Monday, January 8, 2024

,

Bowl of Happiness ; Karena Kebahagiaan itu Menular dari Diri Sendiri


Bowl of Happiness || Sophie Maya

|| Gramedia Pustaka Utama || Cetakan Pertama 2016 || 280 halaman

Rate : 5/5 ⭐

"Kamu harus bahagia Len. Untuk dirimu sendiri."

"Berbahagialah Len. Sebab kamu pantas untuk bahagia"

Tidak semua orang terlahir dengan privilage bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Bahkan ketika ia dilimpahi segala fasilitas dan materi dari orang tuanya. Ia harus hidup dalam bayang bayang impian orang tuanya. Itu yang terjadi pada Helen Felicia. Helen mengubur cita-citanya sebagai penyanyi saat kecil karena Mamanya ingin semua anaknya menjadi dokter.

Bertahun-tahun Helen hidup dalam bayang bayang impian Mamanya. Kesehariannya hanya belajar di sekolah, di tempat bimbel, juga di rumah. Hingga sampai pada satu titik, Helen harus "diasingkan" oleh Mamanya ke Semarang karena tidak berhasil mendapatkan nilai UN yang tinggi untuk masuk ke sekolah favorit Hannigan International School seperti kakak-kakaknya. 

Keputusan Lydia Berlian, mama Helen, memindahkannya ke sekolah "buangan" di Semarang sebagai hukukan Helen karena gagal masuk sekolah favorit sepertinya salah. Di SMA Sinar Bangsa, Helen bertemu dengan anak-anak unik di klub Mangkuk Kebahagiaan. Termasuk bertemu Lulu sang bintang.

Ada satu hal yang menarik setelah Nunna membaca buku ini adalah sebuah ide tentang kebahagiaan. Kita harus mengisi "mangkuk kebahagiaan" kita dulu sebelum bisa berbagi kebahagiaan atau mewujudkan kebahagiaan bagi orang lain.

Itu sebuah ide yang menurut Nunna sangat jarang disadari oleh orang kebanyakan. Kita begitu disibukkan untuk memenuhi ekspektasi orang lain, mewujudkan standar bahagia menurut orang lain. Padahal yang penting adalah apakah benar kita sudah bahagia menurut ukuran kita sendiri.

Salah satu tokoh dalam novel ini yang menarik dari novel ini adalah Laluna atau Lulu. Ia selalu berusaha membahagiakan semua orang di sekelilingnya, membuat mereka tertawa dan terpesona. Padahal ia menyimpan kedukaan dan kesakitannya sendiri.

"Namun, daripada kita hanya memikirkan kapan akan meninggalkan dunia, lebih baik memikirkan apa yang bisa kita lakukan selagi diberi kesempatan menari di atas dunia"

Dan pada akhirnya mereka semua benar-bener mengisi mangkok kebahagiaannya. Menemukan bahagia versi mereka masing-masing hingga bisa berbagi kebahagiaan ke banyak orang lain.

Baca deh novelnya, semoga mangkok kebahagiaan kalian juga penuh setelah membaca habis ceritanya.

Saranghae 

Nunna



0 comments:

Post a Comment