novel ini mendapat rating di bawah 4 di Goodreads. Menurut saya, novel ini sangat menarik dibaca kalau kamu ingin merasakan suasana masyarakat di tanah Tabu atau tanah Papua. Ingin tahu, bagaimana kesederhanaan mereka yang kerap kali dimanfaatkan untuk banyak kepentingan. Jika kalian ingin merasakan semua kekayaan Tanah Papua dalam versi yang sederhana. Silakan baca novel ini.

Selamat membaca.

Continue reading Tanah Tabu ; Kekayaan dalam Kesederhanaan Tanah Tabu Papua

Monday, April 8, 2024

,

Akar Pule; Kisah Perempuan Tanah Bali

Akar Pule || Oka Rusmini || Grasindo ||  Mei 2023 || 252 halaman || Baca di @gramediadigital

Rate : 5/5 ⭐ 


Membaca kumpulan cerpen Akar Pule karya Oka Rusmini ini seperti pembaca dihisap untuk masuk di cerita yang sarat akan budaya Bali dari sudut perempuan. 

Terdiri dari 10 cerpen antara lain, 

• Bunga

• Palung

• Sepotong Tubuh

• Seorang Perempuan dan Pohonnya

• Sawa

• Pastu

• Sipleg

• Grubug

• Akar Pule

• Tiga Perempuan

Penulis menarasikan tubuh perempuan di antara budaya patriarki di Bali. Kisah tengan permpuan Bali yang cantik, eksotis, magis, dan menyimpan banyak duka untuk di"telanjangi". 

Jika selama ini perempuan dijadikan sebagai objek, di kumcer ini semua cerita mengusung perempuan sebagai subjek. Tokoh tokohnya dipenuhi perempuan Bali dengan berbagai karakter. Ada yang begitu lemahnya untuk melawan karena terlalu lama oleh belenggu. Namun, ada juga sangat overpower sehingga memiliki karakter yang kuat. 

Yang tidak terbiasa dengan bahasa yang "kasar dan lugas" tentu akan terkaget-kaget di awal. 

Namun, overall buku ini berhasil meluaskan cakrawala pembacaan bagi pembacanya. Baik itu dari segi bahasa hingga isu patriarki yang kental di setiap ceritanya.

Selamat membaca. 


Continue reading Akar Pule; Kisah Perempuan Tanah Bali

Saturday, April 6, 2024

There is No Ending, Just a Beginning


Pertama kali saat ada unggahan tentang tantangan One Day One Post, saya sempat ragu untuk ikut atau tidak. Apakah akan bisa mengikuti atau tidak. Juga pertanyaan lain tentang untung dan ruginya mendorong limit setiap hari untuk menemukan ide ide cerita. Iya cerita, karena saya sudah niatkan, jikapun saya ikut serta dalam challenge ini, maka karya yang saya unggah hanya berupa fiksi mini. 


Akhirnya tantangan diterima. Total akan ada 25 tulisan yang diunggah setiap hari. Hari-hari pertama masih bisa menggunggah karya tepat waktu. Namun, karena berbarengan dengan Ramadhan, menyeimbangkan antara kegiatan utama, ibadah, hobi, dan juga challenge-challenge merupakan tantangan tersendiri bagi saya. Beberapa kali terlambat setor. Tapi alhamdulillah finish stronger.


Tema yang dipilihkan oleh panitia juga menantang. Beberapa tema sengaja dipilihkan yang tidak biasa sehingga peserta challenge harus memeras otak dan memeram ide. Misal tema "Chand Raat", bahkan bagi saya ini baru pertama kali mendengar padanan kata tersebut. Tapi banyak tema yang masih familiar. 


Ini, adalah hari terakhir challenge one day one post. Tapi yang saya percaya ini bukanlah akhir, namun merupakan awalan dari perjalanan untuk konsisten menulis karya dan tentu saja membaca karya. Semoga kedepannya ada kegiatan yang terus merangsang sel sel kelabu di otak untuk bisa menulis sepanjang usia.


Konsisten menulis adalah satu hal yang harus diupayakan. Kualitas tulisan adalah hal yang berbeda. Saya percaya, kualitas tulisan akan membaik seiring kita terus berproses konsisten menulis. Otomatis dengan konsisten menulis kita juga tergerak untuk membaca sumber bacaan apapun. 


Semoga semua karya yang saya tuliskan berkenan dan sampai ke pembacanya. Sampai bertemu di platform menulis lainnya.



#RWCODOPDay25

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading There is No Ending, Just a Beginning

Hilal yang Tak Nampak


Mendekati Lebaran ada satu hal yang dinanti banyak orang. Apalagi kalau bukan munculnya hilal yang menandakan bergantinya bulan dari Ramadhan ke Syawal. Beberapa petugas telah disebar di titik titik pantauan hilal untuk memastikan terlihat atau tidak bulan sabit muda pada arah dekat matahari terbenam.


Tapi, hilal bukan hanya bermakna bulan sabit yang terbit pada tanggal satu bulan Qomariah. Bagi Arsy, bilal juga menjadi bahan selorohannya ketika ada yang melontarkan pertanyaan-pertanyaan template untuknya. 

"Kok ga bawa calonnya dikenalin ke om tante."

"Kapan nikah?"

"Sudah daper THRnya?"

"Sendirian di masa tua itu ga enak loh, kapan bawa calon suaminya."

Dan banyak pertanyaan template lain yang pada akhirnya akan dibalas Arsy dengan jawaban "Hehehe belum nampak hilalnya, doakan saja." 


Betul, kata "hilal" menjadi senjata Arsy agar semua nampak komedi. Tentu agar ia tak terlalu sakit hati. Momen Lebaran dan mudik harusnya menjadi momen yang membahagikan namun masih ada saja kata-kata atau pertanyaan yg minus empati. Arsy sudah ada di tahap santai. Sebelumnya, pertanyaan dari kerabatnya berasa seperti sembilu yang mencabik dadanya. Ia sudah berdamai dengan semuanya.


Proses berdamainya itu ia dapatkan saat terus mendalami ilmu agama. Ia ikut kajian di sana sini, membaca buku, mengikuti kegiatan-kegiatan di komunitas hijrah, dan banyak lagi. Ia pun mendapat nasihat dari salah satu guru, perihal jodoh itu hak Allah SWT menentukan kapan akan muncul. 

"Fokus saja memperbaiki diri, perbaiki ibadahmu, pasrahkan ke Allah SWT. Tetap ikhtiar yang terbaik, tapi jangan mengambil alih peranan Allah SWT. Jodoh, rezeki, maut, semuanya itu adalah ranah Allah SWT" nasihat itulah yang terus Arsy pegang saat ini.


Jadi kalau Arsy ditanya mengapa bisa sesantai itu, iapun menjawab "Tenang saja kak, aku punya Allah SWT. Aku ikut skenario terbaik Allah SWT."




