Wednesday, November 25, 2015

,

Film Film “Bergizi” di Daftar Pemenang FFI 2015


Sumber Foto
Saya dan suami penggemar film industri dari India atau Amerika. Kekaguman kami bukan hanya pada kualitas cerita dan sinematografinya tapi juga pada produktivitas industri film di kedua negara tersebut. Di tahun 2012, Duta Besar India untuk Indonesia melansir rata-rata India memproduksi 1000 film selama setahun. Di Amerika tentu jauh lebih banyak, mengingat industri film di Amerika lebih tua. Pertumbuhan industri kedua negara tersebut dengan tidak langsung mempengaruhi industri film di Indonesia. Bagaimana tidak, setiap bulan bahkan minggu, bioskop Indonesia diguyur dengan film film dari Hollywood.

Sebagai penikmat film, saya melihat ini merupakan tantangan bagi sineas Indonesia untuk bersaing tidak hanya dari segi jumlah film tapi juga kualitas film itu sendiri. Jujur, intensitas kami menonton film Indonesia di bioskop tidak sesering film film import. Setiap ada film Indonesia release, kami seleksi dulu pertama sih dari judulnya hehehe… Kalo judulnya udah nggak benar menurut kami, sudah pasti skip. Tapi syukurlah, makin ke sini film film Indonesia yang gak jelas itu makin berkurang. Bukan hilang sama sekali. Sineas Indonesia semakin sering melahirkan film film bergizi yang membuat saya semakin cinta dan bangga dengan Indonesia. Hebatnya lagi, banyak juga film film Indonesia yang memenangkan penghargaan di luar negeri.

Nah salah satu tolok ukur untuk tahu film film begizi kreasi sineas Indonesia adalah dari penyelenggaraan Festival Film Indonesia (FFI). Senin, (23/11) Festival Film Indonesia 2015 baru saja selesai digelar. Banyak sekali film bergizi yang mendapatkan penghargaan. Tercatat ada tiga film yang mendapat penghargaan terbanyak, “Guru Bangsa Tjokroaminoto”, “A Copy of My Mind”, dan “Siti”.

Mau tahu film film bergizi beserta sineasnya yang mendapat penghargaan di FFI 2015? Yuk simak di bawah ini :        

- Pengarah Artistik: Guru Bangsa Tjokroaminoto
- Film Animasi: GWK
- Film Dokumenter Panjang: Mendadak Caleg
- Film Dokumenter Pendek: Tino Sidin Sang Guru Gambar
- Perancang Busana Terbaik: Guru Bangsa Tjokroaminoto
- Penata Musik: Siti
- Penata Suara: A Copy of My Mind
- Penyunting Gambar: Filosofi Kopi
- Penata Efek Visual: Supernova
- Sinematografi: Guru Bangsa Tjokroaminoto
- Pemeran Anak: Aria Kusumah (Pendekar Tongkat Emas)
- Pemeran Pendukung Wanita: Christine Hakim (Pendekar Tongkat Emas)
- Pemeran Pendukung Pria: Mathias Muchus (Toba Dreams)
- Pemeran Utama Wanita Terbaik: Tara Basro (A Copy Of My Mind)
- Pemeran Utama Pria Terbaik: Deddy Sutomo (Mencari Hilal)
- Sutradara Terbaik: Joko Anwar (A Copy Of My Mind)
- Film Terbaik: Siti
- Penulis Skenario Asli Terbaik: Eddie Cahyono (Siti)
- Penulis Skenario Adaptasi Terbaik: Jenny Jusuf (Filosofi Kopi)
- Lifetime Achievement: George Kamarullah
- Film Pendek Terbaik: The Fox Exploites The Tigers Might


Dari daftar di atas, beberapa kami sudah sempat melihatnya di bioskop. Ada film yang masih belum tayang di Indonesia, meskipun sudah memenangkan banyak penghargaan di luar negeri. Kalau lihat hasil film film yang mendapat penghargaan di atas, saya jadi yakin, someday industri film Indonesia akan bisa bersaing dengan industry film di Amerika atau India. Terlebih lagi, saat ini banyak aktor Indonesia yang dipercaya oleh industri film di Amerika untuk turut mengambil peran. Jadi, yuk tonton film Indonesia di bioskop. Saatnya geret suami ke bioskop buat nonton.  

  
Continue reading Film Film “Bergizi” di Daftar Pemenang FFI 2015

Tuesday, November 24, 2015

,

Just Give and Give, That's It


Pada sebuah workshop, seorang motivator telah menyiapkan kartu kartu bertuliskan nama semua peserta workshop. Lantas ia meminta semua peserta workshop mencari kartu yang bertuliskan nama mereka masing-masing. Apa yang terjadi? 5 menit berlalu tak satupun yang mendapatkan kartu bernama mereka, yang ada suasana ricuh. Sang motivator pun menghentikan menyuruh mereka berhenti. Ia kemudian mengubah instruksi, "Silahkan mengambil kartu manapun yang pertama kali Anda temukan, dan berikan kepada orang yang namanya tertera di kartu". Lantas tebak apa yang terjadi? Tidak sampai 5 menit semua peserta workshop mendapatkan kartu sesuai dengan nama masing masing.

Gambar diambil dari sini
Ilustrasi di atas ingin menyampaikan pesan apa sih ke kita?

Pernah kan kita mendengar istilah take and give. Keadaan saat kita mengambil atau memberikan sesuatu dengan mengharapkan sebaliknya. Namun, prakteknya banyak dari kita yang hanya terfokus mengambil hak kita tanpa ingat untuk memberi. Tekanan kerja atau kerasnya lingkungan kadang membentuk kita menjadi sosok yang individualis, hanya terfokus pada kepentingannya sendiri. Hal ini bisa tergambar dari ilustrasi di atas. Ketika kita terfokus dengan kepentingan kita sendiri tanpa peduli pada orang lain, yang terjadi adalah chaos atau disharmoni.

Lantas mungkin sedikit dari kita akan berkata, “Ah... Apa untungnya saya repot urus kepentingan orang lain? Belum tentu ada orang lain yang berpikiran sama dengan kita.”

Saya hanya ingin mengajak kita semua berpikir dengan analogi sederhana seperti ilustrasi di atas. Fokus saja untuk memberikan yang terbaik dari diri kita bagi orang lain. Bayangkan… Jika kita semua terfokus hanya untuk memberi yang terbaik dari diri kita untuk orang lain. Tak sekadar materi, bisa apapun yang kita miliki. Bahkan senyuman sekalipun. Tak juga harus menjadi orang kaya atau mampu dulu untuk bisa memberi. Bayangkan saja dulu semua itu…

Kita tak lagi sibuk mengeluh dan meminta atau menuntut apa yang tidak kita miliki. Tapi kita sibuk memberikan apa yang kita miliki dan dibutuhkan orang lain. Sudah lakukan saja, tidak usah berharap orang lain akan berlaku sama pada kita. Fokus pada memberi dan memberi.

Prinsip Give and Give ini memungkinkan terjadinya harmoni dalam hubungan interpersonal. Ketika prinsip Give and Give ini diterapkan bukan berarti kita tidak berhak menerima pemberian orang lain. We just receive it, not take from the others. Merendahkan hati dan melepaskan keterikatan atas apapun yang kita berikan pada orang lain. Lakukan saja. Yakin Saja.

Keselarasan hidup akan terjalin perlahan. Jika selama ini kita memelihara ego dan keterikatan terhadap apapun milik kita, maka dengan membiasakan diri untuk terus memberi hidup menjadi lebih ringan untuk dijalani. Untuk awalnya, jujur bagi saya untuk membiasakan diri untuk terus give and give harus setengah dipaksa. Karena saya pribadi awalnya masih sering berpikir, apa untungnya bagi saya? Bagaimana jika tidak ada yang berbuat sama seperti saya? Tapi proses memang harus dijalani. Awalnya terpaksa kemudian menjadi terbiasa.

Tidak perlu menunggu dari orang lain untuk memulai hal yang baik bukan? Just Give and Give.   







          


Continue reading Just Give and Give, That's It

Wednesday, November 18, 2015

, , , , , , ,

Mencari Mobil Idaman Kini Pun Semudah Menunjuk Layar



Saya punya cerita tentang jual beli mobil. Ayah saya pernah punya mobil Jimny kalau tidak salah jenisnya Jimny Kotrik atau Jimny Jangkrik tahun 1980an. Tipe mobil klasik yang memang jadi kegemaran Ayah saya. Suatu saat ada kebutuhan mendesak yang mengakibatkan keputusan untuk menjual mobil tersebut. Karena terikat dengan kebutuhan yang mendesak, Ayah asal saja menjual mobil itu. Di pikiran kami saat itu, asalkan mobil itu laku, tapi harapannya tetap sesuai dengan harga pasar.

Ayah memilih cara konvensional yang Beliau tahu. Cara getok tular. Setelah menunggu beberapa waktu, ada juga peminat mobil Ayah dan laku. Namun ternyata, harga yang didapat Ayah jauh di bawah harga pasaran. Ini juga kami tahu setelah ada seorang kawan saya yang memiliki kenalan kolektor mobil yang sama. Nasi sudah menjadi bubur, daripada disesali lebih baik ditambah dengan ayam, kacang, dan topping lainnya. Jadilah bubur ayam.

Kejadian itu beberapa tahun lalu. Berbekal pengalaman itu sekarang menjadi sangat hati hati dalam melakukan proses jual beli kendaraan bermotor. Terutama mobil. Takut salah dealing harga. Takut bertemu dengan penjual atau pembeli yang tidak terpercaya. Dan ketakutan lainnya.

Nah… Sekarang ini tidak perlu lagi bingung dan takut saat melakukan transaksi jual beli kendaraan bermotor terutama mobil. Portal online Mobil123.com hadir menawarkan berbagai kemudahan bagi penggunanya yang ingin melakukan transaksi jual dan beli mobil. Saya awalnya ragu sih saat pertama kali mendapat informasi tentang portal jual beli online khusus mobil ini. Takutnya seperti portal jual beli online lainnya yang juga memberikan ruang untuk jual beli mobil. Namun keraguan saya terjawab dengan fakta bahwa Mobil123.com hanya mengkhususkan diri menjual kendaraan bermotor terutama mobil. Sehingga pengunjung yang masuk ke portal online ini tidak bingung dan terganggu lagi dengan iming iming jual beli barang lainnya.

Apa saja sih kelebihan Mobil123.com sehingga membuat saya luluh dan tak ragu lagi pada portal jual beli online? Simak ulasan saya di bawah ini yuk.

Fitur dan Tampilannya User Friendly

Kadang saat masuk di portal jual beli online, kita dibuat bingung mau ke mana untuk mencari produk produk pilihan atau menjelajah. Itu tidak akan ditemukan dalam portal Mobil123.com. Meskipun portal ini padat dengan informasi tentang otomotif dan mobil yang dijual, namun semua tersaji dengan kemudahan akses. Sebagai apapun kita masuk ke Mobil123.com mau itu penjual broker, penjual agent dari showroom, showroom, pembeli, ataupun hanya sekedar melihat-lihat saja semuanya mudah dilakukan.

Warna portal yang dominan putih juga nyaman di mata. Informasi yang diberikan mengenai spesifikasi produk lengkap. Selain itu, informasi lain mengenai dunia otomotif juga sangat memanjakan pengunjung. Dengan sajian yang penuh itu, pengunjung tidak dibuat terlalu “lelah” jika berlama lama menelusuri isi portal Mobil123.com ini.  

Banyak Pilihan dan Mudah untuk Komparasi Harga

Di portal Mobil123.com menawarkan pilihan mobil yang beragam. Kita tidak perlu lagi keluar masuk showroom Mobil untuk mencari mobil yang kita inginkan. Tentunya yang sesuai dengan anggaran kita. Cukup masukkan merk mobil yang kita inginkan dan tentu saja tipe mobilnya. Mau mencari mobil dari tahun tahun lama pun kita bisa temukan. Untuk yang ini seperti Ayah saya harus saya ajak untuk berselancar di Mobil123.com hehehe.

Kalau mau membandingkan harga juga lebih mudah dilakukan. Mau membandingkan dengan merk sama tipe beda atau antara satu penjual dengan penjual lain juga lebih mudah. Buat saya yang agak sungkan kalo membandingkan harga atau keluar masuk toko untuk sekedar membandingkan harga. Portal Mobil123.com ini sangat membantu sekali.   

Penjual Terverifikasi dan Trusted Bikin Tenang

Nah satu lagi yang membuat Mobil123.com menjadi satu-satunya portal online jual beli mobil yang PERTAMA dan TERBAIK tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Malaysia dan Thailand. Satu hal itu adalah Mobil123.com berhasil membuat pengunjung yang hendak bertransaksi lebih merasa aman dan nyaman. Hal ini disebabkan karena penjual penjual di Mobil123.com sudah melewati proses verifikasi sehingga lebih terpercaya.

Dengan cara ini, saya bisa merasakan lebih aman saat akan mulai bertransaksi melalui Mobil123.com. Saya tidak takut nantinya akan tertipu atau salah pilih penjual. Pengelola Mobil123.com menjamin validitas setiap mobil yang dijual atau penjual yang benar benar terpercaya. Hal ini meminimalisir orang orang yang hendak berniat menipu atau penjual abal-abal.    

Mudah Diakses di Mana Saja
Kemudahan akses ini juga yang membuat Mobil123.com layak direkomendasikan. Kita bisa mengaksesnya melalui komputer, handphone, dan tablet. Asalkan koneksi internet lancar, maka kita bisa mengakses Mobil123.com dengan mudah. Tidak berat saat loading, ini penting banget mah kalau untuk portal jual beli.


Mobil123.com memberikan kita kemudahan mencari mobil idaman kita hanya dengan menunjuk layar. Dari semua kemudahan yang sudah saya sebutkan di atas. Masih ragu memilih Mobil123.com untuk mencari mobil idaman kita? Kalau saya sih tidak.   









Continue reading Mencari Mobil Idaman Kini Pun Semudah Menunjuk Layar

Wednesday, November 11, 2015

, , , , ,

Blogger Memang Harus Bersenang-senang

Oleh-oleh Fun Blogging 7 Surabaya

Fun Blogging 7 Surabaya

Dari Masa Kegelapan hingga Pra Pencerahan
Perjalanan saya menjadi blogger dimulai tahun 2009, biasalah problematika anak muda (hahaha zaman kegalauan tingkat dewa). Di tahun itu hingga 2011, blog Perempuan Langit dihujani oleh kata kata yang mengiris hati. Semua isi hati yang sudah dipoles sana sini tumplek blek di blog Perempuan Langit. Ya, isinya hanya airmata, kegalauan, ratapan, dan sejenisnya. Sampai akhirnya saya mulai perlahan berhenti menulis di blog.

Masa-masa itu adalah masa kegelapan kalau bahasa saya. Jauh sebelum saya paham kalau blog itu bisa diisi hal hal berwarna dan menyenangkan. Jauh sebelum saya mengetahui kalau blog bisa jadi sumber kebahagiaan dan sumber pendapatan juga. Dan saat saya sudah tahu semua itu, saya merasa begitu bodoh membuang waktu begitu saja, tidak memanfaatkan blog dengan benar.

Saya mulai berkelana ke berbagai grup blogger di Facebook. Mencari tahu perkembangan blogger saat ini, sampai blogwalking ke blog teman-teman yang dibagi di grup. Sayang, saya masih terlalu malu untuk meninggalkan jejak komentar. Karena saat itu, saya menganggapa apalah saya ini, hanya blogger menyek menyek. Dibandingkan dengan postingan teman teman yang beragam, ada yang reportase jalan-jalan, lomba blogger, cerita menginap di hotel ini, dan review ini itu. Semua itu berhasil membuat saya ciut.

Jujur, salah satu orang yang membuat saya terlecut untuk kembali menulis di blog ada Teteh Langit Amaravati. Membaca tulisan-tulisan yang dibagi di beranda facebooknya, menelisik cerita kesehariannya, dan mengikuti kabar pencapaiannya di berbagai lomba blogging. Teh Langit seolah bicara pada saya, “Kamu yakin ga mau kaya saya?”.  Dari Teh Langit juga saya mendapat info tentang acara Fun Blogging 7 di Surabaya. Gak hanya dapat info, Teh Langit juga memberikan link email pendaftaran. Tanggal 20 September 2015, saya langsung mengirim email untuk mendaftar. Jarak antara pendaftaran hingga terselenggaranya acara, sebulanan lebih. Dan di masa tunggu itu, saya sama sekali tidak sabar. Karena Ia selalu bercerita bagaimana ia menjadi tercerahkan setelah bertemu Trio Blogger Perempuan Kece mbak Haya AliyaZaki, Mbak Shinta Ries, dan Mbak Ani Berta.

Dan Ternyata Saya Blogger Pemalu
Hari yang ditunggu tiba, pagi itu datang ke Intiland Tower 2nd Floor Suite 10B dengan semangat juang 2015. Sampai sana, pintu kantor Qwords, tempat terselenggaranya acara, masih ditutup. Keluar dari lift saya bertemu dengan dua orang blogger yang jauh jauh datang dari Lamongan dan Tuban. Dan ternyata masih banyak yang rela datang jauh jauh dari berbagai kota di Jawa Timur. Ada yang dari Bondowoso, Jombang, Malang, dll.

Saat pintu dibuka, melihat wajah mbak Haya, mbak Shinta, dan mbak Ani itu berasa mimpi ketemu seleb akhirnya kesampaian juga. Dan bayangan seleb yang berjarak pun rontok berguguran, Mbak Haya, Mbak Shinta, dan mbak Ani menyambut kami dengan sangat ramah dan hangat. Cipika Cipiki dan saling berkenalan nama. Sungguh Trio Blogger Kece ini melepas jubah seleb blognya hehehehe.  
Duduk lesehan di kantor QWords pun tidak mengurangi semangat kami untuk menyimak sharing ilmu dari mbak Haya, mbak Shinta, dan Mbak Ani. Workshop yang bertajuk Fun Blogging : Dari Hobi Menjadi Profesi ini, benar-benar membuat mata hati, pikiran, dan dompet saya tercerahkan. Ooh… Bisa banget ya blogger ini jadi profesi yang sangat menjanjikan.

Sharing ilmu dari Mbak Haya Aliya Zaki

Perjalanan dari pagi hingga sore hari itu saya diajak bergumul dengan berbagai ilmu. Mulai dari bagaimana menulis konten yang bagus dari materi mbak Haya Aliya Zaki Writing Great Content. Saya dan teman-teman diajak memahami bahwa mau apapun stempel blogger yang ditempel ke kita, konten yang bagus itu harga mati. Jangan hanya tampilan aja yang gonjreng tapi tata bahasa, gaya penulisan, dan isi tulisannya juga harus enak dibaca.

Tips tips blogging dari mbak Shinta Ries
Mbak Shinta Ries memberikan materi yang lumayan rumit buat saya hehehe… Advancing Your Blog Platform. Mulai dari saya diajak mikir mau pake blog gratisan atau yang profesional. Hal-hal teknis yang lumayan buat semakin berpikir kalau blogger ini profesi yang serius ya.

Ini niih... ilmunya dari mbak Ani Berta mahaal 

Dan ini pamungkasnya. Materi dari mbak Ani Berta tentang How Monetize Your Blog Trough Branding. Materi ini yang paling mengguncang kesadaran saya hahaha… Saya mah gampang terguncang kalau urusan duit (blogger matre). Mbak Ani berbagi pengalamannya selama ini menjadi blogger dan bagaimana ia mendapatkan pendapatang yang bikin mata mengerjap dollar-dollar.
Sepanjang acara workshop saya ternyata menyadari satu hal. Saya masih menjadi blogger pemalu. Selain karena masih belum mengenal banyak teman-teman blogger, saya juga masih kurang narsis dan personal brandingnya masih belum “megang”. Bagaimana kita bisa “menjual” blog kita kalau kita sendiri belum eksis di social media dan dunia blogging. Jadi mari kita meng-eksiskan diri sebagai blogger.  

Saya Blogger, Kamu Blogger? Saatnya Kita Bersenang-Senang
Satu lagi oleh-oleh yang saya dapat dari acara Fun Blogging 7 yang selain disponsori oleh QWords ID, Mobil123, juga oleh SMARTFREN. Blogger itu harus bisa bersenang-senang. Gak berarti kita hanya menulis hal-hal yang “happy-happy” dan “hura-hura”. Tapi sebagai blogger kita harus merasa senang saat menulis di blog. Karena saat kita senang melakukan sesuatu dengan hati senang dan bahagia, tulisan kita juga bisa membuat orang lain yang membacanya juga bahagia. Kalau kita berhasil membuat pembaca tersentuh dengan tulisan kita, maka pesan dari tulisan akan mudah masuk kepada pembaca.

Mari bersenang-senang saat menulis Blog


Gampang banget kok kalau ingin membuat saya bahagia, seperti kemarin sambil menunggu acara Fun Blogging dimulai, saya masih bisa akses social media dan menulis untuk blog. Asal kuota internet modem Andromax M2Y aman mah dijamin saya pasti bahagia. Apalah artinya blogger dan pejuang militan social media tanpa kuota internet. Oh ya, sekalian mau curhat sedikit, di rumah saya plus sederatan gang rumah itu banyak provider yang gak bergerak dan gagal eksis. Dan Smartfren dengan jaringan 4G LTEnya adalah juaranya mah kalo di rumah saya. Koneksinya wuzzzz…  

So, Mari kita memberikan personal touch dan bersenang-senang di setiap tulisan kita di blog. 


Continue reading Blogger Memang Harus Bersenang-senang

Friday, November 6, 2015

, , , ,

BPJS Wajib, Yang Kaya? Anggap Saja Sedekah


Gambar diambil dari sini
Saat ini Indonesia masuk ke fase masyarakat mau tidak mau harus sadar asuransi. Hal ini terlihat dengan adanya BPJS Kesehatan yang sedikit banyak menurut saya mengadopsi sebagian sistem asuransi. Sebagian besar masyarakat yang selama ini masih belum sadar asuransi "dipaksa" untuk mengikuti program BPJS.

Sesungguhnya program BPJS juga merupakan transformasi dan penyatuan berbagai program sebelumnya, misal ASKES, Jamkesmas, Jampersal, tunjangan TNI, dll. Jadi masyarakat yang sebelumnya merupakan peserta program-program tersebut akan otomatis termigrasi dan terdaftar sebagai peserta BPJS. Nah, karena program BPJS ini mengikat bagi seluruh warga negara Indonesia, maka masyarakat yang sebelumnya tidak terdaftar bahkan tidak berminat pun kini wajib mendaftar sebagai peserta BPJS.

Terlepas dari banyaknya keluhan masyarakat akan pelayanan fasilitas kesehatan kepada peserta BPJS yang kurang menyenangkan. Namun, patut diakui keberadaan BPJS sangat membantu masyarakat dari golongan menengah ke bawah. Dengan BPJS, mereka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya saat sakit. Tentunya dalam proses klaim atau pemanfaatan fasilitas BPJS harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan.


PROSEDUR. Ini sepertinya menjadi momok bagi kebanyakan peserta BPJS. Prosedur klaim BPJS yang memiliki banyak tahapan membuat para peserta BPJS harus memiliki kesabaran yang ekstra. Dan ini sesungguhnya harus dimaklumi karena jumlah peserta BPJS yang banyak dan harus tertangani semua. Serta tidak semua fasilitas kesehatan telah siap menangani peserta BPJS.

Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum mau mendaftarkn diri sebagai peserta BPJS. Berbagai alasan dikemukakan bergantung siapa yang ditanya. Kalau mereka yang masuk golongan menengah ke bawah yang sebelumnya tidak ter-cover Jamkesmas dan belum sadar asuransi akan memberikan alasan "ga butuh BPJS", "Saya loh sehat, buat apa tiap bulan bayar uangnya hilang", dll. Tapi bagi mereka yang masuk golongan menengah ke atas mereka akan cenderung memilih asuransi swasta yang sudah established. Karena mereka menganggap pelayanan BPJS tidak bisa meng-cover kebutuhan mereka akan pelayanan fasilitas kesehatan yang prima.

