Wednesday, May 10, 2023

Catfishing ala Tinder Swindler, Siapa yang Salah?


Annyeong Teman Nunna, 

Awalnya Nunna enggan berbagi tentang topik satu ini karena takut hanya dianggap sebagai pembeo karena topik tentang catfishing ini ramai dibicarakan sejak Netflix menayangkan film dokumenter bertajuk The Tinder Swindler. Seolah-olah mata semua orang dibuka dengan fakta bahwa penipuan model ini memang terjadi dan banyak menimpa perempuan di dunia nyata. Sebenarnya apa itu Tinder Swindler yang ditayangkan oleh Netflix?

The Tinder Swindler sendiri merupakan film dokumenter asal Inggris yang menampilkan kisah penipuan yang dilakukan seorang pria asal Israel yang mengaku bernama Simon Leviev.  Ia menipu korbannya berawal dari dating apps Tinder. Ia memikat para wanita dan kemudian mengencani mereka. Setelah para wanita itu terpikat mulailah ia melancarkan modus penipuannya. Ia kemudian membujuk "kekasihnya" itu dengan berbagai alasan untuk mengiriminya uang. 

Apakah banyak yang tertipu? Sayangnya iya. 
Apakah kisah ini banyak terjadi di sekitar kita? Sayangnya iya. 
Terbukti dengan ramainya utas di Twitter saat itu yang membahas Tinder Swindler versi Indonesia. 
Apakah penipuan ini merupakan hal yang baru? Tentu tidak. 

Jauh sebelum Tinder ada, penipuan dengan modus serupa (menggunakan pria tampan atau wanita cantik kaya raya untuk memikat lawan jenis) sudah marak terjadi di aplikasi sosial media lain seperi Facebook dan Instagram. Iya modusnya sama, mereka menggunakan titik lemah manusia yaitu memikat hati dengan wajah rupawan, iming iming hadiah dan uang berlimpah, status relationship dengan orang yang lebih hebat dengan kita, hal hal semacam itu untuk menaklukan hati targetnya. 

Siapa targetnya? Sayangnya banyak perempuan yang menjadi target empuk. Meskipun tidak menutup kemungkinan ada juga pria yang turut menjadi korban. Pertanyaan menarik ini sebenarnya mengapa perempuan kerap kali menjadi sasaran empuk target penipuan? 

Seperti yang sudah Nunna sebutkan di atas, para penipu "rupawan" ini menyentuh sisi yang paling lemah dari seseorang yaitu emosionalnya. Ketika seorang wanita dihujani dengan pujian, kata kata indah, iming-iming hadiah dan janji surga lainnya, dari orang yang berwajah rupawan dan status sosial yang dinampakkan berbeda. Pasti mereka akan mudah luluh. Terutama, bagi mereka yang (mohon maaf) tingkat edukasinya kurang. Tapi ada beberapa case, mereka yang menjadi korban penipuan ini juga adalah seseorang yang well educated atau memiliki strata ekonomi yang baik. Kalau sudah begini, para penipu itu benar-benar bisa menyentuh hati mereka. Sehingga luluh dan kehilangan logika. 


Kembali pada kasus yang membuat Nunna terinspirasi untuk menulis blog tentang ini sekarang. Iya, beberapa bulan lalu bahkan sampai pekan lalu, banyak sekali pesan yang masuk ke nomor kantor. Menanyakan apakah barang yang dikirimkan untuk mereka sudah sampai. Setelah saya telusuri, ternyata sebagian besar dari mereka mendapakan modus yang sama. Mereka berkenalan di sosial media, dalam hal ini Facebook dan Instagram, oleh seseorang yang mengaku dari luar negeri (rata rata mengaku dari Inggris dan Amerika). Mereka dijanjikan hadiah yang isinya berupa barang mewah seperti tas, sepatu, perhiasan, uang tunai berupa dollar, dll. Hadiah tersebut dijanjikan akan dikirim ke alamat mereka di desa. Dan seperti yang sudah diduga, mereka kemudian dikirimi pesan oleh "orang jasa pengiriman dan bea cukai" yang menagih biaya pengeluaran barang dari bea cukai yang jumlahnya mulai jutaan sampai puluhan juta. Apakah ada yang terperdaya? Banyak. Sayangnya banyak yang sudah mentransfer uang sebelum "tersasar" menghubungi nomor kantor Nunna. Sebagian yang mereka "tersesat" dulu menghubungi nomor kantor sebelum transfer alhamdulillah terselamatkan. 

Rasanya itu gemeeess tiap dapat chat yang menceritakan hal yang sama. Kenapa gitu, di era sekarang, dimana informasi bisa kita akses dengan mudah. Masih saja orang yang bisa terperdaya dengan modus penipuan semacam itu. 

Nah sekarang apa yang bisa Nunna berikan kepada Teman Nunna untuk mencegah semakin banyaknya korban dari penipuan model seperti ini. Ini apa ya, bisa dikatakan panduan deh kalau memang kita menangkap gerak gerik orang yang hendak berkenalan dengan kita ini memiliki modus penipuan yang sama. 

Tanda-tanda seseorang yang kita kenal di sosial media itu menggunakan fake account dan berpotensi melakukan penipuan ala Tinder Swindler
1. Post di sosial media melulu hanya foto selfie dirinya. 
2. Yang ditampilkan di sosial media hanya kemewahan yang dia punya, mobil, rumah, kapal pesiar, dll
3. Memiliki pekerjaan di luar nalar jangkauan circle pertemanan kita 
4. Saat berkenalan tiba tiba menyebutkan "Hi beauty" "Hi dear" "Hi Sweetie" dan dilanjutkan dengan hujan pujian dan kata kata romantis. 
5. Dalam waktu yang singkat sudah menyatakan bahwa kita adalah orang yang dia cari selama ini, perempuan idaman, dan kemudian mengajak kita serius ke jenjang yang "lebih serius"
6. Tiba tiba hendak mengirimkan banyak hadiah mewah. Termasuk uang tunai yang diselipkan bersama paket hadiah. Ingat ya teman-teman, pengiriman mata uang ke negara lain termasuk Indonesia itu dilarang. Jadi jika ada yang bilang mau mengirimkan kita puluhan ribu dollar dalam paket, sudah pasti itu penipuan. 
Dan banyak tanda-tanda lain yang bisa kita rasakan kok untuk tahu, oh orang ini sepertinya mau menipu. 

Nah, kalau Teman Nunna sedang berada di posisi itu saat ini berkenalan dengan orang yang semacam itu. Pastikan satu hal, jangan pernah mentransfer uang dalam bentuk apapun dengan alasan apapun. Karena apa? Rules pertama Nunna sih, kalau memang dia benar benar sayang dengan kita, dan katanya memuja kita, dia gak akan membebani kita atau menyusahkan kita untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan hadiah dari dia. Begitu.

So, hati hati ya Teman Nunna. Modus penipuan macam Tinder Swindler itu pasti masih akan ada ke depannya. Tinggal kita aja yang pinter pinter memilah mana yang memang tulus mendekati kita atau yang modus. 

Semoga bermanfaat. 

Saranghae, Nunna. 
Continue reading Catfishing ala Tinder Swindler, Siapa yang Salah?