Thursday, March 31, 2016

,

Aku, Papa, dan Masa Kecil yang Penuh Cerita


Waktu ditantang untuk berbagi kenangan masa kecil yang tidak terlupakan, saya langsung inget Papa. Aduuuh jadi mau nangis, sudah stop dulu, mari kita lanjutkan ceritanya.

Dulu, keluarga kami terhitung cukup sederhana. Kalau bahasa orang tua saya, kami itu kontraktor. Alias, masih kontrak rumah sana sini. Ada satu waktu, kami tinggal di daerah Kupang Gunung Barat. Pindah dari gang satu ke gang lainnya. Kurang lebih begitulah keadaan kami saat itu.

Saat itu, saya masih dapat keistimewaan anak tunggal, hehehe... Konon dulu cerita Mama Papa, saya itu sakit sakitan. Hampir tiap bulan orang tua saya selalu membawa ke dokter anak. Saya juga susah makan saat kecil dulu. Please saat saya bilang ini jangan bayangkan tubuh saya yang sekarang bagaimana bisa sebesar ini kalau dulunya susah makan , please jangan hahaha.... Tubuh saya ini akibat Mama selalu ngasih saya vitamin penambah nafsu makan saat kecil dulu (ngelesss). Eh tapi seriusan, dulu waktu kecil mah selalu dipaksa buat makan ini itu. Biasanya malah pas makan sore itu, Papa Mama selalu ajak saya ke Taman Barunawati. Main sambil pelan-pelan dikasih makan.

Meskipun keadaan keluarga kami sederhana, tapi Papa Mama selalu berusaha memberikan apa yang terbaik untuk saya. Karena dulu sakit-sakitan, saya jarang sekali main keluar rumah. Dan, tebak apa yang mereka lakukan? Mama mengajak teman-teman tetangga saya ke rumah. Main di rumah. Iya, waktu itu saya punya mainan yang beragam, mulai dari bongkar pasang (tahu kan ya? Mainan kertas yang pasang-pasangkan baju ke boneka kertas, ada tempat tidur, dll), boneka, monopoli, lego, dan mainan lainnya.

Tapi, kadang-kadang bosan juga kan ya, main di rumah terus. Saya kadang curi-curi main di luar rumah. Apesnya, entah kenapa setiap saya main ke luar rumah, pasti pulangnya itu nangis. Entah diusilin teman, jatuh, atau apalah. Kalau sudah gitu Mama pasti langsung marah. Tapi marahnya Mama gak pernah lama, sebentar juga sudah lupa hehehe...

Dan, pahlawan saya semasa kecil itu Papa.

Baca Cerita tentang Papa juga di sini  

Saya punya Papa yang terhebat lah pokoknya. Meskipun keadaan kami bukan dari keluarga yang mampu sekali, Papa selalu tahu yang terbaik untuk saya. Sejak kecil saya kemampuan bahasanya cukup pesat (sombong dikit yah). Iya iya... kemampuan bahasa saya ini memang tidak seperti kemampuan motorik saya yang sedikit lemah. Saya suka dongeng dan membaca. Dan untuk itu Papa juaranya.

Setiap minggu Papa hampir selalu membawakan saya majalah Bobo sepulang beliau kerja. Kadang kalau Papa lupa, Papa akan ajak saya pergi mencari majalah Bobo. Dari situlah kesukaan saya membaca cerita dan menulis pun tumbuh. Dari majalah Bobo,  Mentari Putera Harapan, majalah Disney, dll. Papa tidak pernah absen.

Satu hal yang membuat daya imajinasi saya agak liar sekarang adalah kebiasaan Papa yang mendongengi saya dan ngidung tiap saya mau tidur malam. Cerita yang papa kisahkan tiap malam bukan hanya cerita anak-anak, kadang-kadang juga cerita lawak Dono Kasino Indro (Papa ngefans banget ama DKI ini, sampai punya seri kaset rekamannya), kadang juga cerita yang entah dari mana. Karena pengalaman beliau sebagai pelaut di berbagai negara, Papa juga sering menyelipkan bahasa bahasa asing yang saat itu belum saya kenal.

Selain mendongeng, Papa juga sering ngidung untuk saya. Bukan dengan lagu nina bobo, tapi dengan lagu perjuangan, lagu-lagu jaman Jepang kata Papa hehehe. Kalau Papa sudah capek, paling apes saya cuma dipasangkan radio yang memutarkan lagu lagu yang sedang hits saat itu. Dan saya itu tidak pernah bisa tidur dalam hening saat itu, harus ada kringen kringen baru bisa tidur.

Aaaahh Papa... Papa memberikan pondasi yang luar biasa pada kecintaan saya dengan dunia membaca buku dan menulis saat ini. Saya selalu berpikir, kalau saja saat itu Papa tidak mengenalkan saya dengan Majalah Bobo, atau dongeng ala ala Papa itu. Mana mungkin sekarang saya suka menulis atau bahkan blogging.

Neng sayang Papa. Kadang kalau sekarang udah gede gini suka malu kalau mau peluk Papa atau cium Papa dan bilang sayang. Tapi, ya... Papa laki-laki terhebat yang Nunung punya. Neng janji, besok kalau neng punya anak, neng akan nerusin apa yang Papa kasih ke neng waktu kecil. Love you Papa. Sehat-sehat ya Pa.

Semoga bermanfaat.



Continue reading Aku, Papa, dan Masa Kecil yang Penuh Cerita
, , ,

Belajar tentang Kekayaan Hidup melalui Bunda Icha



Bunda Icha dan jejak petualangannuya
Saya mengenal bunda Icha, panggilan akrab bunda Elisa Koraag, murni dari dunia maya. Lebih tepatnya dari dua komunitas blogger yang saya ikuti, Fun Blogging dan Blogger Perempuan. Yup, sejak mulai fokus untuk nge-blog dan belajar serius soal blogging, saya memilih untuk bergabung di dua komunitas blogger tersebut juga di beberapa grup lain. Dari sekian banyak blogger wira-wiri di grup, nama bunda Elisa Koraag sering sekali muncul.