#RWCODOPDay24

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024

Continue reading Hilal yang Tak Nampak

Trip Dadakan Berujung Padusan



Menjelang bulan Ramadhan lalu, Dio  mendapatkan tugas untuk audit ke kantor cabang di Surabaya. Pekerjaan yang selalu disuka Dio kalau bisa tugas ke berbagai daerah di Indonesia tempat kantornya memiliki cabang. Karena selain bekerja, ia bisa punya kesempatan untuk eksplor kota yang dikunjunginya. Kulinernya, budayanya, sejarahnya, bangunan-bangungan tuanya, dan masih banyak lagi lainnya.


Surabaya, Dio sudah beberapa kali ditugaskan di kota ini. Ia juga sudah akrab dengan beberapa koleganya di Surabaya. Salah satunya, Rahmad. Siang itu, Rahmad tengah mengajak Dio makan siang di salah satu warung soto legend di Surabaya, Soto Ayam Cak Har di jalan Merr. Iseng-iseng ia bertanya pada Dio.


"Di, besok sudah ada planning ga?" tanya Rahmad.

"Masih kosong sih mas. Semua pekerjaan udah kelar hari ini sih. Ada apa?" tanya Dio balik.

"Mau ikut aku ga ke Pacet," jawabnya.

"Pacet? Tempat apa itu mas? Jauh dari sini?" tanya Dio. 

Rahmad nampak mengunyah sendokan nasi dan kuah soto yang baru saja dilahapnya. Tak lama ia menjawab, "Pacet itu daerah wisata, masuk wilayah Mojokerto. Kalo di Jakarta semacam Puncak lah. Kalo kamu mau, saya ajak padusan ke Pacet,"

"Padusan? Apa lagi itu mas? Banyak kali istilah baru mas kenalkan ke saya hri ini." Tukas Dio sambil tertawa.

"Padusan itu tradisi masyarakat di Jawa untuk menyambut bulan Ramadhan. Tradisi peninggalan nenek moyang lah. Nanti kita akan mandi bersama-sama warga lain yang datang ke pemandian." Jelas Rahmad.

"Trus fungsinya apa mandi bersama gitu mas?" Dio mulai penasaran.

"Tradisi ini tumbuh subur di wilayah jawa tengah dan jawa timur. Nah Pacet ini salah satu lokasi padusan di Jawa Timur. Fungsinya itu kaya kita mensucikan diri sebelum masuk bulan suci Ramadhan. Sehingga kita bisa siap jiwa dan raga menyambut Ramadhan. Ada juga yang bilang, saat Padusan juga waktu yang tepat untuk menginstropeksi diri atas kesalahan di masa lalu. Kemudian saat membasuh tubuh itu seolah olah kita kembali suci karena semua kesalahan di masa lalu sudah luruh dengan air," Dio nampak menyimak penjelasan mas Rahmad yang panjang lebar.

"Gimana ikut ga? dijelasin malah bengong." Kelakar Rahmad.

Tanpa lama berpikir Dio menjawab "Gas kuylah ikut saya. Berang berang bawa tongkat, berangkaaatt" Rahmad tertawa melihat reaksi Dio atas ajakannya.

Keesokan harinya, sesuai janji Rahmad mereka berdua jadi ke Pacet. Sampai lokasi, Dio tercengang dengan banyaknya orang di pemandian itu. Kebanyakan dari mereka masih menggunakan pakaian yang melekat di tubuh. Dio pun mengikuti aba-aba Rahmad untuk ikut turun ke pemandian. Pengalaman pertama Dio yang akan dikenangnya selalu. Padusan di Pacet.


#RWCODOPDay22

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Trip Dadakan Berujung Padusan

The War is Over



Ramadhan tahun ini berasa seru banget dan berasa banget toleransinya. Gimana ga, di awal bulan Ramadhan sudah viral tentang war takjil antara umat muslim dan non muslim. Tentu saja, konteks war atau perang hanya sebatas seru seruan belaka. Sampai akan dibalas oleh netizen bahwa umat muslim akan war telur dan daun palma, agar umat non muslim kebingungan pake apa di saat perayaan Paskah. Seru banget dan lucu gitu reaksi netizen.


Nah, yang termasuk ikut fomo war takjil ini tentu Danti dan teman-teman kantornya. Mayoritas di divisi kerja Danti memang non muslim. Tapi excited berburu takjilnya lebih dari Danti yang muslim dari lahir.  Seperti sore itu, mereka nampak serius membicarakan sesuatu. 


"Sore ini ke Pasar Santa yuk pulang kerja, sambil berburu takjil. Aku juga pengen coba makanan-makanan di dalem pasar Santa." Ajak Julia. Danti reflek menoleh dan memperhatikan reaksi teman-temannya yang lain. 

Rissa dan Shahnas nampak semangat. "Kita berangkat jam 3 saja ya. Biar bisa banyak pilihan." Seru Shahnas. Danti langsung tertawa.

"Serius banget nih yang mau war takjil. Ga kecepetan tuh jam 3 sore." Kata Danti.

"Nggak deh, pasti ngantri. Ntar kita makannya pas jam buka puasa aja bareng-bareng kamu." Jawab Julia kemudian. Pernyataan yang diamini teman Danti yang lain.


Begitulah, pada akhirnya sore itu mereka berburu takjil lebih cepat. Bahkan ketika sampai, beberapa penjual masih baru menggelar dagangannya. Julia dan teman-teman Danti lainnya nampak semangat memilih cemilan, makanan, minuman. Lalu melanjutkan berjalan masuk ke pasar Santa. Di sana banyak ditemukan penjual makanan, cafe, bahkan penjual barang-barang koleksi seperti vynil piringan hitam. 


"Ntar kalo giliran kalian mau rayain Paskah bakal war telor juga ga yah." Seloroh Danti disambut teman-temannya yang lain. 


Pertemanan mereka benar-benar menjunjung toleransi tanpa harus berkoar-koar, secara nyata mereka lakukan. Saling menghargai dan menghormati kepercayaan masing-masing. War takjil dan telur paskah ini seperti bukti toleransi di Indonesia masih tinggi. Semoga cerminan toleransi masih bisa kita rasakan di seluruh negeri ini.




#RWCODOPDay23

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading The War is Over

Chand Raat Pertama Umar

Mendapatkan beasiswa pendidikan full untuk melanjutkan studi S2 ke luar negeri menjadi idaman banyak orang. Termasuk jg 

Umar Abdul Aziz, mahasiswa asal Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi masternya di Institute of Information Technology Bangalore (IITB)

Program Studi Master of Digital Society. Ia menjalani tahun pertamanya di India dengan excited.


Di tahun pertamanya ini, sepertinya ia akan menghabiskan bulan Ramadhan dan Idul Fitrinya di India. Karena terkendala biaya, ia terpaksa menjalankan ibadah berjauhan dari keluarganya di Indonesia. Awalnya, ia takut orang tuanya akan sedih berkepanjangan, tapi Umar bersyukur memiliki orang tua yang sangat supportive dan memiliki hati yang besar.

