Saturday, January 16, 2021

, ,

Inggit di Pusaran Cinta dan Bakti Pada Orang tua


Annyeonghaseyoo yorobuun
Hai hai hai Good People

Kalo baca judulnya pasti udah pada ngeh kan neng mau review apa? Hehehe, yap My Lecturer My Husband. 

Disclaimer dulu boleh ya, jadiii jujur My Lecturer My Husband (MLMH) adalah serial Indonesia pertama yang saya lihat. Setelah selama ini dijejali oleh serial dari Korea, Cina, Jepang, dan akhirnya tergelitik nonton juga. Meskipun terlambat, baru nonton setelah episode ketiga tayang. Itu juga karena viral konten Prilly di Tiktok. Jadi di awal maraton dulu nontonnya. And yes, MLMH juga jdi mini series pertama di 2021 yang membuat saya turun gunung jadi penonton ongoing. 

Okey lanjut yak. 

MLMH sendiri menurut saya drama cinta dan kehidupan yang rumit tapi ditampilkan seringan mungkin. Bagaimana tidak rumit, jika kehidupan mahasiswi cantik yang baik baik saja dan bahagia dengan circle pertemanan, perkuliahan, serta keluarga berubah menjadi penuh kepelikan. 

Betul mahasiswi cantik itu Inggit, yang diperankan sangat menarik oleh Prilly Latuconsina. Inggit juga memiliki pacar mahasiswa Kedokteran, Tristan yang diperankan Kevin Ardilova. Sepasang lovebird ini digambarkan pasangan yang bucin tapi masih khas anak muda yang mungkin masih memegang egonya masing masing. 

Di awal serial ini masih seputar kehidupan pertemanan, perkuliahan, dan percintaan Inggit di Jakarta. Namun konflik baru muncul ketika Inggit harus pulang ke Yogya karena sang Ayah kesehatannya memburuk dan kritis. Di saat itulah, Ayah Inggit meminta Inggit mengenalkan laki laki yang dekat dengannya. Beliau ingin melihat Inggit menikah sebelum meninggal.

Seperti yang neng bilang sebelumnya, karena Inggit dan Tristan masih sama sama muda, jadi egonya masih tinggi. Hal ini terlihat ketika Inggit meminta Tristan ke Yogya menemui Ayahnya. Tapi ditolak Tristan dengan alasan dia harus fokus ke impiannya, pendidikannya. Melihat Inggit tak juga mendatangkan Tristan, Ayah Inggit menawarkan untuk mengenalkan pada Inggit calon suami pilihan Ayahnya. Dengan berat hati, Inggit menerimanya. Dan, di saat pertemuan Inggit luar biasa terkejut karena calon suami pilihan Ayahnya adalah Pak Arya, dosen terkiller di kampusnya yang paling ia benci.
Apakah Inggit bersedia menikahi Pak Arya meskipun ia sangat mencintai Tristan? Jawabannya Iya. Demi kebahagiaan orang tuanya. Tentunya dengan beberapa perjanjian di awal. 

Apakah konflik ini selesai? Tentu tidak. Bagaimana pernikahan yang tidak didasari cinta dan penuh kerahasiaan bisa berjalan tanpa konflik.

Yang menarik dari MLMH ini ada banyak sekali pesan yang tersirat selama 8 episode penayangannya. Tidak seringan cerita cinta menyek menyek. Misal tentang peranan perempuan yang tidak bisa berdiri sendiri, karena dia adalah anak dari orang tuanya, istri dari suaminya, dan ibu dari anaknya. Sehingga setiap apapun keputusan yang diambil tidak bisa gegabah. 

Selain itu juga ada pesan tentang menemukan apa yang sesungguhnya kita inginkan. Karena peran peran yang neng sebutkan di atas, terkadang sebagai individu kita perlu ditanya berkali kali atau bertanya pada diri sendiri "apakah ini yang kamu inginkan?" "Apakah ini yang membuatmu bahagia"

Mas Arya yang diperankan Reza Rahadian sudah menggenggam janji pada ayah Inggit untuk menempatkan kebahagiaan Inggit di atas kebahagiaanya. Di beberapa scene kita diperlihatkan bagaimana mas Arya menanyakan pada Inggit "maunya apa". Meskipun kadang kala sambil bertengkar. Tapi, di kehidupan rumah tangga atau keseharian, penting untuk kita untuk saling berkomunikasi untuk mencari tahu apa sesungguhnya yang kita inginkan.

MLMH ini kalo menurut saya beneran dalam sih. Saya seringkali menemukan jleb moment. Bukan semata mata karena terbius kegantengan Reza Rahadian yah. Penulis cerita menghadirkan kisah yang relatable dengan banyak orang dan kemudian dibungkus dengan sinematografi yang cakep dari Monty Tiwa. 

Kangen deh masa masa sinetron Indonesia masih tayang seminggu sekali. Kalau aja semua sinetron Indonesia dikonsep seperti Drama Korea yang episodenya pendek tapi cerita yang digarap lebih variatif. Semoga sih makin banyak yang macam My Lecturer My Husband gini.

Oh ya, mau tahu ending My Lecturer My Husband gimana serunya? Masih bisa ditonton di We TV atau Iflix. Enjoy watching.

Continue reading Inggit di Pusaran Cinta dan Bakti Pada Orang tua

Wednesday, January 13, 2021

, ,

The Swordsman, Mata dan Pedang Sang Putri


Annyeong yorobuunn
Haaai Good People...

