Friday, March 21, 2025

Tips Skincare Rutin Saat Ramadan: Tetap Glowing Meski Puasa!



Hi Annyeong Teman Nunna 

Sudah pada siap-siap untuk Lebaran kah? Mudik ga tahun ini? Semoga segala persiapannya lancar yah. Masih ada waktu 10 hari lagi yah menjelang Lebaran. Semangat puasanya masih terjaga kan? Kali ini Nunna mau ajak teman-teman bahas satu topik yang paling relate dengan kita nih sebagai perempuan di saat Ramadhan dan menjelang Lebaran. Yap tentang kesehatan kulit. 

Bulan Ramadan itu spesial. Bukan cuma soal ibadah dan suasana yang lebih tenang, tapi juga karena ada tantangan baru buat kulit kita! Bayangin aja, kurang minum seharian, pola tidur berantakan, dan cuaca panas bisa bikin kulit jadi kering, kusam, bahkan muncul jerawat. Nah, supaya wajah tetap fresh dan glowing meski puasa, kita butuh skincare routine yang tepat. Jangan khawatir, Nunna bakal kasih tips lengkap buat semua jenis kulit. Siap-siap catat, ya!

Kenali Jenis Kulitmu Dulu!
Sebelum masuk ke tips skincare, penting banget buat tahu jenis kulitmu. Karena tiap kulit punya kebutuhan yang beda, jadi jangan asal pakai produk!



Nah ini beberapa jenis kulit yah
  • Kulit kering → Cepat terasa ketarik, gampang iritasi, butuh hidrasi ekstra.
  • Kulit berminyak → Produksi minyak berlebih, sering terlihat mengkilap, rentan jerawatan.
  • Kulit kombinasi → Area T-zone (dahi, hidung, dagu) berminyak, tapi pipi cenderung kering.
  • Kulit sensitif → Mudah merah, iritasi, atau alergi terhadap bahan tertentu.
  • Kulit normal → Seimbang, nggak terlalu kering atau berminyak.
Dari penjelasan di atas sudah tahu jenis kulitmu kah? Nah sekarang yuk kita bahas rutinitas skincare sesuai dengan kebutuhan masing-masing jenis kulit.

Skincare Pagi: Siap Hadapi Hari Tanpa Takut Kusam!
Tahu ga sih di bulan puasa, kulit kita tuh cenderung lebih dehidrasi karena kurangnya cairan. Jadi, skincare pagi kita harus fokus ke hidrasi dan perlindungan dari sinar matahari.

Step-by-step skincare pagi:

a. Cuci muka dengan gentle cleanser
  • Kulit kering/sensitif: Pilih pembersih wajah berbasis krim atau gel yang melembapkan.
  • Kulit berminyak: Gunakan cleanser berbusa yang bisa mengontrol minyak.
  • Kulit kombinasi/normal: Pakai pembersih yang lembut tapi tetap membersihkan minyak berlebih.
Tips: Jangan pakai sabun wajah yang bikin kulit terasa kesat! Itu tanda skin barrier kamu bisa rusak.

b. Gunakan toner untuk hidrasi

Toner ini ibarat "minum air" buat kulitmu sebelum pakai produk lain.
Pilih toner yang melembapkan (hyaluronic acid, glycerin) kalau kulitmu kering.
Kalau kulitmu berminyak, cari toner yang bisa menyeimbangkan minyak (niacinamide, witch hazel).

c. Pakai serum sesuai kebutuhan kulit
  • Kulit kering: Gunakan serum dengan hyaluronic acid biar tetap lembap.
  • Kulit berminyak/berjerawat: Pilih serum dengan niacinamide atau salicylic acid buat kontrol minyak dan cegah jerawat.
  • Kulit kombinasi: Bisa mix and match! Pake serum hidrasi di pipi dan serum oil-control di T-zone.
d. Gunakan pelembap yang ringan
  • Kulit kering: Pilih krim yang lebih rich.
  • Kulit berminyak: Pakai gel moisturizer biar nggak lengket.
  • Kulit kombinasi/normal: Pilih pelembap yang balance, nggak terlalu rich tapi tetap melembapkan.
  • Jangan lupa sunscreen!
e. Sunscreen itu WAJIB, apalagi pas puasa kulit jadi lebih sensitif.
Pilih sunscreen minimal SPF 30, dan reapply setiap 3-4 jam kalau sering terpapar sinar matahari.
Tips: Kalau malas reapply sunscreen pakai tangan, bisa pakai sunscreen mist atau cushion sunscreen biar lebih praktis!

Skincare Malam: Waktunya Rehidrasi & Recovery!
Di malam hari, kulit kita cenderung butuh nutrisi ekstra buat memperbaiki kerusakan akibat paparan matahari dan polusi setelah seharian aktifitas. Usahakan jangan skip untuk lakukan rutinitas skincare di malam hari.