Terus bagaimana dong kita sebagai masyarakat, warga negara ikut mensukses program pemerintah ini (ciyeee bahasanya gileee). Kalau saya sih kita harus ubah mind set. Untuk yang menganggap BPJS gak penting, belum butuh, atau masih sehat wal afiat mungkin perlu belajar dari pengalaman saya. Saat Papa saya mendadak terkena serangan jantung dan harus opname, tanpa BPJS, tanpa asuransi swasta dll. Yang terjadi adalah saya dan keluarga harus pinjam sana sini untuk menutup biaya rumah sakit yang tidak murah. Kalau kita terdaftar BPJS? Memang akan melewati proses yang banyak, dokumen yang disiapkan untuk proses klaim di rumah sakit juga banyak, tapi kita hampir tidak mengeluarkan biaya apapun.

Nah bagi teman-teman yang masuk golongan mampu, menengah ke atas, yang merasa BPJS tidak lebih bagus pelayanannya dari asuransi swasta yang sudah dimiliki, juga harus ubah ubah mindset. Teman-teman tetap bisa mendaftarkan diri sendiri dan keluarga sebagai peserta BPJS. "Loh kan percuma, kalau saya sakit atau masuk rumah sakit mending klaim pake asuransi saya". Gini... Anggap saja tiap rupiah yang teman-teman bayarkan setiap bulan sebagai iuran BPJS itu sebagai sedekah. Iya sedekah. Simplenya anggap saja demikian. Anggap saja jatah sakit teman-teman dialokasikan untuk dimanfaatkan mereka yang memang GRATIS iuran BPJS bulanan.

Gak minta sih, siapa tahu nih, siapa tahu suatu saat ada satu masa teman-teman membutuhkan BPJS, di satu kondisi yang asuransi swasta yang kita miliki tak bisa handle atau apalah...

Udah gitu ajah...

Salam,

Neng Nunung      


     
 

===
#30DWC #Day14


Continue reading BPJS Wajib, Yang Kaya? Anggap Saja Sedekah

Tuesday, November 3, 2015

, , , ,

Berharap Jodoh Terbaik? Pantaskan Diri Dulu



Gambar diambil dari infoemina.net

X : Eh say tipe calon suami idamanmu gimana sih?
Y : Aku mah gak neko neko yang penting baik, setia, taat beribadah, sayang ama                         keluargaku, pekerja keras, mapan, gak ngerokok, gitu aja lah... simple
X : Gitu itu gak neko neko?? hehehehe 
      Eh btw... Kamu sudah nyiapin umpan belum? 
Y : Umpan apa maksudnya?
X : Loh istilahnya kan kalau mancing ikan besar, umpannya juga kudu besar toh... 
Y : ????

Kalau mancing Ikan Besar, Umpannya juga Kudu Besar
Kurang lebih itu adalah poin yang ingin saya sampaikan. Berawal dari curhatan seorang sahabat yang mengeluhkan belum ada laki laki yang berani melamarnya. Yang kemudian berujung pada pertanyaan yang saya ajukan tentang kriteri calon suami idamannya. Ilustrasi percakapan di atas kurang lebih menggambarkan percakapan kami.

Wajar seorang wanita dewasa, mengharapkan laki laki yang sempurna untuk meminangnya. Kriteria yang panjang disiapkan, apalagi bagi mereka yang sudah pernah memiliki riwayat kegagalan dengan pasangan sebelumnya. Biasanya yang demikian, mereka akan lebih selektif lagi dalam memilih pasangan hidup. Secara umum, wanita memang cenderung mencari seseorang yang membuatnya merasa nyaman dan aman.

Namun...

Pernakah kita berpikir ketika kita memasang target atau standar tinggi untuk pasangan hidup kita. Apakah kita sudah memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang sesuai kriteria kita itu. Karena yang saya percaya, setiap kita itu berpasang pasangan. Sehingga logikanya sih, kalau kita mau mendapatkan jodoh A+ maka kita juga harus memantaskan diri A+.

Ketika kita sudah mulai menyerah, mengapa kriteria jodoh yang kita inginkan tidak juga datang. Mungkin kita perlu instropeksi diri, bercermin. Apakah saya sudah pantas mendapatkan calon suami seperti yang kita inginkan? Jika masih ragu akan jawaban dari pertanyaan itu, maka berhenti mencari dan menunggu atau berharap jodoh yang sesuai dengan kriteria terbaik dalam bayangan kita.

Kok malah disuruh berhenti menunggu dan berharap????

Karena sesungguhnya di titik kita mulai ragu apakah kita telah pantas mendapatkan calon suami yang sesuai dengan kriteria kita, di titik itulah kita harus merubah haluan. Bukan berharap, menunggu, dan meratapi keadaan tapi bagaimana kita menjadikan diri kita menjadi layak bersanding dengan laki laki terbaik manapun yang disiapkan Allah SWT untuk kita.

