Friday, January 31, 2020

Catatan Syukur Akhir Bulan - Januari 2020

Annyeonghaseyo yorobuun...

Kali ini neng cuma mau berbagi catatan syukur akhir bulan. Satu hal sederhana yang InsyaAllah mulai dibiasakan sejak saat ini. Mengapa syukur perlu dicatat? Bagi neng yang kadang masih suka mengeluh sehari-hari, proses ini sangat membantu melatih diri agar tak mudah mengeluh. Agar neng tahu buanyaaak hal yang terjadi dalam hidup neng yang patut untuk disyukuri.

Baiklah neng akan mulai yaaak... Ini adalah banyak hal yang neng syukuri dalam hidup neng sepanjang bulan januari. 

🍁 Alhamdulillah sepanjang bulan ini neng dan mama jauh dari sakit sakit yang mengharuskan kami harus sambang dokter. Kalau cuma sakit sakit ringan alhamdulillah bisa sembuh dengan persedian obat di rumah dan juga istirahat.

🍁 Alhamdulillah InsyaAllah neng mulai lagi perjalanan belajar menjadi lebih baik. Salah satunya dengan menggunakan hijab kembali. Kali ini bukan hanya menutup aurat (InsyaAllah bukan atas desakan atau pengaruh orang lain) tapi juga mulai haus belajar tentang agama Islam lagi. Dari hal hal yang paling sederhana. Neng merasa kali ini benar-benar jatuh cinta dengan Allah SWT. 

🍁 Alhamdulillah melewati tanggal 4 januari tanpa drama. InsyaAllah tanpa penyakit hati dan tanpa amarah pada dia. InsyaAllah seterusnya bisa merasakan kedamaian dalam hati ini.

🍁 Alhamdulillah tersambung kembali silahturahim dengan teman - teman lama. Dan InsyaAllah akan membawa kebaikan bagi semuanya

🍁 Alhamdulillah banyak peluang dan pekerjaan yang terasa lebih lancar. Pekerjaan neng di dunia properti InsyaAllah semakin mantab menjejakkan diri. Mendapat kesempatan bekerjasama dengan banyak pihak, InsyaAllah bisa menjaga amanah. 

🍁 Alhamdulillah memiliki adek yang MasyaAllah luarbiasa perjuangannya demi keluarga neng. InsyaAllah segera bisa saling membahu dengannya menyelesaikan urusan rumah. Mohon doanya semoga dia segera diamanahi buah hati oleh Allah SWT, sehat, pernikahannya samawa, rezekinya berlimpah dan berkah

Semoga sedikit catatan syukur di atas bisa mewakili banyak peristiwa baik dan anugerah dalam hidup neng di bulan ini. 

Keep spread love
Neng Nunung

11:11 moment
Day 31 of 366


Continue reading Catatan Syukur Akhir Bulan - Januari 2020

Thursday, January 30, 2020

Body Shaming dan Kesehatan Mental

Annyeonghaseyooo yorobuuun

Beberapa waktu lalu neng terhenyak dengan berita pembunuhan. Yang membuat terhenyak bukan hanya tentang kasus pembunuhannya. Tapi karena motif pembunuhannya. Menurut keterangan polisi pembunuh merasa sakit hati karena korban selalu menghina fisiknya hampir setiap hari. Karena mendapat perundungan itu, ia merasa sakit hati dan dendam hingga terjadilah pembunuhan itu.

Bullying dan Body Shaming, mungkin sudah sering terjadi di tengah tengah hidup kita. Tidak hanya di usia sekolah bahkan sampai usia dewasa, bullying dan body shaming masih sering kita temui. Ye kaaan... Jujur deh... Entah kita sebagai korban atau pelaku. 

"Wooohhh gajah lewat"
"Ga usah melok, ga kuat mobile kabotan awakmu"
"Nduuutt..."
"Heee keceeeeng"
"Mangano ta awak koyo biting"

Pernah dengar kalimat kalimat di atas diucapkan? Dari sekedar yang dibilang cuma becandaan tanpa ada niatan untuk bullying apalagi body shaming, sampai memang dengan sengaja berniat demikian. Namun, kebanyakan pelaku bullying atau body shaming bahkan tidak sadar telah melakukan hal yang salah. 

Karena apa?

Karena masyarakat menganggap bahwa hal hal itu bukan sesuatu yang serius atau berbahaya. Lagi-lagi karena balutan becandaan antara teman atau iseng bahkan. Padahal mereka tidak sadar apa yang mereka lakukan berdampak serius pada mental korban. 

Neng adalah orang yang dari kecil kenyang dengan bullying dan body shaming. Dan sepanjang hidup jamak sekali neng temukan premis premis pembelaan dari pelaku. Awal awal aja stress, jadi insecure dengan diri sendiri, jadi kurang mencintai diri sendiri, dan banyak hal negatif lainnya. Hingga akhirnya neng kebal dan udah terbiasa dengan segala macam sebutan yang diterima. 

Tapi apakah semua korban seperti neng? Ga darling... Banyak orang di luar sana ga bisa "biasa biasa" saja, banyak orang di luar sana yang kemudian memeram luka dan sakit hati lebih lama. Yang kemudian mungkin berimbas pada kesehatan mentalnya. Seperti yang neng bilang tadi, di awal awal berasa insecure dll. Itu kalau neng, yang lain? Bisa saja berdampak lebih buruk. 

Masih ingat kasus siswa smp yang bunuh diri di Jakarta yang konon adalah korban korban bullying? Tak perlu lah neng jabarkan banyak kasus lainnya untuk menunjukkan bahayanya bullying dan body shaming. 