***


"Mar, mau ikut ga ke rumah Aryaan? Hari ini dia mau pulang nanti malam ada perayaan Chand Raat di kampungnya." ajak Dani.

"Chand Raat? Apa itu?" tanya Umar.

"Kalau di Indonesia itu takbiran gitu, malam terakhir Ramadhan. Biasanya warga kumpul di plaza atau pasar buat beli kebutuhan Chand Raat dan Idul Fitri. Biasanya juga nanti ada festival petasan dll." Umar menyimak penjelasan Dani. 

"Ya udah ayok. Daripada bengong juga di apart." Jawab Umar.


Malam Ramadhan terakhir tahun ini dihabiskan Umar melebur dengan Aryaan dan keluarganya. Ia dan Dani juga bermalam di rumah Aryaan untuk melakukan sholat ied bersama keluarga Aryaan. 


***

Umar dibuat kagum dengan perayaan Chand Raat dan Idul Fitri di India. Di India, umat muslim adalah warga minoritas. Jadi melihat semaraknya perayaan Chand Raat dan Idul Fitri di sini, Umar sangat kagum. 

Semalam saat berkumpul di rumah Aryaan, ia dijelaskan tentang budaya Chand Raat dan Idul Fitri di India. Para prianya mengenakan kurta piyama, Tqiyah, dan Mojri. Sementara para perempuan menggunakan Lehenga Choli, Salwar, dan Kameez. Makanannya pun khas. Di India hidangan khas Lebaran berupa Sheer Kurma, mie bihun manis panggang ditambah susu dan buah kering. Saviyaan, puding dr susu manis dan kurma. Ras Malai sejenis kue keju. Ada juga Kibbeh sejenis bakso.

Umar menyempatkan waktu untuk melakukan video call dengan orang tuanya di Indonesia. Ia mengenalkan keluarga barunya di India kepada orang tuanya. Termasuk menunjukkan beragam makanan khas yang disiapkan keluarga Aryaan. Orang tua Umar lega anaknya tidak melewatkan malam takbiran dan idul fitri sendirian di negeri orang.


 

#RWCODOPDay21

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024

Continue reading Chand Raat Pertama Umar

Siang dan Malam Kita


Setiap keputusan yang diambil pasti sepaket dengan konsekuensi yang melekat. Dan itu pasti disadari oleh setiap orang yang mendapatkan privilege untuk menentukan pilihan. Begitupun Riani dan Bima, pernikahannya yang baru berjalan belum setahun diuji dengan satu kondisi yang membuat mereka harus mendiskusikan banyak hal. 

Bima yang bekerja di perusahaan multinasional oil & gas mendapatkan surat mutasi ke kantor pusatnya di California, USA. Sementara Riani yang saat ini bekerja di perusahan akuntan publik di Jakarta tidak memungkinkan untuk mengikuti kepindahan Bima. Riani membangun karir idamannya ini sejak ia lulus kuliah. 


Dan, di titik itulah mereka kembali berdiskusi untuk mendapatkan jalan terbaik. Mereka berdua pun memutuskan untuk sementara memilih long distance marriage. Keputusan berat yang mau tidak mau mereka harus ambil. 

***

Bandara Soekarno Hatta tidak pernah semuram hari itu. Meskipun ia sudah menyadari saat ini tiba, Riani masih berat melepas Bima pergi. Matanya sembab akibat semalaman menangis. Di bandara, tangan Bima tak pernah lepas dari pinggang Riani. Sesekali mereka berpelukan. 

"Sabar ya Ri, gak akan lama kok. Kalau dapat cuti kita bisa saling mengunjungi. Kamu jaga diri ya sayang," Bima berusaha menenangkan Riani dan membelai kepala Riani yang jatuh pada pelukannya. 

***

Berkomunikasi di tengah zona waktu berbeda antara California dan Jakarta tentu menjadi tantangan yang harus mereka taklukan. Siang dan Malam mereka selalu penuh dengan pesan dan video call di saat senggang. Kuncinya hubungan jarak jauh memang hanya satu, komunikasi. Tantangan lain adalah kali ini, mereka menjalani ibadah puasa Ramadhan berjauhan dengan zona waktu berbeda. 

Saat waktu buka dan sahur, mereka sebisa mungkin saling menemani dengan video call atau zoom. Tapi mereka juga harus berkompromi jika pekerjaan menyita waktu mereka. Bima dan Riani selalu bertukar kabar melalui pesan whatsapp. 

"Cuti lebaranmu di acc kan mas?" tanya Riani. 

"Iya, tapi gak bisa lama sayang. Gak apa apa ya? Atau nanti kamu ikut aku balik ke US pakai jatah cutimu." Jawab Bima. 

"Oke, bisa juga gitu mas. Aku ajukan cuti dari sekarang kalau gitu ya. Cuti tahunanku juga belom kupakai." Ucap Riani. 

"Oh ya, kiriman lauk buat buka sahur udah sampai kan mas? Aku kirim pakai DHL." Lanjut Riani. 

"Sudah sayang, makasih yaa... Tau aja aku kangen banget masakan kamu. Apalagi sambal ikan peda." Ucapnya. 


Begitulah mereka, pernikahan yang terpisah dua benua dan zona waktu ala Bima dan Riani. Perlu banyak sekali kesepahaman dan komunikasi yang baik. Kalau memang sudah saling memahami dan memiliki visi pernikahan yang sama, zona waktu seberbeda apapun tidak akan melemahkan kehidupan pernikahan mereka. 



#RWCODOPDay20

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWrittingChallenge2024

Continue reading Siang dan Malam Kita

War Tiket Salah Arah

Kalau ada yang tanya pengalaman war tiket apa yang paling seru dari ratu konser, Dhea Nabila, pasti ia akan jawab panjang kali lebar kalo tinggi. Sejak pindah ke Jakarta, salah satu hobinya adalah nonton konser. Ia rela ambil kerjaan di luar pekerjaan utamanya agar bisa nonton konser yang ia suka. Jadinya, ia terlatih untuk ikut war pembelian tiket konser. 

Tapi, kalau kalian tanya sekarang di bulan Ramadhan pasti Dhea akan memberikan jawaban yang mencengangkan. Dhea tidak pernah menceritakan kebodohannya itu kepada siapapun sampai siang itu ia mendapat telepon dari Mama. 

"Kak jadi pulang kampung kapan? Sudah beli tiket kan? Takut keabisan kak kalau belum, kan pada mudik rame rame." ujar mama. 

Dhea nampak santai membuka tabnya sambil telponan sama Ma. "Aman ma, kakak kan daper war tiket kemarin. Murah mah cuma seratus ribu," ucapnya sambil memperhatikan aplikasi pembelian tiket. Betapa terkejutnya Dhea saat membaca history transaksinya. 

"Astaghfirullah Maaa... Kakak salah beli tiket pulang. Ini kakak beli tiket pulang tapi bukan dari Jakarta Surabaya, tapi Surabaya Jakarta. Ya Allah padahal udah dapet harga murah. Huwaaaa" Dhea mulai menangis. 