Mengubah diri menjadi sosok terbaik, perempuan yang layak menjadi pilihan. Bukan hanya secara fisik indah, tetapi yang lebih penting cantik hati, cerdas, dan menjadikan dirinya sebagai perempuan atau makhluk yang dicintai oleh Allah SWT.

Kesampingkan dulu kriteria kriteria bagi calon suami idaman kita. Balik posisinya, bagaimana kalau di luar sana ada laki laki yang sedang mencari perempuan idamannya untuk dipinang. Apakah itu kita yang sesuai dengan kriterianya?

So Love Your Allah SWT first, then Love Your Self... Dan pantaskan diri untuk menjemput jodoh terbaik yang disiapkan Allah SWT.

Salam,

Neng Nunung      



===
#30DWC #Day13



Continue reading Berharap Jodoh Terbaik? Pantaskan Diri Dulu
, ,

Just Love Your Self

Duuuhh ini kenapa ya hidung aku pesek banget??
Pipi ini chubby banget sih, duh kenapa ga bisa setirus si itu?

Pengen deh wajahku seperti artis korea atau secantik Nadine Chandrawinata
Pernah ga kamu merasakan hal itu dan bergumam ingin merubah bentuk hidung, wajah, atau bagian tubuh lainnya.

Beberapa tahun terakhir, saat marak budaya Korea dan Thailand masuk ke Indonesia, masuk pula kebiasaan atau tren tentang operasi plastik. Tindakan operasi yang diperuntukkan untuk merubah bentuk wajah. Mendadak banyak orang ingin wajahnya seperti artis Korea atau shemale ala Thailand.

Di Korea sendiri, operasi plastik seperti menjadi hal yang wajar dilakukan. Bahkan beberapa waktu lalu ada artikel berita yang menyebutkan seorang ibu memberikan kado ulang tahun ke 17 kepada anaknya berupa operasi plastik. Dan tren itu mulai menjalar di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya klinik kecantikan yang menawarkan jasa bedah estestik atau sekedar perawatan.

Kemarin saya melihat sebuah video yang kemudian saya bagikan kembali di Facebook. Video ini menggambarkan serangkaian proses mengubah bentuk wajah, mulai botox hingga tanam benang. Beberapa teman yang pernah melakukan treatment semacam itupun berkomentar. Ada yang bilang sakit, mahal tapi gak ada hasil, sampe ada yang trauma karena rasa sakitnya.

Ada juga seorang penyanyi dangdut yang semingguan terakhir mendadak dibicarakan oleh media karna mengakui sudah menjalani serangkaian plastic surgery, treatment lainnya juga.
Saya lantas berpikir, apa yang membuat kecantikan itu memang begitu pentingnya bagi seorang perempuan? (Bahkan laki laki). Apakah tuntutan pasangan? Apakah untuk menunjukkan status sosial? Apakah untuk kebanggaan pribadi?

Apapun alasannya pasti itu cukup kuat dan penting sampai para pelakunya kuat menahan sakit dan mengeluarkan dana sebegitu banyaknya.

Tapi... Apakah untuk menjadi cantik harus sampai sesakit itu?
Apapun alasannya seseorang memutuskan melakukan "face off" pada dirinya, saya yakin semua bermuara pada rasa bahagia yang ingin didapat.
Jika memang muaranya ada bahagia. Apakah rasa sakit dan uang yang digelontorkan itu dapat serta merta membeli kebahagiaan kita?

Saya ada beberapa saran atau tips lah bagi saya, kamu dan kita semua. Bagaimana menjadi cantik, bahagia, tanpa merasakan sakit yang berlebihan bahkan mengeluarkan uang yang tak sedikit.

1. Syukuri apa yang kita miliki sekarang juga. Jangan meratapi "kelemahan diri" dan sibuk membandingkan dengan orang lain yang menurut kita memiliki kelebihan.

2. Ketahui benar apa potensi diri kita. Daripada sibuk mengubah diri menjadi sesuatu yang bukan diri kita, mengapa tidak mengoptimalkan saja potensi diri. Misal, kita memiliki kemampuan dalam hal memasak, berdayakan itu, bikin usaha atau blog yang sesuai dengan kemampuan kita. Atau bahkan membuka kursus memasak misalnya.

3. Jangan izinkan orang lain menghina atau merendahkan Anda. "he gendut" "he pesek" atau panggilan lainnya. Apakah itu hinaan? Itu akan menjadi sebuah hinaan jika kita mengizinkannya itu sebagai hinaan. Saya sudah lamaa banget dipanggil gendut, gembrot, gajah, dll. Tapi saya tidak mengizinkan orang lain merendahkan saya dengan hinaan macam itu. Kita tidak bisa membungkam mulut mereka atau menahan mereka mengeluarkan kata kata buruk. Yang bisa kita lakukan adalah menganggap itu semua tidak pernah ada. Saya tidak pernah menganggap itu semua sebagai hinaan, bahkan terkadang saya menganggap mereka yang berbicara itu tidak pernah ada hehehhe.

