Sunday, January 29, 2023

,

Gadis Kretek : Cinta dan Perempuan dalam Lingkaran Sejarah Industri Kretek


.... 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓲𝓼𝓪𝓹 𝓴𝓻𝓮𝓽𝓮𝓴 𝓼𝓮𝓳𝓮𝓷𝓪𝓴 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝔀𝓪 𝓹𝓲𝓴𝓲𝓻𝓪𝓷 𝓹𝓾𝓵𝓪𝓷𝓰 𝓴𝓮 𝓻𝓾𝓶𝓪𝓱 .... 
𝓖𝓪𝓭𝓲𝓼 𝓚𝓻𝓮𝓽𝓮𝓴 - 𝓡𝓪𝓽𝓲𝓱 𝓚𝓾𝓶𝓪𝓵𝓪


Annyeong Teman Nunna

Apakah yang terlintas di benak teman-teman saat mendengar kata kretek? Rokok? Tembakau? Laki-laki? Ada yang mengaitkannya dengan perempuan? Tidak?
Nah Nunna baru saja selesai membaca sebuah novel berjudul Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Membaca novel Gadis Kretek ini seperti mematahkan stigma bahwa dunia kretek atau rokok dikuasai laki-laki. 
Kisah Gadis Kretek ini dengan perjalanan anak-anak pak Raja untuk menemukan Jeng Yah. Nama yang selalu disebut oleh Romonya di saat-saat masa kritis. Nama yang diharamkan disebut di keluarga mereka. Pencarian Jeng Yah membawa mereka, Tegar, Karim, dan Lebas ke kota M. Kota tempat semua kisah ini bermula. Kota yang menjadi sejarah lahirnya bisnis Rokok Kretek Djagad Raja milik keluarga mereka. Juga jauh sebelum itu, menjadi sejarah lahirnya permusuhan dan persaingan eyang mereka Soedjagad dan Idroes Moeria. Persaingan yang bukan hanya tentang bisnis tapi juga tentang percintaan. 
Ada dua perempuan sebagai pusat penceritaan yang memberikan nyawa pada novel ini. Yang pertama, Roemaisa. Roemaisa adalah alasan Soedjagad dan Idroes Moeria bersaing sengit. Tidak hanya soal mengembangkan bisnis kretek di masa itu, tapi sesungguhnya bisnis kretek yang mereka bangun itu sebagai salah satu usaha mendapatkan hati Roemaisa. Anak Juru Tulis yang saat itu menjadi kembang desa. Pada akhirnya, Roemaisa memilih Idroes Moeria tidak hanya karena ia melihat Idroes Moeria seorang laki-laki yang gigih, tapi juga karena kemauan Idroes untuk belajar membaca. Iya membaca, ia mensyaratkan laki-laki yang hendak menyuntingnya harus bisa membaca. Dan Idroes dengan kegigihannya berusaha belajar membaca. Namun setelah mereka menikah hidupnya tidak tenang-tenang saja, ia gigih membangun bisnis kreteknya terlebih sejak Idroes di masa itu diangkut oleh tentara Jepang yang menduduki Indonesia. Roemaisa praktis hidup seolah menjanda selama Idroes tidak pulang-pulang. Namun, Ia tidak putus asa. Roemaisa melanjutkan bisnis kretek suaminya dari sisa-sisa klobot yang ada. Hingga sampai di masa Idroes kembali pulang. 
Bagaimana dengan Soedjagad? Djagad sempat mendekati Roemaisa lagi saat Idroes menghilang tapi ia dipermalukan dan ditolak mentah-mentah. Namun, di kemudiannya Djagad menikahi perempuan asal Madura yang kaya raya. Apakah setelah itu Djagad melupakan dendamnya pada Djagad? Tidak. Ia pun dicurigai mencuri ari ari anak pertama Idroes dan Roemaisa bernama Dasiyah. Karena ini pula diramalkan bahwa siapapun yang mencuri ari-ari anak pertama Idroes lah yang nantinya akan menggunakan anaknya itu untuk menghancurkannya. 
Dan perempuan kedua yang menjadi ruh cerita novel ini adalah Dasiyah, anak Idroes dan Roemaisa. Dia yang memiliki ketertarikan tinggi menekuni bisnis kretek orang tuanya. Ia juga dikenal sebagai perempuan yang memiliki ludah yang manis seperti Roro Mendut. Dengan keuletannya dan ramuan saus khasnya Dasiyah yang kemudian dikenal sebagai Jeng Yah mendirikan Kretek Gadis.
Lantas apa kaitannya Jeng Yah dan Soeradja? 
Dan bagaimana bisa Jeng Yah menjadi alasan kokohnya bisnis kretek yang dimiliki Soeradha dan kini diteruskan ke anak anaknya? Dan bagaimana nasib Jeng Yah sebenarnya? Kalian harus baca novel ini deh asli. 
Membaca novel Kretek Gadis itu membuat kita sedikit ada gambaran bagaimana industri rokok kretek bermula pada masa itu. Bagaimana transformasi rokok kretek dari masa ke masa. Mulai yang hanya tembakau saja, kemudian dengan tambahan cengkeh, tambahan saus hingga saat ini. Membaca novel ini juga menunjukkan bahwa di dunia industri yang identik dengan laki-laki ternyata ada perempuan-perempuan yang turut andil.
Pun, realitanya saat ini buruh industri rokok di Indonesia juga banyak diisi oleh perempuan. Novel ini berasa banget relatenya dengan kehidupan nyata. 
Terlepas nama nama merk rokok kretek yang disebutkan benar-benar ada di masanya atau tidak, tapi yang Nunna rasain sih penulisnya, Ratih Kumala, benar benar melakukan riset luar biasa sehingga bisa memberikan detail bahkan hingga pada kalimat terakhir. 
Istilah istilah yang digunakan dalam novel pun yang banyak menggunakan bahasa Jawa pin dijelaskan secara detail jadi siapapun bisa membacanya dengan nyaman.
Buat saya yang menarik sih bukan hanya soal sejarah perkretekannya. Tapi lebih karena ada sosok perempuan yg dikisahkan "menggerakkan" industri ini secara langsung maupun tidak. Bagaimana dari tangan seorang perempuan lahir sebuah citarasa kretek. Dari seorang perempuan juga lahir ide untuk pengembangan bisnis kretek. Mulai dari mencari formula rokok kretek sampai pemasaran. 
Kebayang di masa itu, perempuan bisa melakukan gerakan sebegitu massivenya di industri rokok. Sekarang tentunya bisa lebih keren kali yah. Salut banget buat kak Ratih Kumala penulisnya. Bahkan Nunna sampai ikutan mencari cari kota M itu di mana dan merk merk rokok kretek di masa itu.
Teman Nunna bisa deh tambahin novel ini di list baca buku kalian. Benar benar fresh banget ceritanya.
Semoga bermanfaat