Step-by-step skincare malam:
  • Double cleansing (wajib buat yang pakai makeup/sunscreen)
  • Pakai cleansing balm atau micellar water dulu buat angkat kotoran.
  • Lanjutkan dengan facial wash yang sesuai dengan jenis kulitmu.
  • Gunakan toner untuk menenangkan kulit
a. Kulit kering: Pilih hydrating toner biar kulit tetap kenyal.
b. Kulit berminyak: Pakai toner dengan kandungan BHA buat membersihkan pori-pori.
  • Apply serum yang lebih rich
a. Kulit kering/sensitif: Pilih serum dengan ceramide atau squalane buat memperbaiki skin
barrier.
b. Kulit berminyak: Bisa pakai serum retinol ringan buat mengontrol minyak dan mencegah
jerawat.
  • Gunakan pelembap yang lebih tebal
         Malam hari adalah waktu terbaik buat pakai pelembap yang lebih rich.
         Kalau kulitmu sangat kering, bisa tambahkan face oil sebagai lapisan terakhir biar                                 kelembapannya terkunci sempurna.
  • Lip balm + Eye cream (opsional)
         Puasa bikin bibir kering? Gunakan lip balm sebelum tidur.
         Kalau punya masalah mata panda, pakai eye cream biar area mata tetap segar.

Tips Tambahan Biar Kulit Tetap Sehat Selama Ramadan


Untuk mendapatkan kulit sehat apakah cukup hanya dengan menggunakan skincare? Kalau menurut Nunna, ada hal lain yang bisa kita lakukan selain melakukan rutinitas menggunakan skincare. Apa itu?

Perbanyak minum air saat sahur & berbuka
Kulit kita butuh hidrasi dari dalam juga, jadi pastikan minum air minimal 8 gelas sehari. Gunakan pola 2-4-2 (2 gelas saat berbuka, 4 gelas sepanjang malam, 2 gelas saat sahur).
Makan makanan bergizi buat kulit
  • Buah & sayur tinggi air (semangka, mentimun, tomat)
  • Makanan kaya omega-3 (salmon, kacang-kacangan)
  • Hindari gorengan berlebihan yang bisa bikin kulit gampang berminyak dan berjerawat.
Jangan tidur terlalu malam
Kurang tidur bisa bikin kulit kusam dan muncul mata panda. Usahakan tetap tidur cukup meskipun harus bangun sahur.

Maskeran seminggu 2-3 kali
  • Kulit kering: Gunakan sheet mask hydrating.
  • Kulit berminyak: Pakai clay mask buat membersihkan pori-pori.
  • Kulit kombinasi: Bisa coba multi-masking (area berminyak pakai clay mask, area kering pakai hydrating mask).
Hindari produk terlalu keras selama Ramadan
Kulit lebih rentan iritasi saat puasa, jadi kurangi penggunaan skincare yang mengandung alkohol tinggi atau eksfoliasi berlebihan.

Nah, beberapa tips tambahan di atas itu bisa melengkapi rutinitas penggunaan skincare kita agar mendapatkan kulit yang sehat dan glowing. Bulan Ramadan memang penuh tantangan buat kulit, tapi dengan skincare yang tepat dan pola hidup yang sehat, kamu tetap bisa tampil fresh dan glowing! Kuncinya ada di hidrasi, perlindungan dari sinar matahari, memilih produk sesuai jenis kulit serta memiliki pola hidup yang sehat. Tentunya kita semua ingin menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan tenang tapi juga tetap ingin tampil menarik agar siap menyambut hari Lebaran. Lakukan rutinitas skincare dan pola hidup sehat lebih sebagai investasi kita untuk kesehatan kulit dan diri untuk seterusnya. Jadi bagaimana, sudah siap menghadapi Ramadan dengan kulit sehat? Yuk, mulai rawat kulitmu dari sekarang! Jangan lupa juga buat tetap happy dan positif, karena kulit yang bahagia adalah kulit yang paling glowing! Selamat menjalani ibadah puasa, dan tetap glowing, ya! Saranghae, Nunna
 

Tuesday, March 18, 2025

Menyelami Jejak Balak: Thriller Investigasi dengan Isu Lingkungan yang Membekas

Jejak Balak || @ayuwelirang || @bukugpu ||  2023 || 384 halaman 

Rate : 5/5 ⭐

Buku yang bagus itu bukan hanya sekadar menghibur, tetapi juga memberikan sesuatu yang bisa kita renungkan. Jejak Balak karya Ayu Welirang adalah salah satu dari sedikit novel yang berhasil melakukan keduanya. Novel ini hadir dengan alur yang tidak berhenti membuat jantung berdegup kencang, kadang alur penceritaanya terasa lambat, namun kadang membuat pembaca seperti terengah-engah saat membaca. Selain itu, karakter masing-masing tokohnya digambarkan secara kuat dan tema yang diangkat juga relatable bagi pembaca di Indonesia. Penulis berhasil menciptakan pengalaman pembacaan yang tidak hanya menegangkan, tapi juga membuka cakrawala pengetahuan tentang budaya di Sumatera Barat, Urban Legend, juga tentang eksploitasi lingkungan.

Petualangan Jurnalis di Tengah Konspirasi Pembalakan Liar
Novel Jejak Balak ini dibuka dengan seorang jurnalis perempuan muda yang dianggap rebel oleh kantor medianya, Dima Sawitri. Sehingga ia dipindahtugaskan dari Ibukota ke media lokal yang masih satu jaringan di Simpang Empat, Sumatera Barat bernama Kaba Jorong. Dima berpikir tugasnya di tempat yang baru akan membosankan, karena apa yang bisa diliput dari media kecil di daerah pelosok. Tapi ternyata ia salah.  

Semua berubah ketika ia bertemu Pijar Timur Matari, seorang wartawan lokal yang punya koneksi erat dengan masyarakat adat. Dima dan Timur ditugaskan untuk menyelidiki kasus kematian dua pembalak liar yang ditemukan tewas dengan kondisi misterius. Informasi yang mereka terima, kematian kedua korban itu disebabkan oleh Inyiak, roh leluhur penjaga hutan yang diyakini ada berbagai bentuk, ada yang percaya berbentuk harimau, tapi ada pula yang percaya berwujud setengah harimau setengah manusia. Namun, apakah memang inyiak lah yang melakukan ini semua atau ada rahasia lain menunggu untuk terungkap?

Peliputan investigasi pun dimulai, seiring waktu keduanya menyadari sebuah pola yang muncul dari setiap kasus. Timur dan Dima mulai mendapatkan tekanan dari semua pihak, pimpinan redaksi di medianya, kepolisian, perusahaan yang membuka lahan demi membuat perkebunan sawit, hingga stigma masyarakat sekitar yang nampak mendukung apapun atau siapapun yang menyebabkan kematian beberapa orang itu. Masyarakat menganggap ini adalah pembalasan dari alam kepada mereka yang menghancurkan kelestarian alam demi menggemukkan kantong mereka. 


Lebih dari Sekadar Misteri, Ini Soal Lingkungan dan Budaya Lokal

Kekuatan novel ini saya rasa adalah keberanian penulis mengangkat isu lingkungan, korporasi sawit, dan hukum adat. Novel ini menggambarkan dengan jelas bagaimana perusahaan besar seringkali mengorbankan hutan demi keuntungan tanpa mempedulikan dampak bagi masyarakat adat yang sudah tinggal di sana selama ratusan tahun.

Pemilihan latar lokasi Pasaman Barat, Sumatera Barat juga membuat Jejak Balak semakin unik sebagai novel thriller. Pembaca tidak hanya dibuat tenggelam dengan cerita thriller dan investigasi tapi juga disuguhkan budaya dan urban legend yang ada di masyarakat Sumatera Barat. Adat istiadat, hukum adat, dan kepercaan masyarakat dengan roh leluhur sangat kental diceritakan secara apik. Penulis, Ayu Welirang, dengan apik menulis pergesekan antara tradisi dan modernisasi, kapitalisme korporasi yang berhadapan dengan hak masyarakat adat.

Karakter yang Hidup dan Relatable

Tokoh-tokoh dalam novel ini dihadirkan secara hidup, masing-masing digambarkan dengan karakter yang berisi tidak kosong. Baik tokoh utama atau pendukung, semua saling mengisi dalam dialog dan terbangunnya cerita serta sangat relate dengan realita yang ada. Tokoh utama dalam novel ini ada Dima Sawitri dan Pijar Timur Matari. Keduanya digambarkan sebagai sosok karakter yang tidak flawless.

Dima yang datang sebagai wartawan ibukota yang dipindahkan ke daerah, masih memiliki ego yang tingg. Ia menganggap akan menghadapi pekerjaan jurnalistik remeh temeh di pelosok yang jauh dari ibukota. Ternyata asumsi Dima salah, justru di Pasaman Barat lah ia bertemu dengan pekerjaan yang menantang adrenalinnya hingga hampir merenggut nyawanya. 

Dima bertemu dengan Pijar Timur Matari, seorang jurnalis yang idealis untuk hal-hal yang menyangkut isu lingkungan, kepercayaan, adat dan budaya. Timur paham sekali bagaimana kolaborasi korporasi dan pemerintah acapkali mengesampingkan masyarakat adat. Ia juga menjadi jembatan antara dunia modern dan adat budaya yang masih dipegang teguh oleh masyarakat. Karakter Dima dan Timur ini membuat cerita dalam novel ini semakin kaya, nyata dan relatable. 

Selain tokoh utama, tokoh pendukung pun memiliki porsi peran penting dalam penceritaan di Jejak Balak. Tidak ada satupun karakter tokoh yang dibuat hanya untuk sekedar lewat. Petugas kehutanan yang tangkas, pejabat yang korup, polisi yang mudah disetir oleh pengusaha, media yang mudah takluk karena iklan dari korporasi, masyarakat adat yang masih memelihara adat dan memperjuangkan tanah ulayat mereka, jurnalis yang idealis dan ada pula jurnalis yang masih tunduk pada kepentingan korporasi. Semua hadir dan memberikan warna yang lengkap untuk membangun cerita dan latar penceritaan yang kokoh.

Gaya Bahasa dan Alur yang Mengalir Natural

Kekuatan novel Jejak Balak selain dari ide cerita yang menarik sesungguhnya ada di gaya penulisan Ayu Welirang yang begitu nyaman dibaca. Semua detail cerita disuguhkan dengan gaya yang mengalir. Narasi yang ia bangun membuat pembaca merasa seperti sedang menonton film dokumenter investigasi—serius, menegangkan, tapi juga penuh momen refleksi.

Slice slice adegan investigasi terasa hidup dengan gaya bercerita dan detail yang disajikan membawa pembaca masuk ke dalam alur cerita yang sangat menegangkan. Dialog yang tercipta antar tokoh terkesan natural dan terasa sekali komunikasi ala jurnalis dan ketika masyarakat adat berkomunikasi dalam keseharian.

Jangan Tutup Mata pada Perampasan Tanah Adat

Salah satu pesan kuat yang coba disampaikan dari novel Jejak Balak ini saya rasa ada pada upaya menggugah pembaca bahwa alam, lingkungan, dan tanah adat acap kali menjadi korban ketamakan kita manusia. Bukan hanya sekedar cerita misteri kematian pembalak liar.
Dalam banyak kasus nyata, masyarakat adat yang kehilangan tanah mereka seringkali tidak punya pilihan selain melawan atau menyerah. Hutan yang mereka anggap sebagai bagian dari identitas mereka dirusak oleh perusahaan besar, dan hukum seringkali berpihak kepada pemilik modal.

