Wednesday, April 6, 2016

, , , ,

Ayam Plecing ala Papa yang Eundooll…


Papa saya berasal dari pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Merantau ke Jawa sejak sangat muda dan memutuskan untuk menjadi Pelaut masa itu. Pengalaman beliau merantau, bekerja sebagai ABK (Anak Buah Kapal) ke berbagai penjuru Nusantara dan beberapa negara di dunia, membuat beliau terbiasa mengerjakan pekerjaan harian rumah sendiri. Salah satunya memasak.

Keahlian memasak inilah yang dibawa Papa hingga berkeluarga. Satu hal yang saya kagumi dari orang tua saya adalah beliau berdua menjalankan kehidupan rumah tangga itu sebagai partner. Mama tidak takut untuk ikut membetulkan jika ada sudut rumah yang rusak. Dan Papa juga tidak segan untuk turun ke dapur memasak untuk kami semua.

Salah satu menu yang paling sering Papa masak adalah Plecing Ayam. Plecing Ayam ini makanan khas dari Lombok kata Papa. Kalau kata saya mah ayam suwir hehehe… Pertama kali tahu menu ini saya waktu kecil, saya masih SD mungkin. Saat itu, Papa minta Mama belanja ayam beberapa ekor. Mama dari pagi sudah siap dengan ayam ayam potong. Pulang sekolah, Mama meminta tolong untuk membantu nyuwiri ayam.

Saat itu saya sih nurut saja, jadi setelah semua ayam digoreng Mama kemudian ditaruh di wadah baskom besar. Setelah itu tugas saya untuk nyuwiri kecil-kecil. Banyaaak banget ayam yang harus disuwiri, seinget saya waktu itu nyuwiri sampai hampir Maghrib. Hasil ayam suwirnya sampai sebaskom munjung. Saya lantas berpikir waaah ini pasti ada pesta ini, jarang-jarang Mama masak ayam segitu banyaknya.

Saat Papa pulang dari kerjanya, beliau langsung menuju dapur dan menyiapkan bumbu-bumbu. Tidak lama suara blender terdengar. Aroma tumisan bumbu semerbak di seluruh rumah. Aroma cabenya pedas banget nyegrak di hidung. Agak lama, Papa keluar dari dapur dengan membawa semangkok tanggung ayam yang tadi saya suwir yang sudah berbumbu.

Saya bingung, kok cuma segitu, kan tadi saya nyuwiri ayam banyak banget. Tidak lama Mama membawa wadah besar berisi ayam bumbu lainnya yang  sudah diwrap plastik dengan rapi. Ternyata Papa mendapat pesanan lauk ayam dari rekanan kerjanya. Tidak lama Papa mengajak saya ke daerah yang tidak pernah saya datangi. Saya membawa wadah itu di belakang sambil dibonceng Papa. Papa mengajak saya ke daerah yang rumah-rumahnya seperti di dongeng Disney. Rumah besar berjajar, membuat saya terkagum-kagum. Kami berhenti di salah satu rumah, Papa memencet bel dan bapak-bapak keluar. Papa menyerahkan wadah yang berisi penuh dengan ayam.

Saya ingat sekali, saat perjalanan pulang saya ngedumel “Nunung kan udah capek nyuwiri, masa cuma dapet dikit ayamnya Pa”. Papa menjawab “Sabar, kan kalau gini kita dapat uang, nanti kita masak ayam yang lebih banyak.”

Sampai rumah, kami bertiga makan ayam masakan Papa dengan nasi panas. Sejak saat itu, Papa sering meluangkan waktu untuk masak Ayam Plecing untuk kami. Bahkan sampai sekarang, setelah beliau pulih dari stroke kadang beliau memasak Ayam Plecing atau kadang dimodifikasi diganti dengan tempe atau ikan tongkol. Mama sebenarnya juga pernah sih diajari Papa cara memasak Ayam Plecing, tapi entah mengapa rasanya tidak sesedap saat Papa yang memasak.

Mau tahu resep andalan Papa yang menjadi favorit kami sekeluarga? Kurang lebih saya tuliskan di bawah ini yah. Nanti kalau pengen lebih detail saya berikan nomor handphone Papa saya deh. Hehehe… Oh ya, saya juga kebingungan mencari foto untuk Ayam Plecing buatan Papa, karena memang jarang saya abadikan. Jadi saya mengambil gambar ilustrasi untuk tulisan ini dari sini.

Ayam Plecing ala Papa
Bahan 
  • 1-2 ekor Ayam (sesuai kebutuhan)
  • Minyak Goreng secukupnya
  • Garam
  • 7-8 lembar Daun Jeruk (Dicacah atau blender halus)
  • 3-4 buah Jeruk limo, iris jadi dua 
  • 1 Jari lengkuas, rajang halus

Bumbu Halus :
  • 10 buah cabe keriting
  • 100 gram cabe kecil
  • 20 butir bawang merah
  • 10 butir bawang putih
  •  ½ sendok teh terasi

Cara Membuat : 
  1.  Potong-potong ayam sesuai kebutuhan untuk memudahkan suwiran, cuci bersih. Goreng ayam hingga kering.
  2. Suwir daging ayam kecil kecil, kalau ada tulang muda jangan dibuang, jadikan satu potong kecil.
  3.  Tumis bumbu halus hingga matang dan harum
  4.  Masukkan daun jeruk, garam, dan perasan air jeruk limo sekalian ama buahnya, juga lengkuas.
  5. Tumis lagi bumbunya sampai tanek.
  6.  Masukkan suwiran daging ayam. Aduk hingga bumbu merata dan matang sempurna.
  7. Ayam Plecing siap disajikan dan disantap dengan nasi hangat.

ps : Kalau pengen tahu detail beneran deh saya kasih nomor handphone Papa saya. Jangan lupa kirim ke rumah kalau coba resep ini yah. Selamat mencoba.         

2 comments:

  1. Ayam plecing dimakan dengan nasi anget pasti sedap. Buat bekal piknik asyik nih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah mbak Lianny, ini pas banget untuk "sangu" perjalanan jauh...

      Delete