Awalnya saya berpikir, ini emak-emak aktif banget sih nulisnya. Aktif banget ikut kegiatan ini dan itu. Kekepoan saya meningkat, saya mulai menambahkan akun FB bunda Icha sebagai teman FB saya. Dan membaca artikel demi artikel yang diunggahnya di blog Elisa Koorag. Hasil dari kepo yang tidak berkepanjangan itu membuat saya benar-benar mengamini beliau memang sosok yang aktif di berbagai lini kegiatan.

Bunda yang terlahir sebagai anak ke 7 dari 11 bersaudara ini dulunya aktif sebagai reporter freelance, bahkan sejak masa kuliah. Bunda Icha juga pernah bekerja di Radio Pesonna FM selama 10 tahun. Ini menjawab keingin tahuan saya bagaimana bunda Icha bisa menuliskan reportase acara atau tulisan lainnya dengan sangat apik.

Bunda Icha bersama suami
Ibu dari sepasang anak yang memasuki dunia remaja ini, Vanessa E. Monoarfa dan Bastian C. Monoarfa ini pernah mengelilingi 31 propinsi di Indonesia, kecuali Aceh, Ambon, dan Maluku saat ia bekerja di perusahaan penelitian sosial, politik, dan marketing selama 7 tahun. Yang membuat saya sungguh salut, dengan prestasi pekerjaan yang seperti itu, bunda Icha memutuskan untuk menjadi fulltime mommy pada tahun 2011.  

Saat membaca tulisan-tulisan di blog bunda Icha, kita seperti membaca kehidupan. Banyak sekali jejak kehidupan, cerita, dan pengalaman hidup yang bunda Icha tuangkan dalam blognya.

“Saya perempuan sederhana yang mencintai apa yang saya miliki. Saya menuangkan kegelisahan, kebahagiaan, pemikiran, termasuk kekecewaan, dan kemarahan saya lewat tulisan. Ada yang berupa curhat galau, puisi, nyinyir, atau tulisan ringan di blog” ucap bunda Icha.
Yup, bunda Icha menjejakkan kekayaan pengalaman hidupnya melalui tulisan. Tidak hanya menulis di blog, tulisannya juga tersebar di banyak antologi baik fisik maupun non fiksi. Blognya pun tidak hanya satu di www.elisakoraag.com tapi juga banyak blog lainnya antara lain :


Saya yang blogger newbie wajib hukumnya belajar banyak dari bunda Icha. Belajar tentang konsistensi menulis. Belajar tentang mengolah rasa dalam tulisan. Belajar bagaimana melapurkan secara utuh sebuah catatan perjalanan dan kegiatan. Dan banyak hal lainnya.

Saat ini kalau teman-teman mau kepoin bunda Icha, bisa langsung merapat ke sosial media yang dimilikinya.
Instagram: @elisakoraag
G+: Elisa Koraag
Twitter: @mamavanenbas
WA dan telegram: 088809900802
Email: elisa201165@gmail.com

Foto-foto diambil dari https://www.facebook.com/elisa.koraag
Semoga bermanfaat



Continue reading Belajar tentang Kekayaan Hidup melalui Bunda Icha

Wednesday, March 30, 2016

,

Si Anak Kota yang Akhirnya Punya Kampung Mudik


Saya dilahirkan dan dibesarkan di kota Surabaya. Dari SD-SMA berkegiatan di lingkungan yang sama. Jalan ke sekolah juga itu-itu saja. Baru saat kuliah, saya mulai melihat dunia luar, di luar kawasan Manukan Surabaya Barat, hehehe... Sebagai anak yang dibesarkan di kota, banyak momen yang tidak bisa saya dapatkan.

Apa saja sih ya membuat saya ga asik jadi anak kota? Simak di bawah ini yah...

Gak kenal istilah MUDIK. Di saat semua orang sibuk cari tiket saat long weekend saat Lebaran, keluarga kami tidak. Jadi nih, waktu Lebaran itu, satu gang perumahan saya hampir semuanya mudik. Hampir setiap tahun, keluarga kami selalu jadi tempat jujugan tetangga yang mau nitip rumahnya untuk ditinggal mudik. Bete? Pasti. Apalagi pas zaman sekolah, biasanya setelah liburan panjang teman-teman selalu pamer cerita liburan mudik di desa. Dan saya cuma melongo.

Jadi anak kota itu jadi kelihatan NORAK kalau lihat sawah, kerbau, sungai yang airnya jernih, gunung, laut, dll. Kalau orang-orang kampung yang ke kota dan bertingkah “aneh” disebut kampungan. Mungkin saya bisa disebut kotaan kali ya. Tapi beneran deh gak enak banget jadi anak kota, untuk urusan survival di alam bebas saya terhitung agak norak.

Apa lagi ya... intinya mah kalo jadi anak kota mah jadi kurang bahan cerita soal alam, desa, dll.

Nah, sejak saya mulai serius berhubungan dengan calon suami saya waktu itu, tepatnya setelah saya dilamar, mulai tuh saya punya pengalaman baru. Yup, suami saya itu dilahirkan dan dibesarkan di Lamongan. Beliau blasteran Lamongan Sunda hehehe... Jadi saya mulai sesekali diajak pulang ke desanya, dikenalkan dengan keluarga besarnya di Lamongan. And I Love it So Much...

Kampung suami saya ada di dusun Blungkan desa Sendangrejo Kecamatan Lamongan. Dari alun-alun Lamongan perlu waktu 15 menitan untuk sampai ke desa kami. Kalau malam, ada ruas jalan yang masih tidak ada penerangan. Aliran air yang masuk ke desa kami bukan berasal dari PDAM, karena hingga saat ini, belum ada aliran air PDAM di desa kami. Padahal desa sebelah sudah ada. Jadi kami mengalirkan air dari waduk penampungan. Kalau sedang kumpul keluarga besar harus beli air tanki untuk isi bak air, 1 tanki biasanya butuh biaya sekitar 50.000.

Di desa ini saya bisa melihat sawah, sungai, kunang-kunang, bunyi jangkrik, bintang yang terlihat lebih terang, dan keheningan. Suasana yang jarang bisa saya dapatkan saat di kota. Saya bisa berjalan di jalanan kecil yang di kanan kirinya ada sawah. Paling senang kalau lihat warna hijau yang luas dari ujung ke ujung. Tapi jangan sampai kita lewat jalan yang sama saat musim panen. Heuheuheu... pasti susah lewatnya karena dipakai oleh warga sekitar untuk menjemur gabah.

Banyak sekali hal baru yang saya dapatkan selama saya punya kampung untuk mudik. Selama pernikahan kami yang baru dua tahun ini, saya terhitung sering pulang ke desa. Selain karena ada acara keluarga, kami pulang ke Lamongan terkadang hanya sekedar refreshing singkat saja. Ada banyak kearifan lokal yang bisa saya pelajari dari masyarakat yang ada di desa kami. Misal tentang tata cara saat mengadakan acara, tata cara menikah, apa yang tabu untuk dilakukan dll.    


Dan akhirnya, si anak kota ini punya kampung juga untuk mudik. Meskipun masih tidak perlu rebutan tiket saat menjelang mudik. Karena kami hanya perlu naik motor atau sewa mobil saja untuk mudik.
Continue reading Si Anak Kota yang Akhirnya Punya Kampung Mudik

Tuesday, March 29, 2016

,

Daun Binahong, Satu Daun Banyak Khasiat


Kali ini saya ingin cerita tentang perjalanan Papa saya untuk sembuh dari sakitnya. Beberapa tahun lalu, Papa saya mengalami stroke dan komplikasi penyakit lainnya. Serangan jantung, ada cairan di paru-paru, kolesterol tinggi, dan diabetes. Sempat dua kali dirawat di rumah sakit dengan indikasi penyakit yang sama.

Papa saya dulunya memang memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Beliau perokok aktif, sangat aktif bahkan. Selain itu, beliau juga suka mengonsumsi makanan yang “berat” seperti jeroan, otak sapi, kambing, durian, dll. Papa juga jarang sekali olahraga ditambah kesibukannya bekerja yang menguras waktu istirahatnya. Semua itu terakumulasi di masa tua beliau.

Papa ini orangnya agak susah kalau diajak berobat medis. Beliau lebih suka dengan pengobatan alternatif. Saat dua kali masuk rumah sakit, beliau juga inginnya segera keluar dari rumah sakit. Di rumah pun, Papa lebih suka mengikuti saran-saran pengobatan alternatif. Pengobatan di manapun dan mengonsumsi apapun pasti Papa coba. Hingga suatu hari, kami mendapat informasi tentang khasiat daun Binahong.

Salah seorang kenalan kami menyarankan Papa untuk mengonsumsi rebusan daun Binahong untuk mengobati diabet dan kolesterolnya yang tinggi. Kami pun saat itu langsung mencari tahu. Mama langsung ke taman TOGA yang ada di dekat Balai RW kampung saya. Ternyata khasiat daun Binahong ini sudah menjadi perbincangan hangat bahkan pengurus TOGA kampung kami pun mengetahuinya.

Ternyata dalam daun Binahong terkandung 3 zat utama, zat antioksidan, flavonoid, dan saponin. Ketiga zat tersebut berfungsi sebagai penangkal radikal bebas, menurunkan kadar gula dalam darah, dan menurunkan kolesterol. Pas kan dengan indikasi penyakit Papa. Akhirnya kami pun berikhtiar untuk mengobati Papa dengan tanaman herbal tersebut.

Di luar tiga fungsi utama itu, ternyata daun Binahong juga memiliki banyak khasiat lainnya. Antara lain :
  •          Diabetes
  •          Sesak nafas
  •          Penyakit paru-paru
  •         Membantu pemulihan stamina dan penyembuhan luka
  •      Mencegah asam urat
  •      Mencegah stroke
  •      Menjaga sistem kekebalan tubuh
  •      Dll

Satu hal yang selalu kami tekankan dalam setiap pengobatan alternatif dengan tanaman herbal ini, yaitu harus sabar. Papa tidak bisa berharap sekali dua kali minum air rebusan daun Binahong lantas berharap sembuh. Bagaimanapun, tanaman herbal bukan seperti obat kimia yang bisa mengobati dengan seketika. Perlu ketelatenan dan konsisten mengonsumsi daun Binahong ini. Oh ya, sampai sekarang Papa masih mengonsumsi rebusan daun Binahong ini. Tapi tidak sebanyak dulu. Kondisi Papa alhamdulillah semakin sehat saat ini.

Cara Mengonsumsi daun Binahong :
  •          Ambil daun Binahong 5-10 lembar
  •          Rebus dengan 3 gelas air
  •      Diminum sehari sekali, setiap hari
  •     Jangan mengonsumsi rebusan daun Binahong sambil mengonsumsi makanan atau minuman berkafein
  •     Ibu hamil dan menyusui dilarang mengonsumsi rebusan daun Binahong

Yuk mulai menanam daun Binahong di pekarangan rumah kita. Karena daun ini memiliki banyak sekali khasiat. Lebih baik mencegah daripada mengobati kan.