Pesan inilah yang mampu menyentuh emosional pembaca dengan suguhan realis dampak dari eksploitasi alam secara apa adanya.
Sebuah kutipan dalam novel ini menggugah saya.
Di mana ada sumber daya, di situ kapitalisme tumbuh. Dan di mana kapitalisme tumbuh, hukum sering kali bertekuk lutut.
Kutipan ini seakan menampar kita, para pembaca atas realita yang terjadi saat ini.

Thriller Investigasi yang Wajib Dibaca

Kalau kamu pecinta cerita misteri, thriller, investigasi yang penuh ketegangan, karakter tokoh yang kuat, cerita yang sarat akan pesan sosial, maka novel Jejak Balak bisa saya rekomendasikan. Novel ini lebih dari sekadar pembunuh waktu—ia adalah pengingat tentang bagaimana lingkungan kita semakin terancam, dan bagaimana kita sebagai manusia punya tanggung jawab untuk melindunginya. Novel ini layak mendapat apresiasi tinggi dari pembaca.

Jadi, siapkah kamu menyelami jejak-jejak yang ditinggalkan oleh para pembalak dan mengungkap kebenaran di baliknya?


Sunday, March 16, 2025

Jajanan Khas Ramadhan dari Berbagai Daerah di Indonesia: Surga Kuliner untuk Berbuka Puasa


Hi Annyeong Teman Nunna 

Kali ini Nunna masih mau bahas seputar Ramadhan nih. Buat teman kalian menjalankan ibadah Ramadhan. Ramadhan selalu punya suasana yang beda. Mulai dari pagi yang lebih hening, siang yang penuh perjuangan menahan lapar, sampai sore yang penuh semangat berburu takjil. Salah satu hal yang paling bikin kangen dari bulan puasa adalah jajanan khas berbuka yang muncul setahun sekali.

Nah, Indonesia yang kaya budaya ini juga punya segudang kuliner khas Ramadhan dari berbagai daerah. Setiap daerah punya menu spesial yang bikin momen berbuka makin istimewa. Dari yang manis sampai gurih, dari yang menyegarkan sampai yang bikin kenyang seketika—semuanya ada!

Kita bakal jalan-jalan ke berbagai daerah dan mencicipi jajanan khas Ramadhan yang selalu dinanti setiap tahunnya. Yuk, kita mulai dari yang paling klasik dulu!

1. Kolak – Jajanan Ramadhan Sejuta Umat


Gak lengkap rasanya kalau ngomongin jajanan berbuka tanpa menyebut kolak. Dari Sabang sampai Merauke, hampir setiap daerah punya versi kolaknya sendiri. Yang paling umum adalah kolak pisang, di mana pisang raja matang direbus dalam kuah santan dan gula aren yang manis legit.

Tapi jangan salah, ada juga kolak dengan campuran ubi, labu, singkong, atau bahkan durian. Di beberapa daerah seperti Sumatra, kolak sering dikombinasikan dengan ketan hitam atau tapai. Satu hal yang pasti: semangkuk kolak hangat selalu bikin suasana berbuka terasa lebih nikmat.

2. Es Pisang Ijo – Kesegaran dari Makassar


Kalau bicara jajanan Ramadhan khas Sulawesi Selatan, es pisang ijo pasti langsung terlintas di kepala. Kuliner ini selalu jadi favorit karena rasanya yang segar dan teksturnya yang unik.

Pisang raja matang dibalut dengan adonan hijau berbahan tepung beras, lalu disajikan dengan bubur sumsum, es serut, sirup merah khas Makassar, dan susu kental manis. Kombinasi ini bikin rasanya manis, lembut, dan menyegarkan—cocok banget buat melegakan dahaga setelah seharian puasa.

3. Kicak – Takjil Unik dari Yogyakarta


Yogyakarta punya banyak jajanan khas, tapi kalau bulan Ramadhan tiba, kicak jadi bintang utama. Kicak adalah makanan manis berbahan dasar ketan yang ditumbuk sampai lembut, lalu dicampur dengan parutan kelapa, gula, dan potongan nangka.

Teksturnya mirip jenang, tapi lebih padat dan manisnya pas. Biasanya, kicak hanya bisa ditemukan di Pasar Ramadhan Kauman, Jogja. Jadi, kalau kamu mampir ke Jogja pas bulan puasa, jangan lupa berburu kicak buat menu berbuka!

4. Bubur Kampiun – Hidangan Juara dari Minang

Dari Sumatra Barat, ada bubur kampiun, yang namanya berarti juara—dan rasanya memang sejuara itu! Bubur kampiun adalah kombinasi dari berbagai jenis bubur dalam satu mangkuk.


Biasanya, ada bubur sumsum, ketan hitam, bubur kacang hijau, candil, dan kolak pisang dalam satu sajian. Rasanya manis, teksturnya beragam, dan bikin perut langsung hangat setelah seharian berpuasa. Bubur kampiun banyak dijual di pasar Ramadhan di Padang dan sekitarnya.