Apa kabar, hari ini tanggal 13 Januari 2021. Mungkin bisa jadi salah satu hari bersejarah bangsa ini ya. Setelah 2 hari kembali diperketat pembatasan sosialnya, hari ini presiden Jokowi akan menjadi orang pertama yang menerima vaksin covid.

Semoga kita semua selalu sehat yaah. 

Okey back to the topic. Neng kali akan membahas tentang salah satu film Korea yang neng tunggu tunggu. The Swordsman. Kenapa neng antusias? No, bukan semata karena ada Joe Taslim. But of course i also proud of him. Salah satu aktor terbaik Indonesia ambil peran sentral di perfilman Korea. 

Tapiiii eh tapiii, karena pesona Jang Hyuk yang membuat neng ga sabar buat nonton. Jang Hyuk ini salah satu aktor Korea yang kalo disuruh main drama jago, action jago, psycho juga dia hajar. Drama Korea doi terakhir yang neng lihat dan membuktikan aktingnya ciamik Tell Me What You Saw. Nanti beberapa scene di The Swordsman akan mengingatkan pada scene di TMWYS. 

Okay back to The Swordsman. The Swordsman ini berlatar Korea era Joseon. Di masa itu, terdapat chaos saat perpindahan antara dinasti Ming dan Qing. Di detik detik lengsernya Raja Gwanghaegun yang diperankan oleh Jang Hyu Sung, ada salah seorang prajurit istana yang melindunginya. Tae Yul, yang diperankan sangat kece oleh Jang Hyuk di saat duel terakhirnya sebelum meninggalkan istana ia harus merelakan matanya terluka akibat serpihan pedang.

Tae Yul mengasingkan diri ke gunung bersama anaknya, Tae Ok yang diperankan oleh Kim Hyun Soo. Hingga si anak ini remaja, ia jarang sekali turun dari gunung dan ke kota. Hingga suatu hari Tae Ok memaksa ayahnya turun gunung untuk membeli herba demi mengobati mata ayahnya yang nyaris buta.

Perjalanannya ke kota ini lah yang membawa takdir Tae Ok terbuka. Termasuk siapa ayahnya, Tae Yul. Yang ternyata adalah salah satu pendekar pedang terbaik di era Joseon. Di saat itulah, Tae Yul sekali lagi harus menghunus pedangnya yang bermata dua demi menyelamatan putrinya dari sekapan pimpinan dinasti Qing, Gurutai, yang diperankan oleh Joe Taslim.
Apa sih yang menarik dari film ini? 

Pemilihan Jang Hyuk sebagai aktor yang memiliki karakter kuat sebagai pemeran Tae Yul yang setengah buta ini salah satu yang menarik. Karena entah kenapa menurut saya, Jang Hyuk selalu berhasil memerankan sebagai seseorang yang kehilangan penglihatannya. Seperti di drama Korea Tell Me What You Saw. Matanya itu bisa kosong tapi seolah menyampaikan pesan "Hei aku bisa melihatmu".

Selain itu, seperti di awal neng bilang Jang Hyuk ini jago di segala peran. Dengan ekspresi wajahnya yang dingin pun, untuk peran drama dia bisa menciptakan adegan yang menggelitik mata untuk berair. 

Termasuk di film ini. Tanpa terlalu mengumbar dia menyayangi anaknya, tapi sepanjang film kita akan dibawa mengerti that she love her daughter so much, more than himself. Kamu bisa tahu alasannya di akhir film hahahah.

Oke selain itu yang menarik, tentu saja keberadaan Joe Taslim. Aktor Indonesia pertama yang terlibat dalam film Korea dan mendapatkan porsi main cast. Apalagi film The Swordsman ini dibintangi oleh aktor aktor papan atas Korea. Nah di film ini Joe Taslim bertutur dengan bahasa Korea. Wajah oriental Joe Taslim tuh kaya udah ngelebur ama oppa dan ahjussi di sana 🤣


Yang membuat saya kagum itu, detail detail simbol yang ditautkan dalam film ini tuh bisa menggantikan puluhan dialog untuk menjelaskan cerita. Paling ga ini cocoklogi ala neng nunung yah, jangan pada protes wkwkwk.

Pedang bercabang dengan dua mata milik Tae Yul ini menyimbolkan banyak tanda. Pedang ini diberikan padanya oleh raja Gwanghaegun melalui Min Seung-ho yang diperankan oleh Jung Man Sik. Siapa nyana Tae Yul dulunya adalah komplotan dari dinasti Qing yang membelot dan diselamatkan oleh raja Gwanghaegun. Naaah sejarah inilah yang kemudian menjadi benang merah dari cerita ini.

Selain itu pita rambut Tae Ok juga kemudian menjadi simbol siapa dia sebenarnya. 

Hal lainnya, bagaimana bisa pendekar sehebat Gurutai yang terkenal kekejiannya, bisa kalah oleh pedang bercabang Tae Yul. Apa pasal? Karena Tae Yul menghancurkan mentalnya terlebih dahulu. Tae Yul menyerang dan membunuh orang yang dicintai Gurutai. 

Dari awal hingga akhir neng dibuat ga bisa nafas tenang. Karena ada ketegangan demi ketegangan. Banyak pertanyaan yang baru muncul jawabannya di akhir. Dijamin ga bakal bisa skip skip untuk hal lain kalo lihat The Swordsman. 

Oh ya, neng nontonnya di Viu yah. 
Coba deh nonton nanti kita ngobrol kuy. Happy watching 💓

Title : The Swordsman
Genre : Action, Drama, Joseon era
Rating by Me :🌕🌕🌕🌕🌗
Continue reading The Swordsman, Mata dan Pedang Sang Putri