Semoga bermanfaat.  
Continue reading Daun Binahong, Satu Daun Banyak Khasiat

Monday, March 28, 2016

, , ,

Siap Gak Sih Bertemu si Genit Menggoda MEA?

Sudah sejak tahun 2015, bahkan di awal tahun, nama MEA sudah menggaung. Bahkan sejak setahun sebelumnya, di tempat saya bekerja dulu (baca: Universitas Airlangga, red), banyak sekali studi dan seminar yang terkait dengan MEA. Di tahun 2015, saat saya mulai aktif terjun di dunia UKM dan online shop,  si MEA ini makin genit aja menggoda untuk terus dibahas.

Sudah kenal kan dengan si MEA ini? Yup, MEA adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sesungguhnya apa sih MEA itu? Dan mengapa seluruh lini masyarakat, tidak hanya yang bergerak di sektor perdagangan, harus siap menghadapinya?

Sesuai definisi yang ada di Wikipedia (eaaa balik jaman sekolah) Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community merupakan sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. Kuncinya di perdagangan bebas, tapi ternyata MEA tidak hanya berimbas pada sektor perdagangan saja, pendidikan, budaya, politik, sosial, dan lain-lain.
Godaan MEA ini lebih terasa di awal tahun 2016 ini. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, banyak produk import yang mudah kita temukan di sekeliling kita, lini ekspor ke banyak  negara dari Indonesia juga mengalir deras. Pusing ga mikir itu semua? 

Awalnya sih saya takut, pusing, kepikiran. Bagaimana jika lapangan kerja di Indonesia nantinya dikuasai tenaga kerja asing, bagaimana jika produk saya nantinya kalah dengan produk import, dan banyak ketakutan lain.

Tapi kemudian lantas saya sadar, ketakutan hanya akan membuat kita terkungkung dan tidak bergerak maju. Jadi, ada 3 hal yang menurut saya bisa kita lakukan untuk menghadapi MEA dibandingkan kita hanya memelihara ketakutan. Simak yuk ulasan berikut.

UPGRADE DIRI

Dengan adanya MEA persaingan global pun telah dimulai. Terus apakah kita takut? Kalau saya sih, ketakutan itu hanya ada pada mereka yang belum siap menerima perubahan yang terjadi. Nah bagaimana caranya agar kita tidak takut dengan si MEA ini, salah satunya adalah dengan meningkatkan kapasitas diri alias upgrade diri.

Kenali setiap potensi diri sendiri, apa yang kurang kita harus bergegas untuk menyusul ketertinggalan. Misal, selama ini hanya fasih bahasa Indonesia, Jawa, dan sedikit Inggris. Maka sekarang perdalam kemampuan berbahasa Inggris, kalau saya usahakan tambah perbendaharaan bahasa yang kita kuasai. Salah satu bahasa yang “wajib” kita kuasai adala bahasa Cina. Mengingat sekarang ini hubungan bilateral Indonesia dan Cina semakin erat dengan adanya MEA dan AFTA. Selain bahasa Inggris dan Cina, kalau memang kita masih mau dan mampu belajar sih, belajar bahasa yang lain. Tapi kalau saya sih, sementara dua bahasa itu saja sudah cukup.

Kalau sudah tahu kekurangan kita, saatnya memaksimalkan kelebihan kita. Kita expert di bidang apa, maka itu yang semakin diperkuat dan ditonjolkan. Nah, hayuuuk ngaca bareng bareng “Kelebihan aku apa yah? Aku kece banget pas ngerjain apa yah?”

BANGUN BANYAK JARINGAN DENGAN BERBAGAI KOMUNITAS

Saat ini bukan zamannya lagi kompetisi tapi kolaborasi. Karena itu, buka diri, perbanyak jaringan pertemanan, masuk ke berbagai komunitas yang sesuai dengan minat dan kompetensi kita. Intinya adalah perpanjang Silahturahim. Dengan siapapun dan dimanapun. Yang dekat semakin dieratkan. Yang jauh didekati.

Kenapa saya sarankan untuk menjalin hubungan baik dengan sebanyak mungkin orang. Karena kita tidak pernah tahu dari arah mana dan dari siapa rezeki kita berasal. Satu hal yang bisa kita lakukan adalah meninggalkan kesan baik saat kita menjalin hubungan dengan seseorang. Karena jika mereka sudah “terkesan” dengan kita dan hubungan juga terjalin dengan baik, maka suatu saat mungkin mereka akan merekomendasikan nama kita.

Untuk poin ini, saya bisa kasih contoh pengalaman pribadi (hehehe...) Entah karena begitu tertancapnya Personal Branding yang saya lakukan di sosial media serta di antara teman-teman di dunia nyata. Suatu saat ada seseorang datang yang meminta tolong untuk dijualkan propertynya atas rekomendasi dari salah satu kenalan saya. Terkejut? Pasti. Karena, saya tidak pernah dengan sengaja “menawarkan diri” saya ke teman-teman, misalnya dengan cara “Nanti kalau ada yang cari property kasih tahu saya yah”. Semua berjalan natural saja.

Oh ya, saat saya bilang bergabunglah dengan banyak komunitas. Jangan hanya gabung dan jadi silent reader yah. Setiap kita gabung di komunitas tertentu, pastikan bahwa kita bersuara dan stand out. Sehingga member komunitas ngeh dengan keberadaan kita.

MAKSIMALKAN TEKNOLOGI DAN INTERNET

Ini nih Gongnya. Teknologi dan internet itu bisa menjadi salah satu alat bagi kita untuk semakin “menjual” diri dan produk yang kita miliki sehingga dikenal secara global. Di era sekarang, kalau kita ketinggalan, gagap teknologi, dan buta internet sudah pasti ketinggalan. Apalagi kalau ditambah tidak mau belajar, sudah deh lewaat. Ada kata kata anonim yang beredar sekarang ini, jika ingin menguasai dunia, kuasai internet dan arus informasi di internet.

Saya pribadi jujur masih sedikit gagap teknologi. Tapi sampai sekarang mah belajar terus. Semakin banyak dapat ilmu di dunia teknologi dan internet, semakin kita merasa belum bisa apa-apa.
Sederhananya, pasti semua orang punya smartphone sekarang ini. Nah mulai tuh maksimalkan gadget yang kita miliki. Jangan cuma buat selfie atau ngalay di dunia maya, berdayakan gadget yang kita miliki. Misal untuk memulai usaha, jualan, atau apalah aktifitas yang bermanfaat lainnya.

Bagaimana? Sederhana kan langkah-langkah yang harus kita lakukan untuk menghadapi si MEA. Hehehe.... Sudah ACTION saja langsung.


Semoga Bermanfaat. 
Continue reading Siap Gak Sih Bertemu si Genit Menggoda MEA?

Saturday, March 12, 2016

, , ,

Membaca Blog Hairi Yanti, Membaca Kenangan

Beberapa waktu lalu saya mendapat kesempatan berkenalan secara maya dengan mbak Hairi Yanti. Saya mampir di blog mbak Yanti, HairiYantidotcom, waktu itu dan saya langsung jatuh cinta. Bukan hanya karena tampilan blognya  yang sangat segar dan girlie, tapi juga karena content yang ada di dalam blog mbak Yanti.

Saya menekuri kata demi kata, tulisan yang diunggah satu per satu. Dan kemudian memori saya terlempar jauh sekali. Membaca blog HairiYantidotcom membawa kenangan saya terbang ke dua puluh tahun silam.

Saya dibesarkan di keluarga yang sederhana. Sejak kecil hobi saya membaca. Setiap minggunya, Papa selalu tidak lupa membelikan saya majalah Bobo. Setiap Kamis sore, saya selalu bersemangat menunggu Papa pulang. Karena pasti beliau membawa majalah Bobo untuk saya. Kalau Papa datang, saya selalu menghambur keluar dan merajuk menanyakan majalahnya mana. Kalaupun hari itu Papa tidak membawa majalah Bobo, maka Papa akan mengajak saya naik motor vespanya ke kios majalah yang agak jauh dari rumah.

Membaca cerpen demi cerpen, serial Bona dan Rong Rong, Nirmala, Keluarga Bobo, dan lain-lain yang membuat saya betah berjam-jam membaca majalah. Saya jadi sering berhayal ada di dunia Bobo, berpetualang dengan tokoh-tokohnya. Selain itu, saya juga sering menulis surat ke Redaksi Bobo, tiap minggu saya selalu antusias mencari adakah surat saya yang dimuat. Selain itu juga, saya sering ikut kuis atau sekedar mengisi soal yang ada di majalah Bobo.

Sesaat, membaca blog mbak Yanti membuat mata saya berkaca-kaca. Mengingat masa kecil saya yang tumbuh dengan dongeng keluarga Bobo. Ternyata mbak Yanti ini penulis cernak (cerita anak) yang sangat produktif. Tulisannya sering sekali dimuat di majalah Bobo.

Ada cerita tentang Rani yang “ditangkap” Polisi di sini 

Ada juga tips menulis cerita anak di sini 

Selain, tentang cerpen anak, blog HairiYantidotcom ini juga menceritakan keseharian mbak Yanti yang putri asli Kalimantan. Ada tentang makanan, resensi buku, catatan perjalanan mbak Yanti, dan masih banyak lagi. Teman-teman harus kenal deh ama mbak Yanti. Masuk sini  yah kalau mau kenal.

Terima kasih mbak Yanti karena saya jadi mengingat kenangan indah masa kecil saya.

Pengen pulang ah, pengen peluk Papa dan bilang terima kasih karena masa kecil yang indah.

Semoga bermanfaat.

Neng Nunung  
Continue reading Membaca Blog Hairi Yanti, Membaca Kenangan

Monday, March 7, 2016

, ,

Mie CakCok, Satu Lagi yang Baru di Manukan, Surabaya Barat


Di daerah rumah saya, Manukan Surabaya Barat, memang dikenal sebagai surganya makanan. Kita pengen makan jenis apa saja ada. Mulai dari yang biasa-biasa macam bakso, soto, sate dan lain-lain, sampai menu berbahan dasar Hiu ada di sini. Sebagai warga mah saya sangat dimanjakan sekali. Kalau ada rezeki dan pengen makan di luar, tinggal pilih saja mau yang mana.

Setelah ada sentra penjual nasi goreng, kemudian maraknya warung kopi dan angkringan dari kelas pinggir jalan hingga cafe, kini ada satu lagi tempat baru yang bisa dijadikan jujugan tempat makan dan nongkrong di Manukan. Cak Kolas Cafe & Resto yang terletak dekat Terminal Manukan ini bisa menjadi salah satu alternatif tempat hang out dan kumpul keluarga. Dari arah Terminal Manukan, lurus saja ke arah SD Khadijah 3. Lokasi Cak Kolas Cafe & Resto ada di depan sekolah itu.   

Kalau kita datang ke sini, atmosfernya nyaman sekali. Ada sudut untuk live music, ada juga tempat duduk dari ukiran kayu, meja dan kursi yang nyaman, dan akuarium. Pilihan menunya beragam, mulai dari chinese food, Bakso, Steak, hingga makanan kekinian seperti Bakso Steak, Mie CakCok, dan aneka minuman yang menyegarkan.

Oh ya, saat saya ke sana beberapa hari lalu, saya mencoba Mie CakCok Hotplate dan Es Jeruk. Awalnya saya penasaran dong, Mie CakCok Hotplate itu semacam apa sih? Saat mbak pelayannya menanyakan level berapa, karena ada pilihan level 1 hingga 7, saya memilih level 3 saja. Takutnya kepedasan malah gak kemakan kan sayang.

Tidak terlalu lama menunggu, pesanan saya datang. Betapa terkejutnya saya karena porsi mienya banyak sekali hohoho... Cukup kali dimakan berdua. Begitu sesuap saya masukkan ke mulut, beuuuhh.... pedesnya bikin pengen misuh. Pedeeess banget dah... Ini level 3 segini pedesnya, bagaimana kalau level 7 hehehe... Buat teman-teman yang suka pedas, wajib kayanya menantang diri untuk makan di sini, cobain Mie CakCoknya. Rasanya mienya enak, meskipun masih asing di lidah saya komposisi mie hotplate ini. Saya sebagai penggemar mie jadi merasa menjalani rekreasi rasa saat mencoba Mie CakCok ini. Tapi menurut saya, tekstur mienya agak sedikit kurang kenyal. Karena saya sukanya yang kenyal sih. Tapi kalau kata teman saya, teksturnya udah pas. So, ini memang bergantung selera saja.

Mengingat porsinya yang besar, saran saya jangan sendirian deh makan di sini. Ajak teman atau saudara biar makin seru. Ada banyak pilihan makanan di sini, dan satu lagi asyiknya nongkrong di sini, ada WIFInya. Hehehe...

Semoga Bermanfaat

Neng Nunung   
Continue reading Mie CakCok, Satu Lagi yang Baru di Manukan, Surabaya Barat
, , ,

Menjadi Konsumen Cerdas, Oleh-oleh Ngobrol Asik dengan INDIHOME


Beberapa waktu lalu (21 Februari) saya mendapat kesempatan untukbertemu dengan teman-teman dari Telkom Indonesia dan INDIHOME di Matchbox Too Jalan Jawa Surabaya. Jujur, saya semangat sekali saat tahu dapat berpartisipasi di acara Ngobrol Asik Blogger dengan INDIHOME. Bukan karena kebayang bias dapat lunch gratis yaa… bukaan… Tapi saya jujur mau tahu “pembelaan” pihak INDIHOME atas beberapa kabar negatif yang beberapa waktu beredar. Jadi, saya datang siang itu siap mengosongkan kepala dan hati (apa coba??).

Waktu sampai di café Matchbox Too saya sempat celingukan melihat ke venue. Masih kosong euy.Ini saya datang Venuenya ini keren banget, baru pertama kali saya kesini.Tempatnya cozy dan kekinian. Selang beberapa menit, peserta acara lain mulai berdatangan.

jam 12.30, di undangan jam 13.00 sih. Sudah ada Silviana Noerita, blogger kece Jawa Timur, di sana.

Saat ditanya MC, siapa yang punya pengalaman tentang layanan INDI HOME atau Wifi ID Corner, sebagai pejuang kuota yang selalu berburu wifi spot saya cukup punya banyak cerita. Saya pun berbagi sedikit pengalaman saya selama ini sering nongkrong di Wifi ID Corner. Jam-jam berapa yang persaingan untuk rebutan bandwithnya paling cadas dan lokasi hotspot Telkom mana yang paling nyaman. Hasil cuap-cuap dikit saya dapet juga bawah pulang flashdisk dari INDI HOME. Lumayan lah buat oleh-oleh pulang.

Ketika acara dimulai saya menyimak setiap penjelasan dan video yang ditayangkan oleh bapak ibu dari Telkom dan INDI HOME. Saya mulai merinding dan mikir saat video tentang bagaimana proses orang-orang di balik kenyamanan berinternet, tayangan televisi yang jernih, dan telepon yang tambah gangguan. Selama ini, saya sebagai pengguna internet dan layanan dari Telkom, hanya bisa menggerutu saat koneksi internet lambat, sambungan telepon yang terputus, atau beberapa chanel tv kabel yang tiba-tiba menghilang. Tanpa kita sadari, di balik semua itu ada orang-orang yang bekerja di lapangan tidak kenal siang dan malam, panas dan hujan.

Layanan INDI HOME yang dikenal dengan slogan Triple Play ini memang merupakan transformasi dari layanan Telkom yang sudah ada sebelumnya. Menggabungkan layanan telpon fix line, internet Speedy, dan tv kabel. Sejak diluncurkannya, layanan INDI HOME memang mengarah pada basis fiber optic dan menggantikan kabel tembaga yang selama ini digunakan oleh Telkom. Proses transformasi ini memang harus dibayar mahal. Banyaknya testimoni dari pelanggan INDI HOME yang mengeluhkan pelayanan INDI HOME yang menurun.

Salah satu pelanggan INDI HOME yang akhirnya mempublikasikan keluhannya di sosial media adalah penulis buku di Indonesia. Gak usahlah ya saya sebutkan namanya, karena semua pasti sudah tahu. Tulisan yang dibuatnya menjadi sangat viral di sosial media. Dibagikan dan dikutip oleh banyak orang. Banyak yang mendukung apa yang dilakukannya karena merasakan pengalaman yang sama, dan ada juga yang nyinyir dengan cara dia mempublikasikan “protesnya”.

Lepas dari acara Bincang Bareng itu saya kemudian berpikir. Jika memang ketika kita memutuskan berlangganan salah satu layanan semacam INDI HOME maka harusnya kita tunduk pada “syarat dan ketentuan berlaku” yang biasanya dituliskan kecil-kecil dan panjang. Tapi jika di kemudian hari kita merasa dirugikan, apa dan bagaimana seharusnya kita melakukan komplain dan protes? Saya coba memetakan bagaimana seharusnya menjadi konsumen atau pelanggan yang cerdas. Pemetaan ala saya ini saya dapat dari mengamati sepanjang acara Bincang Bareng Blogger dengan INDI HOME. 