5. Pakat – Jajanan Unik dari Sumatra Utara



Kalau kebanyakan takjil bercita rasa manis, Sumatra Utara punya sajian berbuka yang beda banget: pakat. Ini adalah makanan khas Batak yang terbuat dari rotan muda yang dipanggang sampai empuk, lalu disajikan dengan santan dan sambal.

Rasanya gurih dengan sedikit aroma khas dari rotan panggang. Pakat sering dijual di pasar tradisional Medan selama bulan Ramadhan. Bagi yang suka eksplorasi rasa, ini wajib dicoba!

6. Lompong Sagu – Manisnya Takjil dari Maluku



Dari Maluku, ada jajanan khas Ramadhan yang gak kalah unik: lompong sagu. Makanan ini terbuat dari sagu yang dicampur dengan gula merah, lalu dibungkus daun pisang dan dibakar hingga matang.

Rasanya manis dengan tekstur kenyal mirip kue lapis. Lompong sagu sering dijadikan takjil favorit di Ambon dan sekitarnya. Karena masih jarang dijual di luar Maluku, makanan ini bisa jadi pengalaman berbuka yang benar-benar spesial.

7. Barongko – Kelezatan Pisang dari Sulawesi Selatan


Masih dari Sulawesi, ada barongko, kudapan khas Bugis yang terbuat dari pisang yang dihaluskan, dicampur dengan santan, telur, dan gula, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus.

Hasilnya? Tekstur lembut seperti puding dengan rasa manis alami dari pisang. Biasanya barongko disajikan dingin, jadi makin nikmat buat melepas dahaga setelah puasa seharian.

8. Kue Biji Salak – Si Manis dari Betawi

Meskipun namanya mengandung "biji salak", kue ini sebenarnya terbuat dari ubi yang dihaluskan dan dibentuk bulat kecil-kecil, lalu direbus dalam kuah gula merah dan santan.

Rasanya manis, legit, dan teksturnya kenyal—mirip candil. Kue biji salak selalu hadir di meja orang Betawi saat berbuka puasa. Kamu bisa menemukannya di berbagai pasar takjil di Jakarta selama Ramadhan.

9. Sari Kacang Hijau – Minuman Sehat dari Lombok


Kalau biasanya kita berbuka dengan es teh atau es buah, di Lombok ada minuman khas Ramadhan bernama sari kacang hijau.

Ini bukan sekadar es kacang hijau biasa, melainkan dibuat dari sari kacang hijau yang dihaluskan, lalu dicampur dengan santan dan gula aren. Rasanya manis, gurih, dan kaya nutrisi.

10. Kue Bingka – Takjil Favorit dari Kalimantan



Dari Kalimantan, ada kue bingka, kue khas Banjar yang selalu jadi primadona saat bulan puasa. Teksturnya lembut, rasanya manis dan gurih, serta aromanya harum dari santan dan pandan.

Kue bingka sering dijual di pasar Ramadhan di Banjarmasin dan sekitarnya. Biasanya ada berbagai varian rasa, mulai dari original, kentang, hingga labu kuning.

Berbuka dengan Rasa Nusantara

Dari kolak yang klasik sampai pakat yang unik, jajanan berbuka di Indonesia memang gak ada habisnya. Setiap daerah punya menu khas yang bikin momen berbuka makin spesial. Kalau disuruh memilih mana yang lebih enak, tentu akan berbeda-beda baik rasa dan tradisi yang mengikat dalam pembuatannya. Setiap jajanan dibuat dengan keunikan dan kekhasan masing-masing. Sesuai dengan kearifan lokal yang ada di masing-masing daerah. 

Tapi seru banget ya kalau kita yang ada di satu daerah bisa merasakan berbagai rasa jajanan dari daerah lain. Kalau di Jakarta mungkin kita masih bisa temukan ragam jajanan atau kuliner dari berbagai daerah di Indonesia. Tapi memang tidak semua bisa ditemukan atau dijual di Jakarta. Misal, Pakat atau Lompong Sagu yang jarang ada dijual di Jakarta. Mungkin hanya dimasak atau dibuat oleh keluarga-keluarga yang berasal dari daerahnya yang saat ini tinggal di Jakarta. Jadi tertarik untuk berburu jajanan khas dari daerah lain gak sih. 

Jadi, Ramadhan tahun ini, kenapa gak coba sesuatu yang baru? Kalau biasanya kamu berbuka dengan kolak atau es buah, coba deh berburu bubur kampiun, es pisang ijo, atau bahkan pakat! Dijamin, pengalaman berbukamu bakal lebih berwarna dengan cita rasa khas Nusantara.

Selamat berbuka puasa!


Saturday, March 15, 2025

Tradisi Unik Ramadan di Berbagai Daerah di Indonesia: Meriah, Seru, dan Penuh Makna


Hi Annyeong Teman Nunna


Bagaimana puasa Ramadhannya? Sudah kalah berapa nih? Semoga semuanya sehat dalam menjalankan ibadah ya. Dan kita tidak hanya dapat haus dan lapar saja selama bulan Ramadhan.

Bulan Ramadan itu bukan cuma soal puasa, tarawih, dan sahur, tapi juga momen yang penuh dengan tradisi khas di berbagai daerah. Indonesia, yang terkenal dengan keberagaman budaya, punya banyak tradisi unik selama Ramadan yang bikin suasana makin seru dan penuh warna.

Nah, kalau kamu penasaran dengan berbagai tradisi Ramadan dari Sabang sampai Merauke, yuk kita jalan-jalan virtual melihat keunikan tiap daerah dalam menyambut bulan suci ini!