"Tenang kak. Sekarang coba tiket pulang di jam yang sama. Masih ada apa sudah habis semua." Kata Mama berusaha menenangkan. 

Dhea mulai tenang dan mulai mencoba cek ketersediaan tiket, kosong, ganti tanggal, kosong, ganti tanggal tinggal executive, sampai pada akhirnya ia mendapatkan tiket mudik kereta api yang jadwalnya cocok. Tapi tentu saja dengan harga yang lebih mahal. 

Dhea segera mengabarkan ke Mama dan disambut ekspresi kelegaan. "Alhamdulillah, gak apa apa kak. Anggap saja ini teguran Allah ke kakak untuk lebih fokus dan teliti dalam menjalankan sesuatu. Yang penting kakak bisa mudik." Entah mengapa mendengar suara Mama selalu bisa memberikan ketenangan. 

War tiket ter-epic dalam hidup Dhea. 'Benar kata Mama, mungkin ini teguran karena aku selama ini terlalu sombong karena war selalu dapat' Dhea merenung setelah mengakhir percakapan dengan Mama. 


#RWCODOPDay19

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWrittingChallenge2024



Continue reading War Tiket Salah Arah

Sunday, March 31, 2024

,

Siapa Sangka Bisa Mengubah Hidup dengan Melakukan Hal Hal Kecil


Atomic Habits || James Clear || @bukugpu || baca di @gramediadigital || 2019 || 341 halaman

Rate : 5/5 ⭐

Banyak asumsi yang menjadi pandangan umum kalau ingin memberikan dampak yang besar dan luar biasa kita harus melakukan hal hal besar pula. Tapi ternyata di buku Atomic Habits karya James Clear ini kita ditunjukkan hal yang berbeda. Bahwa dengan melakukan perubahan yang sangat kecil pun kita bisa mendapatkan dampak perbedaan yang besar. Hal kecil yang ketika kita lakukan tidak nampak perubahannya, namun jika konsisten di lakukan perubahan akan terasa lebih bermakna terlihat dalam jangka panjang.

Menurut James, 1% lebih baik dilakukan setiap hari dalam setahun akan membuat kita lebih baik 37 kali di penghujung tahun. Menurutnya, kebiasaan merupakan bunga majemuk dalam perbaikan diri. Jadi membangun kebiasaan baik setiap harinya meskipun tidak terlihat perubahannya di hari itu, kita akan terkejut melihat dampak perubahannya dalam hidup kita nanti. Kita diarahkan untuk membangun kebiasaan sehingga nantinya akan terbentuk identitas kita. Inilah yang disebut konsep Atomic Habits.

Dalam buku Atomic Habits, terdapat empat kaidah yang disampaikan. 

• Kaidah pertama, menjadikannya terlihat

• Kaidah kedua, menjadikannya menarik

• Kaidah ketiga, menjadikannya mudah

• Kaidah keempat, menjadikannya memuaskan

Empat kaidah di atas merupakan seperangkat aturan sederhana yang dapat digunakan untuk membangun kebiasaan kebiasaan menjadi lebih baik.

Selain membangun kebiasaan baik, dalam buku ini juga disampaikan bagaimana lingkungan yang baik akan mudah sekali membantu kita membangun kebiasaan baik. Hal ini juga berarti kalau memang kita mau membangun kebiasan baik, kenali dulu faktor faktor pendukung di sekeliling kita. Kalau memang dirasa lingkungan itu kurang mendukung atau malah membatasi, ada baiknya kita hijrah ke lingkungan yang lebih baik. Karena menurut James, kita lebih mudah membangun kebiasaan baru di lingkungan yang baru.

Salah satu cara yang menurut saya bisa membantu memulai membangun kebiasaan baik dan menjalankan kaidah-kaidah Atomic Habits adalah dengan melakukan jurnaling. Menulis jurnal atas tujuan kita jangka panjang, rencana harian, to do list harian, pencapaian harian, dll itu menurut saya makin memudahkan untuk melakukan evaluasi diri. Jurnaling bisa juga dilakukan di sosial media. Misal kita menunggah kebiasaan yang lakukan sehari-hari, ini juga membuat journey kita lebih terlihat.

Buku ini menarik untuk dibaca untuk kamu yang ingin mengubah hidup dengan cara yang berbeda. Ditulis dan diterjemahkan secara menarik serta informatif. Sehingga kita bisa lebih mudah informasi yang dipaparkan.


Selamat membaca

Continue reading Siapa Sangka Bisa Mengubah Hidup dengan Melakukan Hal Hal Kecil

Friday, March 29, 2024

Riyoyo Kupatan


Di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung. Pepatah itu rupanya baru benar-benar dipahami maknanya oleh Putri. Saat ia merantau ke Jakarta setelah sepanjang hidupnya tinggal di Surabaya, Putri menemukan culture shock. Terutama di saat suasana Ramadhan dan Lebaran. Tiap daerah memang memiliki kearifan lokal masing-masing yang pastinya unik. 

Di kala Ramadhan, di beberapa titik masih ditemukan tradisi bedug patrol saat sahur. Tapi, banyak daerah Jakarta lain yang sudah tidak ada bedug patrol. Masih ada remaja masjid atau pemuda kampung yang keliling membangunkan sahur tapi tanpa bedug atau tabuhan. Kalau di Surabaya, masih ada yang keliling kampung untuk membangunkan sahur, tapi lebih sering ditemukan panggilan dan pengingat sahur dilakukan dari masjid dengan pengeras suara.

Lalu yang berbeda juga, kalau di Jakarta ketupat disajikan tepat di saat Lebaran. Hampir di setiap rumah akan menyiapkan ketupat lengkap dengan opor ayam. Kalau di Surabaya dan beberapan daerah di Jawa Timur, ketupat biasanya muncul sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri. Tepatnya setelah puasa syawal setelah Idul Fitri. Tradisinya yang juga selalu ibu Putri lakukan adalah membuat ketupat, sayur labu siam, dan lepet. Masakan itu akan dibagikan ke tetangga rumah dari ujung ke ujung. Begitupun sebaliknya, kalo di Surabaya disebut riyoyo kupatan atau Lebaran Ketupat. 

Seperti siang itu, Putri begitu rindu ketupat dan sayur labu siam buatan ibunya. Ia ingat sekali saat di Surabaya, ibunya selalu memintanya ater ater ke tetangga. Bertahun-tahun sejak ibunya meninggal, Putri tak lagi membuat ketupat atau bahkan membelinya. Tapi kalo itu, ia rindu sekali ketupat sayur buatan ibunya. Ia bertekat, lebaran kali ini ia akan kembali melanjutkan tradisi kearifan lokal yang dikenalkan ibunya padanya. Berbagi syukur dan kebahagiaan dengan membagikan Ketupat, sayur labu siam, dan lepet.


