The Rest Stop ; Anabul Hanya Punya Kita Hingga Akhir Hidupnya || Penulis : Mijin Jung | Ilustrator : Jaseon Gu || @penerbitbaca ||Cetakan Pertama, Mei 2024 || 57 halamann
Rate : 5/5 ⭐
Jika anabul-anabul di rumah diberi kesempatan untuk curhat mungkin akan banyak cerita yang mereka sampaikan. Kisah ini lah yang kemudian bisa kita temukan di buku The Rest Stop karya Mijin jung dan ilustrator Jaseon Gu. Pictorial book ini berkisah tentang hewan-hewan yang berdatangan ke sebuah rumah kayu di tengah hutan. Rumah itu dihuni oleh seorang pemuda yang dengan terbuka mendengarkan keluh kesah parah anabul itu.
Kucing, Anjing, Hamster, dan Burung Parkit datang bergantian menceritakan kisah tentang manusia pemilik mereka pada anak muda itu. Ada yang merasa dipermalukan oleh hooman, ada yang seperti tidak dianggap lagi, atau si parkit yang lelah diminta terus bernyanyi atau berkicau. Hingga si pemuda menawarkan untuk para anabul itu kabur dan pergi dari rumah mereka masing-masing dan melakukan perjalanan dengannya. Para anabul itu pun setuju setelah menandai perjanjian dengan tapak kaki mereka.
Bagaimanakah perjalanan mereka setelahnya? Seru banget dan membuat hangat di dada ceritanya. Buku cerita ini menunjukkan kepada kita, terutama yang memiliki anabul di rumah, bahwa memelihara anabul itu tidak hanya memelihara makhluk hidup tapi juga menjalin keterikatan emosional dengan mereka. Jika selama ini, kita manusia menganggap memiliki anabul itu bisa jadi healing dan pengobat sepi. Bagi mereka pun ternyata keberadaan kita sebagai hooman sangat penting bagi mereka. Ya tentulah karena kita manusia lah yang memberikan mereka makanan dan kenyamanan hidup. Tapi lebih dari itu, anabul yang sudah terikat emosional dengan pemiliknya, ia tidak akan bisa jauh dari pemiliknya. Masih ingat cerita Hachiko? Ya kurang lebih begitu lah kisah dalam The Rest Stop ini.
Buku cerita ini tipis, ceritanya ringan, ilustrasi gambarnya sederhana, tapi semuanya membuat kita pembacanya merasa hangat dan dipeluk dalam kebahagiaan. Bisa banget dibaca oleh para pemilik anabul di luar sana agar makin sayang dengan anabulnya. Atau bahkan setelah membaca buku cerita ini, yang belum punya anabul tergerak untuk memelihara 1 atau dua anabul. Baca deh, saya jamin kita akan menemukan kebahagiaan itu.
Selamat membaca.