1. Dugderan – Semarang, Jawa Tengah

Kalau kamu orang Semarang atau pernah ke sana saat menjelang Ramadan, pasti nggak asing dengan Dugderan. Ini adalah tradisi khas Semarang yang menandai awal Ramadan dengan cara yang seru banget!



Nama "Dugderan" berasal dari suara bedug ("dug-dug") dan suara mercon atau petasan ("der-der"). Tradisi ini sudah ada sejak zaman kolonial dan dilakukan dengan pawai budaya yang meriah. Ada arak-arakan warak ngendhog, hewan imajiner yang merupakan simbol akulturasi budaya di Semarang.
Apa yang bikin seru?
  • Pawai budaya yang diikuti oleh warga dan instansi pemerintahan.
  • Banyak pedagang kaki lima yang menjual jajanan khas.
  • Suara bedug dan petasan yang bikin suasana makin semarak.

2. Meugang – Aceh

Kalau di Aceh, ada tradisi Meugang, yaitu memasak dan makan daging bersama keluarga sebelum memasuki Ramadan. Tradisi ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Aceh dan jadi momen spesial buat kumpul keluarga.
Daging yang dimasak biasanya adalah daging sapi atau kambing, yang diolah menjadi berbagai hidangan lezat seperti gulai, rendang, atau masakan khas Aceh lainnya.

Apa yang bikin istimewa?

Semua orang di Aceh berusaha membeli daging, bahkan orang yang kurang mampu pun biasanya dapat bantuan dari orang kaya atau pemerintah setempat. Momen berkumpulnya keluarga sebelum menjalani ibadah puasa. Ada filosofi berbagi kebahagiaan dengan orang lain, biar semua bisa menikmati makanan enak sebelum Ramadan.

3. Nyorog – Betawi, Jakarta



Di daerah Betawi, ada tradisi unik bernama Nyorog, yang dilakukan sebelum Ramadan. Tradisi ini berupa mengantar bingkisan makanan (biasanya berisi daging, beras, atau lauk-pauk) ke keluarga yang lebih tua atau tetangga sebagai bentuk penghormatan. Nyorog ini dulu dilakukan sebagai tanda bahwa Ramadan akan segera tiba dan sebagai cara mempererat silaturahmi.

Apa yang bikin tradisi ini menarik?
Nyorog bukan sekadar memberi makanan, tapi juga ajang memperkuat hubungan keluarga dan sosial.
Biasanya makanan yang diberikan khas Betawi, seperti sayur gabus pucung, semur jengkol, atau ketupat sayur.
Sekarang, meski makin jarang dilakukan, tradisi ini tetap dipertahankan dalam beberapa keluarga Betawi asli.

4. Balimau – Sumatera Barat

Orang Minangkabau di Sumatera Barat punya tradisi khas sebelum Ramadan yang disebut Balimau, yaitu mandi dengan air yang dicampur jeruk limau atau rempah-rempah. Tujuannya? Mensucikan diri sebelum menjalani ibadah puasa.

Balimau biasanya dilakukan di sungai, pancuran, atau tempat pemandian umum, dan jadi ajang kumpul-kumpul sebelum Ramadan.

Yang bikin unik:
  • Digelar di alam terbuka, seperti sungai atau danau.
  • Ada unsur religi dan budaya yang masih dijaga sampai sekarang.
  • Jadi ajang rekreasi dan silaturahmi sebelum memasuki bulan suci.

5. Padusan – Jawa Tengah dan Jawa Timur


Mirip dengan Balimau, masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur punya tradisi Padusan, yaitu mandi di sumber mata air alami untuk membersihkan diri sebelum Ramadan.
Kata "Padusan" berasal dari bahasa Jawa "adus", yang berarti mandi. Masyarakat percaya bahwa mandi di sumber air alami bisa membersihkan lahir dan batin sebelum memasuki bulan puasa.

Yang menarik dari tradisi ini:
Biasanya dilakukan di tempat-tempat terkenal seperti Umbul Ponggok (Klaten), Umbul Cokro (Boyolali), atau sumber air lainnya.
Ada unsur spiritual karena sering kali dilakukan bersama dengan doa bersama.
Masyarakat berbondong-bondong datang ke sumber air, sehingga jadi momen kumpul-kumpul sebelum Ramadan.

6. Malamang – Sumatera Barat
Selain Balimau, masyarakat Minangkabau juga punya tradisi Malamang, yaitu memasak lemang (ketan yang dimasak dalam bambu dengan santan) bersama-sama menjelang Ramadan.
Lemang ini nantinya akan dibagikan ke tetangga dan keluarga sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan.


Apa yang bikin seru?
Proses memasaknya yang dilakukan ramai-ramai, jadi makin akrab.
Lemang yang dihasilkan punya rasa gurih dan nikmat, cocok buat buka puasa.
Ada filosofi kebersamaan dan gotong royong yang kental dalam tradisi ini.

7. Dandangan – Kudus, Jawa Tengah
Kalau di Kudus, ada tradisi Dandangan yang sudah berlangsung sejak zaman Sunan Kudus. Tradisi ini berupa pasar rakyat yang digelar menjelang Ramadan, tempat orang-orang berbelanja kebutuhan puasa dan lebaran.
Kenapa tradisi ini menarik?
Mirip dengan pasar malam, penuh dengan pedagang yang menjual aneka barang.
Ada hiburan rakyat seperti wayang kulit, musik tradisional, dan pameran budaya.
Menjadi ajang kumpul warga sebelum Ramadan.