4. Back to Nature. Udah deeh semua yang alami itu yang paling bener. Meskipun prosesnya tidak instan tapi saya yakin, akan lebih awet bertahannya. Termasuk soal perawatan wajah dan tubuh. 

Dan kunci dari semua itu cuma satu, Just Love Your Self. Cintai setulus tulusnya diri Anda apa adanya. Itu saja. 


Salam, 

Neng Nunung

#30DWC #Day7
Continue reading Just Love Your Self

Monday, November 2, 2015

, , , , , ,

Demo Upah Naik, Demi Layak Hidup atau Gaya Hidup

foto diambil dari sini
Oke sebelum panjang lebar saya menulis, saya mau membatasi koridor dan frame kita semua, saya dan Anda. Karena ayah saya sampai ia benar-benar sakit dan tidak bisa bekerja adalah buruh, suami saya juga seorang buruh, saya juga bisa dikatakan sebagai buruh. Tulisan ini tidak dalam rangka menyudutkan perjuangan teman teman buruh atau apapun. Saya ingin kita semua meredefinisikan arti penuntutan hak hidup layak bagi buruh.

Setiap demo buruh, isu yang paling santer muncul di permukaan adalah kenaikan upah, selain isu penerapan standar kelayakan, serta pengangkatan tenaga outsourching menjadi tenaga tetap. Kenaikan upah hampir selalu dituntut setiap kali demo dengan alasan sudah ga mampu memenuhi standart hidup layak. Namun, di sisi lain masyarakat awam disuguhi foto foto pendemo yang menggunakan sepeda motor keluaran terbaru atau motor yang harganya tidak murah. Akhirnya masyarakat awam bertanya tanya, katanya upahnya tidak cukup untuk hidup layak, kok bisa punya kendaraan "mewah" atau handphone keluaran terbaru.

Ok kita keluar dari bahasan itu ya...

Kalau menurut saya, daripada teman teman buruh menuntut kenaikan upah yang nantinya mungkin bukan dialokasikan untuk meningkatkan kelayakan hidup tapi membeli barang yang cenderung mewah. Menurut saya, ada baiknya teman teman buruh menuntut hal hal di bawah ini :

1. Perumahan Murah atau Gratis Bagi Buruh
Perumahan murah atau gratis ini kalau bisa letaknya sedekat mungkin dengan lokasi kerja. Buruh layak mendapat rumah yang nyaman, bukan lagi tinggal di rumah sepetak. Jika ini bisa diwujudkan, maka standar kelayakan hidup teman teman buruh bisa terwujud.

2. Transportasi Massal Gratis dari Meeting Point ke Lokasi Kerja
Mensiasati naiknya terus BBM, transportasi massal gratis ke lokasi kerja penting sekali bagi buruh. Perusahaan bisa menentukan meeting point yang merata dari berbagai wilayah di sekitar lokasi kerja. Solusi ini bisa mengurangi pengeluaran yang biasa dikeluarkan untuk membeli BBM bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain.

3. Fasilitas Kesehatan Gratis
Point ini sebenarnya bisa dicover oleh BPJS Kesehatan. Tapi mungkin perlu penekanan, di fasilitas kesehatan rujukan mana yang bisa "mengistimewakan" teman teman buruh. Kesehatan menjadi faktor pengeluaran utama yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
 
4. Tambahan Subsidi Pendidikan bagi Anak
Meskipun, pendidikan sudah gratis sampai SMA. Namun, di beberapa sekolah masih memungut beberapa biaya lain dan juga pembelian buku penunjang pendidikan. Jika tambahan subsidi pendidikan ini dipenuhi, budget pengeluaran bisa sangat terbantu.

5. Bentuk Koperasi Buruh/Karyawan Tempat Beli Sembako Murah
Nah ini yang penting, koperasi karyawan. Jika koperasi ini terbentuk, teman teman buruh bisa membeli kebutuhan pokok di koperasi dengan harga yang lebih murah daripada harga pasaran. Dan ini sangat mengurangi pengeluaran.

Tuntutan di atas penting bagi saya untuk diperjuangkan. Karena jika 5 poin di atas terpenuhi, inflasi atau naiknya standar hidup layak tidak akan berpengaruh. Upah akan bisa sepenuhnya untuk pemenuhan kebutuhan hidup lainnya selain kebutuhan pokok di atas.

Hak hidup layak memang patut diperjuangkan, namun jika "nilai uang" itu bisa dikonversikan dalam bentuk lain yang benar benar meningkatkan kelayakan hidup kita, mengapa tidak. Karena jika yang dituntut semata mata uang, takutnya teman teman buruh akan terjebak dalam pemenuhan gaya hidup bukan layak hidup.

Salam,
Neng Nunung

#30DWC #Day12


Continue reading Demo Upah Naik, Demi Layak Hidup atau Gaya Hidup