Lantas harus bagaimana? 

Belajar untuk menghargai orang lain bagaimanapun keadaan orang tersebut. Terlebih lagi yang penting adalah jangan mudah mengeluarkan kata kata buruk tentang orang, kita harus pandai menahan lisan atau tulisan. Karena lisan dan tulisan kita bisa setajam pedang kalau kita gagal mengendalikannya. 

Jangan dengan atas nama becanda atau iseng menjadi pembelaan kita boleh melakukan bullying dan body shaming. Bayangkan jika orang yang kalian rundung itu adalah orang yang kalian sayangi. Bayangkan jika ia tak melihat itu semua sebagai becandaan atau iseng dan merasakan sakit hati atau dendam. 

Keep spread love no hate
11:11 moment
Day 30 of 366

Neng Nunung




Continue reading Body Shaming dan Kesehatan Mental

Wednesday, January 29, 2020

Banjir Informasi tentang Corona Virus? Ini yang Harus Kita Lakukan

Too Much Noisy?
Bijaklah Menyaring Informasi di Masa Genting

Bulan pertama di tahun 2020 ini dunia benar benar dibuat tergopoh gopoh atau hanya sekedar dikagetkan dengan beberapa peristiwa. Mulai dari kebakaran hutan hingga banjir di Australia, ricuh penyintas di perbatasan Meksiko dan US, upaya penggulingan Donald Trump, banjir di Indonesia, skandal Garuda dan rentetan skandal pergundikannya, wabah Corona Virus, hingga demam Crash Landing on You. 

Yang terakhir ini cukup bikin neng megap megap lah ya... Kalo yang lain ga merasa yg sama yaaa mon maap... 

Ok balik serius hehhee... Salah satu yang banyak menyita ruang ruang media yang kita miliki sehingga penuh dengan informasi terkait adalah wabah Corona Virus. Neng gak akan membahas tentang virus ini dan segala macam teori konspirasi di baliknya. 

Neng akan fokus pada bagaimana kita sebagai pengguna media sosial atau penerima informasi harus bertindak menyikapi luapan arus informasi yang beredar. Karena banyak informasi yang akhirnya menjadi terlalu bising dan membingungkan. Yang kemudian berdampak pada kecemasan dan ketakutan masyarakat awam. 

Apa yang bisa kita lakukan pada masa masa seperti ini? 

1. Teliti Sumber Informasi
Di masa masa genting, neng yakin akan baanyaak sekali muncul informasi A-Z tentang perkembangam wabah Corona Virus. Atau yang banyak muncul broadcast adalah obat obat atau cara pengobatan dan pencegahannya. Nah, sebagai penerima informasi kita wajib meneliti sumber informasinya. Valid atau tidak. Hal ini penting karena sumber informasi yang valid akan berdampak pada kredibilitas dan tingkat kebenaran informasi tersebut. 

Namun, ketika sumber informasi sudah valid, misal dari media portal berita atau media mainstream seperti tv, koran, dll kita juga tetap wajib melakukan step ke 2. 

2. Crosscheck Validitas Informasi
Kadang pernah kan kita menemukan berita di portal online masih diragukan validitas informasinya. Bahkan kadang informasi dari media mainstream pun saling tumpang tindih bergantung narasumber yang mereka dapatkan.

Nah tugas kita kemudian adalah memastikan validitas informasi. Crosscheck dengan media yang berbeda. Narasumber berbeda. Atau jika memungkinkan bertanya pada ahli. Misal di Twitter banyak sekali dokter atau peneliti bahkan mahasiswa yang masih berada di Wuhan China yang berbagi informasi valid. Kita bisa meluangkan waktu menyimak utas info yang mereka sampaikan atau bahkan menanyakan langsung pada mereka. 

3. Bagikan Tanpa Opini Pribadi 
Jika sumber informasi valid dan informasi juga sudah kita pastikan benar baru deh boleh kita bagikan. Kalau bisa tanpa menambahkan opini pribadi yang memungkinkan penafsiran yang berbeda lagi. Kecuali memang kita expert di bidang tersebut. 

Karena sekarang ini, banyak sekali yang membagikan informasi kemudian ditambahi caption yg nyinyir atau menggiring opini yang "menyesatkan" pembaca menerima informasi yang benar. Padahal mungkin mereka yang membagikan informasi belum tentu paham. 

4. Jangan Membiaskan Informasi Demi Kepentingan Tertentu
Dengan dalih membagikan informasi kemudian dibumbui informasi yang membuat bias informasi, bolehkah? Secara etikanya sih tidak boleh. Tapi itu hak masing-masing. Namun, coba kita bayangkan mungkin saja di luar sana ada yang membutuhkan informasi yang valid kemudian ketemunya berita yang kita bagikan. Bias pula informasinya dibumbui nyinyiran, ujaran kebencian, dll. Kan kasihan... 

Kalau tidak bisa membagikan informasi yang benar dan valid lebih baik hentikan informasi itu di kamu. Jangan kotori beranda informasi orang lain dengan hal hal negatif dari kamu. Berhenti saja di kamu. 

Bijak menggunakan media sosial, bijak dalam membagikan informasi. 

Keep spread love
Neng Nunung
#sebelassebelasmoment
11:11 moment
Day 29 of 366

ps : series 11:11 moment juga bisa dibaca di Facebook saya. Day 1-28 akan diupdate menyusul di blog ini juga... 


Continue reading Banjir Informasi tentang Corona Virus? Ini yang Harus Kita Lakukan