Wednesday, May 1, 2024

Kuli Batu itu Satu Pintu Surgaku

Arni nampak terbangun dari tidurnya dengan panik. Meraih jam yang ada di sisi kasurnya kemudian panik. "Yaaah telat ini. Harusnya tadi aku ga tidur lagi begitu sampai rumah." Gerutuan Arni terus berlanjut sampai dia siap dengan seragamnya dan berangkat sekolah. Ibunya pasti masih di puskesmas menemani bapak yang semalam mereka temukan di proyek dalam keadaan lemah.

Arni dan ibunya mendatangi proyek tempat bapaknya bekerja karena mendapat kabar dari mandor proyek bahwa bapaknya sakit. Mereka berdua berangkat ke Jakarta segera setelah mendapat telepon. Iya, bapak Arni adalah buruh bangunan di Jakarta. Beliau menjadi kulit angkut batu. 

Tapi, selama ini Arni tak pernah menceritakan pekerjaan bapaknya ke teman-temannya. Ia hanya menjelaskan kalau bapaknya dagang di Jakarta jika ada yang bertanya pekerjaan bapaknya. Saat itu Arni malu mengakui bapaknya adalah buruh bangunan yang pulang seminggu sekali dari Jakarta.

Namun, kejadian semalam mengubah semuanya. Ia melihat bagaimana bapaknya tetap bekerja keras meskipun kondisinya sakit parah. Arni memeluk ibunya dan menangis melihat bapaknya batuk parah dan nampak kurus sekali tak seperti biasanya.

"Pak, maafkan Arni. Harusnya Arni bangga punya bapak. Pulang pak, istirahat ya pak." Arni berkata sambil memeluk bapaknya dan menangis. Sejak malam itu Arni berjanji tidak akan malu memiliki bapak seorang buruh bangunan. 

0 comments:

Post a Comment