Ok here we go...

Pilih Provider yang Bisa Menjangkau Wilayah Kita
Sekarang ini kita bisa mengakses informasi dari manapun untuk mencari tahu product knowledge dari sebuah provider. Memang sih, tanpa promosi pun, saat ini kita tahu Telkom Indonesia memang memiliki backbone jaringan yang terluas di Indonesia. Sampai di pelosok pun, layanan Telkom Indonesia bisa kita rasakan. Nah, sekarang tinggal kita mau coba bandingkan dengan provider lain atau tidak. Pilih yang jangkauan sinyalnya paling kuat di daerah kita yah.  

Jangan Terburu-buru Memutuskan & Kritis Terhadap Penawaran
Ini penyakit hampir semua orang deh termasuk saya, begitu ada penawaran promo harga yang lebih miring langsung “say yes” tanpa terlebih dulu memikirkan dan menimbang. Terkadang kita perlu kritis terhadap setiap penawaran yang muncul. Jangan mudah tergiur dengan promo. Kalau perlu tanyakan ke tenaga penjualnya hingga detil terkecil. Pelajari term & condition yang berlaku pada penawaran yang ada. Baca setiap klausul yang ada dengan cermat. Agak rempong memang tapi ya daripada ada penyesalan di kemudian hari, lebih baik kita pastikan semua di awal kan ya.
Mengapa kita harus atenttion to detail dan kritis pada setiap penawaran. Karena terkadang tenaga penjual lebih sering menutupi beberapa fakta dengan penawaran yang  lebih menggiurkan. Jadi, saat ada tenaga penjualan menghampiri kita dan menawarkan ini itu, just take your time, cari tahu secara detail apapun terkait layanan. Jangan sungkan bertanya pada tenaga penjual.

Tanyakan Layanan After Sales-nya
Ini salah satu hal yang harus menjadi pertimbangan untuk memilih layanan provider mana yang kita pilih. Provider yang bagus, layanan after sales-nya harus jelas. Jika ada kendala selama kita berlangganan kita harus tahu nantinya akan dilayani semacam apa. Tanyakan hal ini pada tenaga penjual, sebelum akad berlangganan kita lakukan. Jangan sampai kita memilih layanan provider yang tidak jelas, sehingga setelah proses akad selesai kita kesulitan saat terjadi kendala baik teknis atau non teknis.

Pelajari Semua Fitur dan Maksimalkan
Kenapa kita harus menjadi konsumen yang cerdas dengan mempelajari semua fitur yang ada karena yaa... lagi-lagi karena faktor ekonomis hehehe... Katakanlah dengan nominal yang kita keluarkan setiap bulannya, kalau kita hanya tahu fitur yang itu-itu saja kan rugi. Kalau layanan INDI HOME misalnya, sebagai pelanggan INDI HOME, tahu gak kita kalau saat kita menjadi pelanggan INDI HOME, kita juga bisa merasakan fasilitas internet gratis di semua WIFI ID Corner. Cukup dengan menggunakan ID yang terdaftar di rumah. Hal-hal semacam ini kita harus tahu, agar kita mendapat manfaat plus plus dari layanan yang kita pilih.

Ada Keluhan? Komplain di Tempat dan Cara yang Tepat
Nah ini nih, kalau dalam prakteknya nanti kita mengalami kendala dan kecewa karena pelayanan atau kualitas koneksi yang kita dapat, kita harus memilih tempat dan cara yang tepat untuk komplain. Lakukan dulu secara internal, misal melalui call centre yang ada. Jika memang belum ada tanggapan atau belum ada solusi nyata, coba komplain ke customer service secara terbuka. Sekarang ini banyak provider yang menerima masukan melalui sosial media. Jika memang belum direspon juga, saran saya baru dengan cara membuat surat pembaca atau surat terbuka.

Bagaimana jika apa yang kita tuliskan menjadi kontroversi seperti kasus penulis itu, berarti kita harus memilih kata-kata yang bersifat kritik membangun. Jangan hanya sekedar hujatan atau keluhan saja.
Kalau menurut saya, di era keterbukaan semacam sekarang, setiap komplain pasti akan ditanggapi oleh perusahaan asalkan kita menggunakan cara yang benar. Karena semua misi perusahaan yeng bergerak di bidang perdagangan akan berusaha memenangkan hati konsumen atau pelanggan.

Jadi, mari lebih bijak dan cerdas menjadi konsumen yuk.

Semoga bermanfaat.

Neng Nunung    
Continue reading Menjadi Konsumen Cerdas, Oleh-oleh Ngobrol Asik dengan INDIHOME
, ,

Banjir Usai, Saatnya Mengembalikan Rumah Menjadi Kinclong



Seperti menjadi tradisi tahunan, beberapa waktu lalu rumah saya yang ada di daerah Surabaya Barat kembali mengalami kebanjiran. Debit air hujan yang tinggi dengan durasi lama, tak ayal lagi mengakibatkan rumah saya yang memang berada di daerah dataran rendah ikut terdampak banjir. Air banjir datang malah setelah hujan berhenti. Datang tak terbendung dari arah belakang dan depan secara tidak terduga.

Banjir kali ini terhitung lebih parah dari sebelumnya. Lemari es di rumah hampir terguling, kasur-kasur terendam, semua peralatan dapur dan makan terendam, koleksi buku yang selamat dari banjir sebelumnya kali ini luput terselamatkan. Banyak barang-barang yang sudah tidak bisa diselamatkan dan dibuang, termasuk kasur, dll.

Air masuk ke rumah sore menjelang Maghrib, dan baru benar-benar surut jam 9 malam. Banjirnya memang hanya sekitar tiga jam. Tapi apa yang ditinggalkan oleh air bah ini membuat kami sekeluarga terjaga hingga jam 2 dini hari. Itu pun, yang kami lakukan bukanlah membersihkan rumah hanya menyurutkan air dari dalam rumah, mengeringkan lantai, dan mengidentifikasi barang yang masih bisa diselamatkan dan digunakan.

Momen yang membuat mengurut dada di momen setelah banjir adalah membersihkan semua perabotan. Udah deh, yang pernah kebanjiran pasti tahu banget perasaan saya. Perjuangan panjang pun dimulai (halah). Saya mau berbagi nih, apa saja yang bisa kita lakukan agar proses bebersih setelah banjir ini lebih mudah dan menyenangkan (haaah, yakin menyenangkan?)

Pastikan Area Rumah Sudah Steril dari Genangan Air
Sebelum memulai proses bebersih rumah setelah banjir. Yang biasanya keluarga kami lakukan adalah memastikan seluruh area permukaan rumah (lantai) sudah steril dari genangan air. Kalau lantai atau tembok tidak benar-benar kering, nantinya akan lembab dan mudah muncul jamur. Atau kita akan kesulitas untuk menata atau meletakkan perabotan atau barangt-barang yang sudah kita bersihkan.  

Singkirkan Segera Barang-Barang yang Tidak Bisa Diselamatkan
Kita bisa memilah mana barang yang masih bisa diselamatkan dan digunakan atau mana yang tidak. Segera singkirkan barang yang sudah udah tidak bisa digunakan lagi. Dengan begini kita bisa lebih mudah membersihkan rumah. Pastikan jangan sampai kita membuang barang yang sebenarnya masih bisa kita perbaiki atau dialihfungsikan. Di tahapan ini beneran kudu tega kita mah. Karena mungkin saja dari sekian banyak barang, ternyata ada barang kesayangan kita.    

Kumpulkan Perabotan yang Perlu Dibersihkan Berdasarkan Fungsi
Yang kami lakukan kemarin adalah mengelompokkan barang-barang yang harus dibersihkan sesuai jenis dan fungsi. Pakaian, sprei, dan jenis kain lainnya dalam satu kelompok yang harus segera diberikan ke laundry. Perabotan plastik dengan plastik, kayu dengan kayu, stainless dengan stainless, peralatan makan dengan peralatan makan, dan lain-lain. Ini sangat memudahkan kita saat membersihkan barang-barang itu. Karena setiap jenis barang tentu akan memerlukan treatment yang berbeda pula.   

Bersihkan Tempat Menyimpan Perabotan Bersih Dulu
Kemarin itu, ada satu rak perabotan yang isinya alat makan dan barang-barang plastik, semacam Tupperware dan Moorlife, yang terendam air banjir. Yang kami lakukan adalah mengeluarkan semua barang-barangnya, dan membersihkan rak itu. Raknya harus benar-benar bersih dan kering baru nantinya akan barang-barang yang sudah dibersihkan diletakkan di sana.   

Bagi Tugas Membersihkan Perabotan
Saran saya sih, bagi tugas untuk membersihkan barang-barang. Ada yang bagian sabun, bilas, dan mengeringkan. Itu kalau barangnya bisa dicuci. Kalau misal barangnya hanya bisa dikeringkan saja, maka kita juga harus memastikan ada orang yang khusus handle masalah itu. Kalau ga ada pembagian jelas, takutnya nanti capeknya ga merata hehehe... Karena beneran deh, pekerjaan membersihkan rumah setelah banjir itu benar-benar melelahkan.

Salah satu alat yang berguna sekali di masa-masa darurat seperti ini adalah spons, kawat, dan sikat dari Scotch-Brite™. Berbagai varian produk Scotch-Brite™ bisa diaplikasikan untuk beragam barang.

Sabut Spons Hijau Scotch-Brite, kami gunakan untuk membersihkan barang-barang semacam panci, penggorengan, dan alat-alat masak sejenis. Kami juga menggunakan spons ini untuk membersihkan bekas air banjir di pagar rumah.



Sabut Spons Tempat Makan dan Minum Anak Scotch-Brite kami gunakan untuk membersihkan perabotan makan yang berbahan plastik, semisal tempat bekal makan, gelas dan piring plastik, botol minuman, dll. Spons jenis ini lebih lembut, dan ada juga yang berbentuk panjang sehingga memudahkan kita untuk membersihkan botol yang penampang permukaanya kecil.

Sabut Spons Anti Gores Scotch-Brite, kami gunakan untuk membersihkan barang-barang yang anti gores, wajan teflon, gelas dan piring kaca, koleksi porselen dan keramik, kaca meja, dll. Semua barang yang membutuhkan treatment lebih lembut pokoknya sih.

Saya menggunakan Sikat Sudut Scotch-Brite™ juga untuk menghilangkan bekas banjir yang menempel di dinding dan lantai, ujung-ujung lemari, kamar mandi, toilet, dll. Intinya sih kudu kinclong dari atas, bawah, sampai barang-barangnya.

Oh ya, kalau memang kita memiliki Scotch-Brite™ di rumah, jangan sampai salah pemakaian dan penyimpanan ya. Jangan sampai spons yang kita gunakan untuk membersihkan barang-barang dari kotoran, malah menjadi menyimpan kuman tersembunyi. Simak yuk, tips dan petunjuk pemakaian di bawah ini.       


Petunjuk Pemakaian Sabut Spons Scotch-Brite™  : 
  • Basahi sabut spons dengan air dan beri sabun pada bagian SPONS
  • Remas sabut spons hingga berbusa
  • Gunakan sisi SABUT untuk mencuci barang sesuai peruntukan SPONS
  • Setelah selesai mencuci, bilas sabut spons dan letakkan di tempat yang kering



Semoga bermanfaat
Neng Nunung



Continue reading Banjir Usai, Saatnya Mengembalikan Rumah Menjadi Kinclong