Identitas Buku 
Judul : Gadis Kretek
Penulis : Ratih Kumala
Penerbit : @bukugpu
Tebal Buku : 292 hlm
Tahun Terbit : 2019 (Cetakan Ketiga)
Platform Baca : Gramedia Digital
Rate : 5/5 ⭐
Continue reading Gadis Kretek : Cinta dan Perempuan dalam Lingkaran Sejarah Industri Kretek

Sunday, January 8, 2023

, ,

Buku untuk Kaum Overthinking, Itu Kamu?

📚 Book Review 📚

Identitas Buku 

Judul : Jangan Cemas: Kurangi, Relakan, Tinggalkan 

48 Pelajaran tentang Menghalau Kegelisahan

Penulis : Shunmyo Masuno

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal Buku : 238 hlm

Tahun Terbit : 2022

Platform Baca : Gramedia Digital

Rate : 5/5 ⭐


Annyeoong...

Siapa yang penganut sekte overthinking to max bahkan untuk hal-hal kecil sini kumpul. Mari kita bergandengan tangan hehehe. Nggak nggak, kali ini Nunna ga mau ajakin kalian overthinking bareng-bareng. Nunna malah mau ngajakin kamu belajar untuk mengurangi overthinking. 

Memang bisa? 

Bisa ternyata, kalau kita tahu bagaimana mengendalikannya. Paling tidak, insight itu yang Nunna dapatkan saat membaca buku dari Shunmyo Masumi Jangan Cemas; Kurangi, Relakan, Tinggalkan. Sebenarnya judulnya masih panjang sih. Ada tambahannya "dan Cara cara Lainnya untuk Menghalau Kegelisahan". Sebelum panjang lebar Nunna bahas buku ini, kita kenalan dulu yuk sama penulisnya dan latar belakang beliau menulis buku ini. 