8. Sahur On The Road – Berbagai Kota Besar


Tradisi ini populer di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sahur On The Road (SOTR) adalah kegiatan membagikan makanan sahur kepada kaum dhuafa atau orang-orang yang masih bekerja di jalanan saat dini hari.
Biasanya dilakukan oleh komunitas anak muda, mahasiswa, atau organisasi sosial.
Yang bikin seru:
Dilakukan sambil konvoi motor atau mobil, keliling kota membagikan makanan sahur.
Ada semangat berbagi yang kuat dalam kegiatan ini.
Beberapa komunitas juga mengisinya dengan tausiyah atau doa bersama sebelum subuh.

9. Perlon Unggahan – Magelang, Jawa Tengah
Di Magelang, ada tradisi unik sebelum Ramadan yang disebut Perlon Unggahan, yaitu kenduri atau makan bersama di makam leluhur.


Tujuannya? Mendoakan keluarga yang sudah meninggal dan meminta keberkahan sebelum Ramadan.
Keunikan tradisi ini:
Dilakukan di area pemakaman dengan suasana khidmat dan penuh kebersamaan.
Makanan yang disajikan khas, seperti nasi tumpeng dan aneka lauk-pauk.
Ada unsur ziarah dan doa bersama yang menjadikan tradisi ini lebih bermakna.

Indonesia memang kaya akan budaya dan tradisi, termasuk dalam menyambut Ramadan. Setiap daerah punya cara unik untuk menyambut bulan suci ini, mulai dari pawai meriah seperti Dugderan di Semarang, mandi suci seperti Balimau di Sumatera Barat, hingga berbagi makanan lewat Nyorog di Betawi.

Tradisi-tradisi ini bukan cuma seru, tapi juga punya nilai spiritual dan kebersamaan yang tinggi. Jadi, kalau kamu punya kesempatan, coba deh ikut merasakan salah satu tradisi Ramadan di daerah lain. Siapa tahu bisa jadi pengalaman yang tak terlupakan!

Oh ya, cerita dong kamu dari kota atau daerah mana dan apa sih tradisi yang biasanya cuma ada di daerah kalian. Mana tahu kita makin bisa memperkaya khazanah ilmu budaya di Indonesia.

Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadan, dan semoga puasanya lancar ya!

Thursday, March 13, 2025

Strategi Jitu War Takjil di Bulan Ramadhan


Hi Annyeong Teman Nunna

Ramadhan tiba! Saatnya berburu takjil, alias makanan ringan pengganjal perut sebelum menyantap makanan utama. Tapi, kalau udah masuk jam-jam berbuka, wah… pasar takjil bisa berubah jadi medan perang. Semua orang berlomba-lomba dapetin takjil favorit mereka. Kalau nggak punya strategi jitu, bisa-bisa kamu pulang cuma bawa plastik kosong dan hati yang kecewa. Biar momen war takjil kamu sukses, yuk simak beberapa tips sakti yang bisa bikin kamu jadi pemenang di perburuan takjil Ramadhan!

1. Riset Lokasi, Jangan Asal Nyelonong!

Sebelum terjun ke medan perang, pastikan dulu kamu tahu medan tempur yang bakal kamu datangi. Mau ke pasar takjil legendaris di kota? Atau sekadar ke lapak kecil dekat rumah? Lihat dulu mana tempat yang jualan takjil favoritmu. Kalau udah tahu tujuan, kamu nggak akan buang-buang waktu muter-muter tanpa arah.

2. Datang Lebih Awal, Biar Nggak Keabisan!

Semakin sore, semakin ramai. Kalau kamu males berdesak-desakan, datanglah lebih awal, sekitar satu jam sebelum buka puasa. Ini bukan cuma biar dapat pilihan terbaik, tapi juga supaya kamu bisa jalan-jalan dengan santai tanpa perlu dorong-dorongan di kerumunan.

3. Siapkan Uang Pas, Biar Nggak Ribet!

Banyak penjual takjil masih mengandalkan transaksi tunai. Kalau kamu bayar pakai uang besar, siap-siap aja ditatap dengan tatapan "duh, nggak ada kembalian, Bang." Bawa pecahan kecil biar transaksi lebih cepat dan kamu nggak ganggu antrean orang lain.



4. Pakai Outfit Nyaman, Jangan Sampai Keringetan Berlebihan!

War takjil itu bisa jadi olahraga ringan. Makanya, pakai baju yang nyaman dan nggak bikin gerah. Hindari pakaian yang terlalu ribet atau alas kaki yang nggak nyaman. Percaya deh, nyari takjil sambil ngos-ngosan gara-gara salah pakai sepatu itu nggak enak!

5. Buat Daftar Takjil, Biar Nggak Boros!

Kalau udah masuk pasar takjil, semua makanan kelihatan menggoda. Tapi ingat, perut ada batasnya. Jangan kalap beli ini-itu yang akhirnya malah mubazir. Bikin daftar belanja dulu sebelum berangkat biar lebih terarah dan dompet tetap aman.

6. Manfaatkan Jasa Online Kalau Malas Berkerumun

Kalau kamu tipe yang nggak suka keramaian, manfaatkan aplikasi pesan antar makanan. Sekarang banyak banget penjual takjil yang sudah masuk ke platform online. Tapi ingat, pesan lebih awal biar nggak kena macet pengiriman.