#RWCODOPDay18

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWrittingChallenge2024

Continue reading Riyoyo Kupatan

Amil Zakat Terimut

Kalo ada bocah yang paling heboh kalo ada kegiatan di Masjid Nuruzzaman dan sibuk sekali bantu ini itu tentu saja Tiwi dan Seno. Saudara kembar tidak identik anak keluarga Narwan ini memang unik. Jika bocil lain lebih suka lebih suka main video game atau berlama lama gawai, Tiwi dan Seno lebih suka diajak ayah ibunya menghabiskan waktu berkegiatan di masjid. 


Pak Narwan di tengah kesibukannya berjualan beras telur di pasar, juga mengajar mengaji di masjid tiap sore. Itu mengapa Tiwi dan Seno akrab juga dengan kegiatan di masjid. Mereka berdua tidak hanya mengaji, tapi juga ikut ayahnya kalau ada kegiatan lain. Misal, saat bagi bagi takjil selama bulan Ramadhan ini. Ibu Tiwi dan Seno dengan beberapa warga lain menyiapkan makanan buka puasa. Sementara para bapak bertugas menyiapkan masjid agar siap menampung jamaah untuk berbuka puasa dan juga sholat masjid hingga tarawih. 


Lalu, bagaimana dengan dua bocil unyu ini? Mereka berdua seperti jadi seksi sibuk. Seno membantu ayahnyanya merapikan karpet masjid meskipun akhirnya coba lonjak lonjak sana sini. Sementara itu Tiwi membantu ibunya membuat kolak ubi. Ia menjadi sumber gelak tawa ibu ibu ketika wajahnya cemong cemong tepung saat membantu membulat bulatkan cenil. 


Kemudian, saat di rumah ayah ibunya berbincang tentang zakat fitrah tahun ini. Tiba-tiba Seno muncul di ruang keluarga sambil mulai merajuk. 

"Ayaaah boleh ya Seno ikut bantuin nanti bagi bagi zakat," rajuknya. Tak lama Tiwi juga muncul.

"Kalo Seno ikut bantu, Tiwi juga mauuu ayaah ibuu," ia berkata sambil menyerbu ibunya dan memeluknya. 

Melihat reaksi kedua anaknya, ayah dan ibu tertawa dan memeluk mereka. 

"Iya iyaa... boleeh tapi janji jangan nakal dan nyusahin petugas yang lain yaa," kata ayahnya.


Maka, jadilah tahun ini Masjid Nuruzzaman memiliki Amil Zakat yang paling imut. Tiwi dan Seno akan membantu membagikan zakat bersama remaja masjid lainnya. Membayangkan kedua bocil gemoy dan imut itu berkeliling membagikan zakat sudah terbayang bagaimana gemasnya mereka.



#RWCODOPDay16

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Amil Zakat Terimut

Abid dan Kantung Keajaiban

Ramadhan akan usai sebentar lagi, umat muslim yang selama hampir sebulan berlomba melipatgandakan ibadah tentu akan kehilangan. Termasuk Abid, siswa kelas 4 SD yang selama Ramadhan tahun ini menjadi sosok yang berbeda. 


Abid yang dulu dikenal sebagai anak laki-laki yang bengal. Tapi bukan tipe yang nakal keterlaluan, ia hanya suka iseng. Hanya saja, terkadang keisengannya memantik emosi orang di sekelilingnya, ayah bunda, guru, dan teman-temannya. 


Namun, suatu hari menjelang datangnya bulan Ramadhan, selepas mengikuti sholat jumat di sekolahnya, Abid nampak termenung tak seperti biasanya yang selalu ceria dan aktif. Ustad Salim melihat Abid yang duduk lesu di selasar masjid sekolah, kemudian mendekatinya dan duduk di sampingnya.


"Abid sakit? Tumben gak main sama teman-temannya?" Tanya Ustad Salim.

"Ustad, apa betul kalo kita bengal, suka jailin orang, gak nurut kata orang tua, nanti di alam kubur dan di neraka akan disiksa?" tanyanya.

Ustad Salim tersenyum mendengar perkataan itu.

"Gini nak, Allah SWT menciptakan manusia itu dengan dua misi utama yang pertama adalah untuk beribadah kepadaNya dan yang kedua adalah menjadi khalifah di muka bumi. Dengan dua misi itu manusia akan berlomba lomba untuk memperbanyak bekal agar bisa masuk ke surga. Bekalnya apa? Ibadah yang rajin dan memperbanyak amalan baik. Sebagai anak, amalan baik bisa dalam bentuk mematuhi orang tua, rajin belajar, membantu orang-orang di sekitar dan masih banyak lagi. Nah, sekarang Ustad tanya, bekal Abid sudah banyak belom?" Ustad Salim mengakhiri tuturannya.

Abid nampak merenung, "Belum ustad, Abid masih sering bikin bunda marah. Masih sering bengal ga dengerin omongan guru di sekolah," jawabnya sambil menunduk.

Ustad Salim mengelus rambut Abid dan berkata "Nah gimana kalau selama Ramadhan nanti Abid banyak-banyakin bekal dengan ibasah dan amalan baik," ustad kemudian menyampaikan ide kepada Abid.


Sejak saat itu, Abid memiliki kantung kebaikan yang berisi kertas lipat yang dibentuk bintang. Ustad Salim mengajarkan Abid melipat kertas hingga berbentuk bintang. Setiap kebaikan atau ibadah yang ia kerjakan, ia akan memasikkan bintang pada kantungnya. Tidak seperti anak lain yang menukar kebaikan dengan reward, ia tidak meminta apapun pada siapapun. Abid hanya mau menjalankan misinya.  Ia mulai sering rajin ibadah, membantu bunda, belajar tanpa disuruh, anteng di sekolah, dan banyak hal baik yang ia lakukan. Tentu saja perubahan Abid ini membuat semua orang yang mengenalnya kagum. Termasuk ustad Salim, ia berharap semangat Abid tidak berakhir hanya saat Ramadhan saja.



#RWCODOPDay16

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024

Continue reading Abid dan Kantung Keajaiban

Mabit with Bestie


Suasana Ramadhan kali ini lebih semarak bagi Dinda. Setelah 3 tahun lebih ia merantau karena merampungkan pendidikan di kota lain, tahun ini ia kembali pulang ke kota kelahirannya Surabaya. Dinda bisa menjalankan ibadah Ramadhan bersama keluarganya. Juga bertemu dengan sahabat-sahabatnya lagi. 


Seperti sore itu, Dinda bertemu dengan ketiga sahabatnya Ria, Uci, Andini dan Nura. Mereka sepakat akan bertemu di toko buku Gramedia di Ciputra World Surabaya sebelum bersama sama ke cafe atau restoran untuk berbuka puasa. Dinda yang menginjakkan kaki di Gramedia langsung mengedarkan pandangan. Tak lama ia menemukan Nura. Mereka pun berbincang sejenak kemudian Ria dan Andini muncul. Mereka saling berpelukan. Uci yang datang belakang nampak sumringah melihat Dinda. 


Karena waktu maghrib sudah dekat, mereka memutuskan untuk ke mushola dulu sambil menunggu waktu berbuka. Uci nampak menunjukkan ia telah menyiapkan bekal kurma untuk membatalkan puasa. 


"Tadinya aku mau ngajak kalian ke masjid rumahku, tapi karena kita belum bukber, aku pikir lain kali saja ajak kalian," ujar Ria.

"Emang ada apaan beb?" Tanyaku.

"Itu Din, masjid di deket rumahnya ada kegiatannya padat selama bulan Ramadhan. Ya kan Ri?" Tutur Uci. Disambut anggukan Ria. 

"Kami banyak agenda mabit untuk anak-anak muda. Ada itikaf juga, full 10 hari terakhir Ramadhan. Diisi kajian dari ustad ustad ternama" jelas Ria. Mendengar itu Dinda nampak tertarik.

"Lah kenapa ga bilang aja, yuk kita barengan ikut kegiatan di masjid kampungnya Ria. Itikaf juga hayuk, mau aku. Kalian gimana?" Tanya Dinda penuh semangat. 


Ajakan Dinda disetujui sahabat-sahabatnya. Mereka janjian ikut kegiatan mabit dan itikaf full sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dinda bersyukur ia memiliki sahabat-sahabat yang selalu saling menjaga, mengingatkan, mengajak dalam kebaikan. Dinda selalu berdoa agar mereka berlima tetap bisa menjaga hubungan baik ini, dan tetap bisa bersama-sama di jalan Allah SWT. Hingga bertemu lagi di SurgaNya. 



#RWCODOPDay15

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Mabit with Bestie

Nirmala Tak Harus Sempurna


Jika ada perempuan yang begitu membuatku kagum sekaligus iri tentu adalah Nirmala, sahabatku sejak kecil. Serupa namanya yang berarti tanpa cacat cela, bersih, suci, dan tidak bernoda. Nirmala bagiku dan mungkin juga bagi teman-teman lain adalah sosok muslimah yang bersahaja dan hampir tanpa cela. Cerdas, aura cantik wajahnya terpancar meskipun di balik cadar, menguasai beberapa bahasa asing, suaranya merdu, dan ilmu agamanya masyaAllah. Kiprahnya di organisasi sosial pun membuat kagum banyak orang. Nirmala dan beberapa temannya menginisiasi program makan siang gratis untuk anak-anak kecil binaan mereka. Dan saat bulan Ramadhan seperti saat ini, ia tak pernah absen membagikan makanan untuk berbuka puasa atau sahur.


Tapi ada satu hal yang selalu membuat kami teman dekatnya semakin kagum. Di antara semua penilaian sempurna yang Nirmala dapat dari banyak orang, ia tetap menjadi dirinya sendiri di hadapan kami sahabatnya dan juga keluarganya. Seperti sore ini, ia panik saat hendak pulang. Ia mengitari seluruh ruang kuliah dan membongkar tasnya. Kami yang melihatnya juga ikut bingung.

"Mala kamu cari apa?" tanya Dina. 

"Ini Din, aku kehilangan daftar penerima bantuan yang sudah kususun semalam. Seingatku pagi tadi sudah aku masukkan tas untuk diserahkan ke donatur sore ini," jawab Mala.

"Coba diinget lagi La, mana tahu tertinggal di rumah," kataku.

Dia mengambil handphonenya dan menekan layarnya. Tapi tak lama nada dering berbunyi. Nirmala mengangkatnya.

"Iya pak, betul. Oh sudah disetujui. Memangnya dokumen sudah saya serahkan ya pak? Pagi tadi? Astaghfirullah saya lupa pak. Pantas saya cari tidak ketemu. Baik pak terima kasih sekali atas bantuannya. Kami akan berikan report pembagian bantuan kepada bapak. Sekali lagi terima kasih pak." Nirmala nampak mengakhiri pembicaraan.


Sesaat setelah Nirmala menutup percakapannya. Kami bertiga tertawa dan Nirmala juga tergelak. Iya kejadian seperti ini beberapa kali terjadi. Iya, Nirmala pelupanya ampun banget. Jadi kami yang menjadi support systemnya harus bisa memahaminya. Untungnya ia sadar itu, dan berusaha mengurangi dampak pelupanya dengan rajin menulis jurnal catatan. Tapi ya ada kalanya ada yang terlewat seperi kali ini. 


"Sepertinya aku harus minum vitamin otak lagi deh ya, biar ga terlalu pelupa." tukasnya.

"Kamu keseringan makan brutu ayam kali," selorohku disambut gelak tawa kami semua. 

"Mana ada aku makan brutu ayam, kalo usus iya." Jawabnya ringan.

"Ya gak apa apa La, masih untung Allah SWT mengurangi sedikit kesempurnaanmu. Ya kaaan... kalau ga, mana udah cakep, pinter, shalihah udah sesempurna itu. Jadi biar kita diingetin, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Betul apa betullll," kata kata Ratih membuat kami tertegun dan merenung.

Tiba-tiba Nirmala memeluk kami bertiga, "MasyaAllah alhamdulillah terima kasih yaaa sudah menjadi sahabat-sahabat terbaikku. InsyaAllah kita terus barengan sampai ke Jannah ya sayang sayangku. Sekarang mau kan bantuin aku bagi-bagi takjil," kami bertiga pun tersenyum satu sama lain dan mengangguk.



#RWCODOPDay14

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Nirmala Tak Harus Sempurna

Tabuhan Penyelamat Sahur


Berasa gak sih, kalo awal-awal puasa Ramadhan, kita tuh masih semangat banget bangun sahur lebih awal. Tapi kalo sudah pertengahan sudah agak malas-malasan. Hal yang sama dirasakan oleh Danti. Ia yang tinggal di kamar kontrakan 3 petak di daerah padat penduduk di Jakarta, merasakan penurunan semangat sahur.

Seperti malam itu, ia pulang kerja lembur sampai di kontrakan jam 10 malam. Badannya remuk redam, ingin sekali langsung membuang tubuhnya ke kasur. Tapi mengingat badannya yang lengket karena keringat dan juga rambutnya yang lepek. Danti menguatkan tubuhnya untuk masuk kamar mandi dulu. Air dingin yang keluar dari shower membasahi dan menyegarkan tubuhnya. Sayangnya rasa kantuk dan pegalnya belum juga hilang. 

Setelah mandi, mengganti baju dan mengeringkan rambutnya, Danti pun mengecek alarm jamnya. Oke sudah, ia memasang 1 jam sebelum imsak. Dan iapun lanjut tidur.

