Tuesday, May 27, 2025

Perjalanan Mimpi di Atas Awan ; Ulasan Istimewa 20 Tahun Penerbitan Novel 5 cm


5 cm. | Donny Dirgantoro | Grasindo | Cetakan Keempatbelas, Januari 2010 | 382 halaman 

Rate : 5/5 ⭐


Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh di sini, di depan kening kamu... jangan menempel. Biarkan

Dia

Menggantung Mengambang

5 centimeter di depan kening kamu

Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu...


Pertama kali aku baca 5 cm di tahun 2010, aku nggak nyangka novel ini bakal nempel banget di kepala. Awalnya sih kupikir ini cuma novel anak muda biasa, penuh motivasi dan kata-kata bijak ala seminar. Tapi ternyata, makin dibaca, makin kerasa kalau 5 cm bukan cuma soal mimpi—tapi juga soal persahabatan, perjuangan, dan keberanian buat berubah. Dan sekarang, aku kembali membaca ulang 5 cm. dengan pengalaman pembacaan yang mungkin berubah seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup.

Cerita dimulai dari lima sahabat yang udah bersahabat selama bertahun-tahun: Genta, Zafran, Riani, Arial, dan Ian. Mereka kayak geng solid yang hampir tiap hari nongkrong bareng. Tapi di suatu titik, mereka ngerasa hidup mereka gitu-gitu aja, stagnan, monoton. Dan akhirnya, muncul ide gokil dari Genta: “Gimana kalau kita nggak ketemu selama tiga bulan, fokus sama hidup masing-masing, dan lihat apa yang bakal terjadi?”

Tiga bulan itu jadi momen refleksi buat mereka. Masing-masing mulai ngejar hal yang sebelumnya mereka tunda. Ada yang mulai serius belajar, ada yang lebih peduli sama keluarga, dan ada juga yang mulai berani bermimpi lebih tinggi.

Nah, setelah “puasa pertemanan” itu selesai, mereka ngerencanain reuni dengan cara yang nggak biasa: mendaki Gunung Semeru, atapnya Jawa. Dari sini, petualangan seru mereka dimulai. Mulai dari ketawa-ketawa di kereta, dingin menusuk di Ranu Kumbolo, sampai napas tersengal di Mahameru. Tapi lebih dari itu, pendakian ini adalah simbol perjalanan hidup mereka—berat, melelahkan, tapi indah banget di puncaknya.

Yang bikin aku suka banget sama novel ini adalah cara Donny nulis. Gaya bahasanya santai, kadang lucu, kadang puitis, dan sering banget nyelipin kalimat-kalimat yang bikin mikir. Salah satu yang paling aku inget adalah, "Gantungkan mimpi itu 5 cm di depan keningmu... agar kamu selalu melihatnya, dan kamu bawa mimpi itu ke mana pun kamu melangkah." Sederhana, tapi dalem banget.

Karakter-karakternya juga terasa nyata. Zafran si puitis yang suka ngelucu, Riani si cewek cerdas tapi tegas, Genta yang punya aura pemimpin, Arial si jago olahraga, dan Ian yang doyan makan tapi punya hati lembut. Rasanya kayak kita ikut dalam perjalanan mereka, bukan cuma nonton dari jauh.

Tapi ya, kalau jujur, ada beberapa bagian yang terasa terlalu “sok memotivasi” atau terlalu dilebih-lebihkan, apalagi pas di bagian klimaks. Tapi entah kenapa, aku tetap bisa nikmatin ceritanya karena semangat dan niat baiknya kerasa banget.

Pas selesai baca lagi itu, aku sempat diem. Bukan karena sedih, tapi karena merasa tertampar halus. Aku jadi mikir, “Apa aku udah cukup berani buat mimpi besar? Udah cukup usaha belum?” Dan mungkin, itulah kekuatan 5 cm—bukan buat ngasih jawaban, tapi buat nyentil kita supaya mulai bergerak.

Kalian yang belum baca novel 5 cm. silakan baca deh, dan temukan sendiri tamparan halus itu. Atau yang sudah pernah baca, yuk rayakan 20 tahun penerbitan novel 5 cm tahun ini.

Happy reading.

0 comments:

Post a Comment