7. Ajak Teman atau Keluarga, Biar Strategi Makin Mantap!

Strategi berburu takjil makin kuat kalau kamu punya tim. Bagi tugas! Satu orang beli es buah, satu lagi berburu gorengan, yang lain cari kolak. Dengan cara ini, kamu bisa dapat berbagai jenis takjil tanpa harus repot bolak-balik.

8. Jangan Pergi Dalam Keadaan Super Lapar!

Perut kosong bisa bikin kamu jadi pembeli impulsif. Segala makanan terlihat enak dan akhirnya kamu kalap beli tanpa pikir panjang. Sebelum berangkat, minum air putih atau makan kurma supaya lebih terkendali saat memilih takjil.

9. Pilih Takjil yang Sehat, Jangan Cuma yang Menggoda Mata!

Gorengan enak, tapi jangan sampai setiap hari berbuka dengan minyak berlebih. Pilih juga takjil yang sehat seperti kurma, sup buah, atau bubur kacang hijau. Jangan sampai setelah Ramadhan berat badan malah melonjak gara-gara kebanyakan takjil berminyak.

10. Bawa Wadah Sendiri, Lebih Ramah Lingkungan!

Biar nggak makin banyak plastik sekali pakai, coba bawa wadah atau tas kain sendiri. Selain lebih ramah lingkungan, makananmu juga lebih aman dan nggak gampang tumpah.

11. Waspada, Jangan Sampai Jadi Korban Copet!

Pasar takjil ramai, dan sayangnya ada saja orang-orang iseng yang memanfaatkan keramaian. Simpan dompet dan barang berharga di tempat aman. Kalau pakai tas, usahakan yang bisa dikancing atau dikaitkan erat ke badan.



12. Cari Promo dan Diskon, Hemat Itu Keren!

Kadang ada penjual yang ngasih diskon spesial di akhir pasar takjil atau aplikasi pesan makanan yang punya promo Ramadhan. Manfaatkan kesempatan ini biar lebih hemat tapi tetap bisa berbuka dengan nikmat.

13. Fenomena Orang Non-Muslim Ikut War Takjil

Jangan heran kalau kamu lihat beberapa orang non-Muslim ikut berburu takjil. Mereka bukan mau pura-pura puasa, tapi emang tergoda sama jajanan lezat yang cuma muncul di bulan Ramadhan. Ada yang penasaran sama es timun suri, ada juga yang nggak mau ketinggalan menikmati lontong isi dan kolak pisang. Bahkan, ada yang niat banget antre sejak sore demi dapat gorengan favorit! Jadi, kalau pas di pasar takjil ada yang tanya, "Bang, ini onde-onde isinya apa ya?" sambil celingak-celinguk, bisa jadi dia cuma turis kuliner yang terjebak dalam euforia Ramadhan. Seru, kan?

14. Berbagi Itu Indah, Jangan Lupa Beli Lebih untuk Sesama!

Kalau punya rezeki lebih, belilah takjil untuk orang-orang yang membutuhkan. Bisa buat tetangga, tukang parkir, atau petugas kebersihan. Percaya deh, berbagi di bulan penuh berkah ini pasti bikin hati lebih tenang dan senang.

15. Jangan Emosi Kalau Takjil Favorit Habis!

Kalau ternyata takjil favorit kamu udah ludes duluan, jangan emosi. Santai aja, masih banyak pilihan lain yang bisa dicoba. Ingat, Ramadhan bukan soal kompetisi siapa yang dapat takjil paling enak, tapi tentang menikmati momen berbuka dengan penuh syukur.

16. Nikmati Prosesnya, Jangan Terburu-buru!

Yang terakhir, tetap santai dan nikmati suasana. War takjil itu bukan sekadar belanja, tapi juga pengalaman yang seru di bulan Ramadhan. Kalau bisa ketemu teman lama atau lihat aneka makanan unik, itu jadi bonus tersendiri.

Rekomendasi Tempat Jual Takjil Hits di Jakarta

Buat kamu yang tinggal di Jakarta atau lagi main ke ibu kota, ada beberapa tempat jual takjil yang terkenal dengan kelezatannya. Berikut beberapa lokasi yang wajib kamu kunjungi:

  1. Pasar Benhil (Bendungan Hilir) Tempat ini legendaris banget! Dari gorengan, kolak, es campur, sampai makanan berat buat berbuka, semuanya ada. Harganya juga cukup terjangkau.

  2. Masjid Sunda Kelapa Selain ibadah, kamu juga bisa berburu takjil enak di sekitar masjid ini. Banyak pedagang yang menjajakan aneka makanan khas berbuka.

  3. Jalan Panjang, Kebon Jeruk Di sepanjang jalan ini, banyak pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai macam takjil dengan harga bersahabat.

  4. Pasar Senen Buat yang suka takjil tradisional, Pasar Senen bisa jadi pilihan tepat. Kamu bisa menemukan bubur sumsum, kue basah, hingga minuman segar.

  5. Blok S, Jakarta Selatan Terkenal dengan aneka jajanan kaki lima, Blok S juga jadi spot favorit buat yang mau cari takjil unik dan lezat.

Nah, itu dia strategi jitu dan rekomendasi tempat jual takjil hits di Jakarta. Jadi, siap berburu takjil favoritmu hari ini? Selamat berburu dan selamat berbuka puasa!