***

Sahuuur... Sahuuur... Banguuun Sahuuur.. Sahuurr

Teriakan anak remaja di kampungnya yang lewat depan kontrakannya terdengar nyaring bertalu-talu. Danti seketika terbangun dari tidurnya. Ia panik dan melihat jam di meja kamarnya. "Astaghfirullah kurang 15 menit lagi imsak," Danti seketika menuju dapur dan menyiapkan sahur ala kadarnya. Ini kali pertama di Ramadhan kali ini, ia terbangun mepet waktu sahur dan imsak. Akhirnya kali itu ia membuat menu makan sahur yang simple. Mi instant dan telor ceplok. Tak lupa minum suplemen vitamin D dan C yang ia minum setiap hari. 

"Alhamdulillah ada tabuhan dari akamsi tadi, jadi aku terbangun meskipun terlambat. Masih sempat sahur walaupun mepet banget waktunya," ucap Danti. 

Keesokan harinya, saat ia libur kerja. Danti menyiapkan paket makan buka puasa untuk anak anak remaja masjid di kampungnya. Sebagai ucapan syukurnya karena mereka menyelamatkan Danti dari terlewat waktu sahur. 

Untung saja di daerah kontrakan Danti, anak remaja masjidnya masih aktif. Padahal banyak daerah di Jakarta yang sudah tak lagi melakukan tradisi tabuhan saat sahur. Anak remajanya lebih sibuk tawuran atau tidak aktif di kegiatan masjid.


#RWCODOPDay13

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Tabuhan Penyelamat Sahur

Saturday, March 23, 2024

Karya Sunyi

Siapa yang tak bangga jika namanya tertera sebagai penulis berbagai karya sastra laris di Indonesia. Nama besar penulis perempuan seperti Dee Lestari, Leila S Chudori, Ratih Kumala, Ruwi Meita, Ayu Utami, dan lain lain tentu jadi panutan semua penulis pemula. Tak terkecuali Rania. 

Tapi berbeda dengan penulis lain, Rania selama ini menulis dengan menggunakan nama pena. Ia menekuni dunia menulis sejak di bangku SMA, berarti itu sudah sejak 7 tahun lalu. Mulai dari menulis di surat kabar lokal dan nasional, majalah, menerbitkan buku antologi, buku indie, hingga di masa maraknya platform menulis online. Rania menekuni dunia menulis dan mencoba semua media tetap konsisten menggunakan nama pena. 

Bahkan yang menjadi bahan tertawaan dirinya sendiri, sahabatnya sendiri sangat menyukai cerita yang ditulisnya di platform menulis online, berkali-kali memuji cerita yang dibacanya di hadapan Rania tanpa tahu yang di hadapannya adalah penulisnya.

Seperti siang itu, Rania menerima email undangan dari salah satu platform menulis untuk hadir sebagai pembicara talkshow di sebuah cafe. Dia membalas email itu dengan permohonan maaf karena tidak bisa hadir, dia hanya bisa hadir melalui online seperti biasa. Tanpa ia harus menunjukkan diri. Tak lama setelah ia mengirim emailnya, handphone Rania berbunyi. Setelah menyapa, Rania nampak berbincang 

"Iya kak, mohon maaf seperti yang saya sampaikan di email. Saya bersedia hadir asalkan tidak harus menunjukkan diri. Bukan bermaksud untuk mengeksklusifkan diri, tapi ini sudah komitmen saya saat terjun di dunia kepenulisan. Pembaca hanya perlu tahu karya saya saja. Mohon bisa dipahami," jelas Raina.

Begitulah ia, berproses menjadi penulis dengan konsisten menulis, membagikan ulasan buku di sosial medianya, tapi tetap anonim. Pembaca dan audiens sosial medianya hanya tahu nama penanya, La Luna.

***

Setahun kemudian, novel tulisan La Luna jadi salah karya best seller nasional. Pembaca tidak hanya tertarik dengan ceritanya yang menarik tapi juga pada anonimitas La Luna. Ia sama sekali tak pernah muncul di publik. Di event perbukuan, diskusi, ataupun launching karyanya. Bahkan hingga berhasil menerbitkan karya di penerbit mayor pun, ia konsisten menjaga komitmennya tetap anonim dan hanya membiarkan karyanya yang muncul. Meskipun dirinya sunyi dari publisitas, tapi karyanya cukup berisik di tengah tengah pembaca dan dunia perbukuan.



#RWCODOPDay12

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024

Continue reading Karya Sunyi

Friday, March 22, 2024

Damar dan Geng Sanlatnya

Siapa yang masa kecilnya pernah ikut pesantren kilat di sekolah? Sepertinya hampir semua pernah merasakannya masa-masa menyenangkan itu. Rata-rata 3-7 hari kan yah pesantren kilatnya. Bahkan ada beberapa sekolah yang betul-betul mengajak siswanya ke pondok pesantren tertentu untuk merasakan atmosfer Ramadhan yang berbeda. Apa yang kita ingat tentang memori pesantren kilat dulu? Melakukan kegiatan bergembira dengan teman-teman atau malah penuh manyun menjalaninya. Kalau jawabannya adalah diisi dengan kegiatan yang seru dan menyenangkan berarti sama yang dirasakan oleh Damar dan teman-temannya.

Damar dan teman-teman sekolahnya akan menjalani pesantren kilat di sekolah selama 3 hari. Mereka menginap di sekolah selama 3 hari, menjalankan ibadah dan kegiatan sehari-hari bersama. Masing-masing tingkatan kelas bergantian menjalani pesantren kilat di hari yang berbeda. Dan pesantren kilat ini adalah kali pertama bagi Damar yang masih kelas 1 SD. 

Hari-hari sebelum pesantren kilat, Damar merengek ke bapak ibunya. Ia tidak mau menginap di sekolah. 

"Damar ga mau pesantren ibuuuu. Damar mau di rumah ajaaaa," rengek Damar. Ibunya hanya tersenyum melihatnya.

Ibu Damar kemudian mendekatinya, duduk di sampingnya dan memeluk Damar sambil mengusap kepalanya. 

"Damar kan katanya pengen hafal Al Quran nak, bener kan? Anggap aja ini kesempatan Damar untuk menghafal lebih fokus. Lagipula percaya deh sama ibu, nanti Damar di sana ketemu teman-teman pasti seneng," kata ibu menjelaskan. Damar masih merajuk ke ibunya bahkan saat bapaknya datang.

***

Di hari pesantren kilat, bapak dan ibu secara khusus mengantarkan Damar ke sekolah. Perbekalan secukupnya sudah disiapkan ibu sesuai ketentuan dari sekolah. Sejujurnya, Ibu Damar juga khawatir melepas anaknya. Tapi ia tidak menunjukkanya di hadapan anak kesayangannya. 

Dari jauh ibunya melihat Damar yang tadinya berjalan menunduk dan murung berubah ceria saat bertemu teman-temannya. Melihat itu ibu Damar pun tersenyum.

***

Setelah berbuka puasa, ayah dan ibu Damar berusaha menghubungi wali kelas Damar. Setelah bercakap-cakap sebentar, panggilan suara berubah menjadi panggilan video. Nampaklah suasana riuh di kelas. Terlihat Damar yang bercanda dengan teman-temannya sambil berbuka puasa. Tidak ada lagi wajah cemberut yang pagi tadi menghiasi wajahnya. Ibu Damar lega, paling tidak Damar punya pengalaman baru yang menyenangkan dengan teman-temannya di pesantren kilat.




#RWCODOPDay11

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024

Continue reading Damar dan Geng Sanlatnya
,

Kehidupan Setelah "Akhir Dunia"

Out of Control || N. Betty || Bhuana Sastra ||  Mei 2023 || 252 halaman || Baca di @gramediadigital

Rate : 5/5 ⭐

Jangan mencampuri urusan Tuhan, Nak. Manusia memang harus berusaha, semaksimal mungkin yang mereka bisa.

Tapi, ada hal-hal yang lebih baik tidak dicampuri. Kadang manusia tidak menyadari bahwa perbuatannya sudah terlalu jauh mencampuri kuasa-Nya. 

---

Mungkin ada di antara kita yang membayangkan bagaimana kehidupan setelah "akhir dunia". Kehidupan bagaimana yang akan dilalui setelah asteroid menghujam bumi seperti masa dinosaurus dulu. Apakah semua manusia musnah? Kurang lebih itu adalah ide yang yang coba diusung novel Out of Control karya N. Betty ini. 

Peristiwa tabrakan asteroid ke bumi sudah dapat diperkirakan oleh ilmuwan di masa itu. Termasuk ayah Jezamorc, Korav Minns, yang merupakan peneliti terkemuka di Metronesia. Diceritakan saat itu bumi tidak seperti sekarang. Efek mencairnya es di bumi mengakibatkan permukaan laut naik, beberapa daratan benua hilang. Sebagian menyatu membentuk koloni benua dan negara baru. Metronesia adalah negara koloni baru yang terbentuk dari peristiwa itu. 

Menariknya saat awal-awal membaca novel ini, memori otak saya seperti menggabungkan scene scene di film 2012 tentang kiamat itu juga dengan isu global yang menyebut banyak konglomerat dunia tengah menyiapkan bunker di beberapa lokasi. Di novel ini digambarkan orang-orang tertentu mendapatkan privilege untuk diselamatkan menuju bunker yang disebut area 427-B. Keluarga Jez adalah salah satu yang mendapatkan privilege itu.

Peristiwa tabrakan asteroid itu tidak hanya menghancurkan sebagian dunia tapi juga dunia Jez. Ayahnya yang seorang peneliti meninggal di laboratoriumnya karena bunker labnya hancur. Setelah mereka akhirnya bebas keluar dari bunker untuk memulai hidup baru, Jez juga kehilangan ibunya.

Novel ini menggambarkan perjuangan Jez sebagai peneliti untuk menemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit ibunya, alzeimer. Tapi di antara perjuangannya itu banyak yang ia korbankan. Fase-fase grief juga terlihat pada karakter Jez. Apakah pada akhirnya ia menemukan obat alzheimer bagi ibunya? Menarik untuk dibaca.

Penulis berhasil menghadirkan cerita dan latar cerita yang menurut saya tidak biasa. Imajinasi pembaca dibawa melanglang buana ke dunia baru. Gaya penceritaanya juga menarik, tema-tema berat yang dihadirkan dengan cara yang menarik dan ringan untuk dibaca. Penyuka cerita fantasi atau science fiction pasti suka karena ada alternatif novel karya penulis Indonesia.


Continue reading Kehidupan Setelah "Akhir Dunia"

Thursday, March 21, 2024

Payung Hitam


14 Mei 1998

Hari itu dimulai seperti hari-hari biasanya. Ibu tengah sibuk memasak di dapur, ayah memanasi mobil di depan. Tidak ada yang berbeda dari hari sebelumnya. Tapi wajah mereka menyiratkan berbeda. Raut kecemasan di wajah ayah, ibu, juga Arga yang baru keluar kamar tampak jelas.

Sayup-sayup terdengar berita dari televisi. Beberapa aksi massa dan kerusuhan terjadi di ibukota dan beberapa kota lainnya di Indonesia. Ibu menolehkan pandangan ke arah televisi. Nampak ayah ternyata sudah duduk menyimak liputan itu di televisi.

"Arga, menurut ayah lebih baik kamu di rumah saja hari ini. Ayah tidak mau ambil resiko kalo kamu terluka saat aksi nanti," kata Ayah sambil terus menyimak berita.

Arga yang tengah duduk di meja makan terdiam. Ia menyuap nasi goreng buatan ibu yang hari itu entah mengapa begitu lezat. "Pelan-pelan makannya nak, kalau kurang tambah saja nasinya," kata ibu sambil mengelus rambut Arga. Arga pun tersenyum pada ibu.

"Tapi Yah, gerakan hari ini yang menentukan perjuangan kami selama ini. Izinkan Arga berangkat ya Yah. Arga janji akan jaga diri. Begitu situasi tidak terkendali, Arga akan mundur," kata Arga berusaha meyakinkan Ayahnya.

Mendengarnya, Ayah Arga lama memandangi wajah anak satu-satunya itu. Pandangan Ayah Arga lantas berpindah ke istrinya yang jelas menampakkan raut khawatir. Ia lantas menghembuskan nafas panjang. Ia menguapkan segala kekhawatirannya. 

"Pastikan jaga diri baik-baik ya nak. Jangan memprovokasi atau terprovokasi. Kamu tahu, suasananya saat ini tengah genting kan. Pergilah dan pulang dengan keadaan baik-baik saja," ayah Arga akhirnya mengizinkan anaknya pergi. Arga pun berpamitan dengan ayah ibunya. Ia pergi mengendarai motor kesayangannya Honda Supra X 100. Ayah dan ibunya memandangi punggung Arga saat ia pergi hingga menghilang di tikungan jalan.

****

Perempuan tua itu nampak kuyu dengan pandangan sayunya menatap kosong ke jalanan di depan rumahnya. Payung hitam yang ia bentangkan menutupinya dari gerimis malam itu. 

"Mengapa kamu tidak pulang-pulang nak, ibu menunggumu datang. Ibu sudah siapkan masakan kesukaanmu nak. Ayahmu telah pergi mendahului ibu, bahkan hingga di nafas terakhirnya namamu yang disebutnya. Kemana lagi ibu menanyakan keberadaanmu nak? Aksi Kamisan kami pun sepertinya hanya dianggap tarian boneka tanpa arti. Padahal ibu dan keluarga lainnya hanya ingin bertanya keberadaanmu juga orang-orang hilang lainnya. Kalau memang kamu sudah tiada, ibu ikhlas nak, asalkan mereka bisa tunjukkan dimana jasadmu dikuburkan. Tapi tenang saja Arga anakku, ibu akan bertahan menunggumu selama nafas ini masih terhembus." 


#RWCODOPDay10

#RWCODOP2024

#OneDayOnePost

#RamadanWritingChallenge2024
Continue reading Payung Hitam