Iya, Shunmyo Masuno adalah seorang Kepala Pendeta di kuil Buddha Zen di Jepang dan kuil ini berusia 450 tahun. Shunmyo juga penuis buku The Art of Simple yang terjual lris di dunia internasional. Nah karena sudah tahu background penulisnya, yap buku ini sarat akan ajaran-ajaran Zen yang mungkin bisa dipahami dan diterapkan secara universal ya. Bahkan, mungkin bagi pembaca yang bukan penganut Buddha Zen masih bisa relatable dengan isi buku ini. 

Buku ini harusnya dibaca oleh siapa sih? Buat Nunna dan kalian yang masih saja mengkhawatirkan sesuatu yang bahkan di luar kendali kita. 

Duh apa nanti ada yang baca ya tulisan saya? 

Kalau aku pakai baju warna ini terus ke kantor, temen kantor bakal bilang apa ya?

Dia di sana sekarang lagi apa ya? sama siapa? bakal macam-macam ga ya?

Atau banyak segudang pikiran liar yang sering berkelebat di otak. Apalagi di saat jam rawan tuh, overthinking bisa menjadi-jadi. Pernah mengalami kecemasan berlebihan seperti itu seperti Nunna? Kalau iya, Nunna tahu rasanya sangat melelahkan. Hidup di bawah ekspektasi orang lain. Hidup selalu mencemaskan hal ini dan itu setiap saat. 

Di buku ini kita diajak untuk "lebih berdamai" dengan diri sendiri. Di buku karya Shunmyo ini banyak sekali frasa dan ujaran yang dinamakan zengo sebagai bagian dari pelatihan. Misalnya, ada zengo "Makan dan minumlah dengan sepenuh hati" yang berarti kita agar kita tidak mengalihkan perhatian dan tetap fokus serta sadar selama makan dan minum. Tidak memikirkan dan membicarakan hal lain selama makan dan memfokuskan perhatian hanya pada menyantap makanan itu. Konsepnya terkesan sederhana tapi praktiknya pasti sulit. Karea kita diajak untuk fokus pada di sini dan sekarang. Dampaknya apa? Untuk beberapa saat kita dapat meletakkan beban pikiran dan menjadi tenang. 

Buku ini terdiri dari lima bagian. 

Bagian Satu. Kurangi, Relakan, Tinggalkan. Cara Zen untuk menjauhi kegelisahan dan kecemasan

Bagian Dua. Fokuskan perhatian hanya pada hal-hal yang dapat kita capai di sini dan sekarang. Dengan demikian, kita tidak akan memikirkan lagi hal-hal yang tidak perlu 

Bagian Tiga. Jauhi persaingan, maka segala sesuatunya akan beres. Setiap orang bebas menjadi diri sendiri, dan saya bebas menjadi diri saya sendiri

Bagian Empat. Kiat sukses untuk memperbaiki hubungan. Cara menjalin hubungan yang baik dan mengakhiri hubungan yang buruk

Bagian Lima. Ubahlah cara kita mencemaskan sesuatu, maka hidup kita akan berubah menjadi lebih baik. Tentang uang, bertambahnya usia, kematian, dan sebagainya

Gimana-gimana setelah baca judul babnya ada gambaran sedikit gak tentang isi bukunya. 

Asli sih, pas baca tiap babnya berasa kaya ditampar-tampar, ditoyor, dibilangin depan muka "Noh dengerin makanya!!" hahahaha


Satu hal yang menarik Nunna dapatkan setelah membaca buku ini, kita tuh diajak untuk live present, hidup di masa sekarang sesadar mungkin. Saat bernafas, makan, berpikir, bertindak. Sehingga kita benar benar bisa menghargai keberadaan kita saat ini. 

Kaum overthinking satu ini yang suka memikirkan banyak hal, membandingkan diri dengan yang lain, suka memikirkan masa lalu yang tidak bisa diubah, dan masa depan yang belum tahu akan seperti apa. Seperti digiring dan dibisikin di telinga "Lakukan satu satu yang terbaik hari ini. Fokus di saat ini." Karena pada apapun yang kita lakukan hari ini, akan pastinya berdampak di masa depan. Jadi tidak perlu risau memikirkan yang belum tentu terjadi, cukup lakukan yang terbaik saat ini. 

Nunna sarankan kamu baca buku ini dalam tenang dan fokus, jadi bisa tuh meresap apa semua yang tertulis. Gak usah denial dulu, terima saja dulu informasinya. Lantas cerna kemudian. 

Happy reading all

Saranghae, Nunna. 


Continue reading Buku untuk Kaum Overthinking, Itu Kamu?