Tanah Tabu || Anindita S Thayf || GPU || November 2015 || 195 halaman || Baca di @gramediadigital
Rate : 5/5 ⭐
Memilih novel Tanah Tabu ini karena challenge membaca buku atau novel yang underated maupun overated. Dan novel ini masuk jajaran novel underated di Goodreads dengan rating 3.95. Kok bisa? Padahal novel karya Anindita S Thayf ini merupakan pemenang 1 Sayembara Novel DKJ 2008. Penasaran dong Nunna. Dan, mari kita ulas.
---
Di ujung sabar, ada perlawanan.
Di batas nafsu, ada kehancuran.
Dan air mata hanyalah untuk yang lemah.
Potongan kata kata yang tersemat di awal kisah ini seperti merangkum semua kisah yang tersurat dan tersirat dari novel ini. Novel berlatar tanah Papua ini berkisah tentang sekeluarga yang isinya perempuan semua. Mabel, Mace, dan Leksi. Juga ada dua peliharaan mereka anjing dan babi, Kwee dan Pum, yang sangat mereka sayangi.
Memiliki tokoh utama yang kesemuanya perempuan di tanah Papua, menjadi poin yang menarik menurut saya. Perempuan yang masih dianggap sebagai warga kelas dua yang tidak lebih berharga dari anak laki laki di sana menjadi kontras dengan keluarga Mabel, Mace, dan Leksi. Mabel merupakan sosok yang sangat tangguh dan teguh dalam prinsipnya. Pengalamannya di masa lalu membuatnya membenci orang asing datang ke tanah Papua. Orang-orang yang merampas hak mereka di sana. Mabel dan Mace bertekat untuk terus berjuang agar anak dan cucunya dapat kehidupan yang lebih baik nantinya.
Novel ini menarik sekali. Konflik antar tokoh yang dibangun sangat natural. Bahasa dan diksi yang digunakan juga sederhana sekaligus indah. Tidak rumit dipahami. Pembaca seakan dibawa ke kondisi real di tanah Papua dan turut terlibat di percakapan antar tokohnya.
Salah satu dialog yang sangat saya suka
"Zaman sekarang hanya sedikit orang baik yang tulus, Lisbeth, apalagi orang kaya dan pejabat. Jadi kalau mereka berbuat baik kepadamu, berhati-hatilah dan tunggu saja. Tagihannya akan menggedor pintu rumahmu sebentar malam. Seketika itu juga, dia akan menjadi tuanmu. Kau suka atau tidak suka."
Hlm 172
Jujur, saya bingung mengapa novel ini mendapat rating di bawah 4 di Goodreads. Menurut saya, novel ini sangat menarik dibaca kalau kamu ingin merasakan suasana masyarakat di tanah Tabu atau tanah Papua. Ingin tahu, bagaimana kesederhanaan mereka yang kerap kali dimanfaatkan untuk banyak kepentingan. Jika kalian ingin merasakan semua kekayaan Tanah Papua dalam versi yang sederhana. Silakan baca novel ini.
Selamat membaca.
Kemungkinan besar novel ini underestimate sebab judulnya yang cenderung 'datar'. Karna bukan sedikit orang memandang buku hanya melalui cover dan judulnya saja. meskipun begitu, saya penasaran dengan diksi yang mereka tampilkan. Buku ini sepertinya cocok untuk perempuan indonesia yang masih dikekang sistem patriarki. 👍🏻
ReplyDeleteJadi penasaran pengen baca juga karena sering lihat konten tentara dan bidan yang sedang bertugas di sana. Kondisi orang sana yang serba terbatas, tapi menjadikan mereka tangguh
ReplyDeleteDari tulisan ini aku jadi penasaran buat baca novel nya
ReplyDeleteWah padahal dr ringkasan yg diceritakan ini menarik lo. Cerita tentang tanah Papua. Baca di gramedia digital ini gratis atau berbayar?
ReplyDeletePenasaran jd mau baca, emang zaman sekarang susah banget bedain mana yang benar"orang niat menolong atau yang ada maunya. Bahkan pernah denger kata orangtua "budi sekalipun dibayar dengan nyawa tidak akan pernah bisa terbayarkan"
ReplyDeleteSetelah membaca ulasan ini, aku jadi Penasaran sama isinya. Kira-kira, selain baca di Gramedia digital, available di iPusnas tidak, ya? Mau pinjam
ReplyDeletesepertinya saya tertarik ingin tahu kesederhanan mereka yang kerap kali dimanfaatkan banyak kepentingan. related dengan kondisi saat ini.
ReplyDeleteWah jadi penasaran baca novelnya setelah lihat review kakaknya. Btw aku suka sama reviewnya karna singkat namun buat penasaran heheh
ReplyDeleteAsli, jadi penasaran pengen baca langsung novelnya, Kak.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete