Saturday, October 18, 2025

Perempuan dengan Segala Hidup yang Menakutkan


Sihir Perempuan || Intan Paramaditha || @bukugpu ||Cetakan Kelima, 2025 || 183 halaman 

Rate : 5/5 ⭐

Bagaimana jika kisah tentang perempuan berbagai bentuk dibalut dengan cerita dongeng, mistis, mitos, horor, atau jenis thriller lainnya? Ini lah yang bisa kita dapat saat menekuni cerita demi cerita dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha. Ada 11 cerita tentang perempuan yang sangat dark dan menakutkan atau "menakutkan" dalam buku ini.

Di cerita Pemintal Kegelapan, kita bisa menemukan kisah seorang ibu tunggal yang yang "dibunuh" oleh stigma janda yang disematkan oleh masyarakat. 

Di cerita Vampir kita bisa melihat bagaimana perempuan bisa direndahkan oleh laki-laki karena relasi kuasa. dan bagaimana ia kemudian menjadi "pembunuh".

Kita juga bisa menemukan versi lebih gelap dari kisah cinderella di cerita berjudul Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari. Penulis menggambarkan Larat - Cinderella dari POV saudara tirinya yang bukan seindah cerita yang sering kita dengar. Bagaimana saudara tiri Larat digambarkan sebagai saudara yang manipulatif dan keji. Ada masa saudara tirinya memohon-mohon bantuan pada Larat tapi tidak dipedulikan.

Atau ada juga cerita arwah seorang perempuan yang gentayangan setelah ia mengalami kecelakaan di cerita berjudul Mobil Jenazah. Bagaimana ia digambarkan memiliki kehidupan yang sempurna sejak sejak sebelum menikah, memiliki suami yang sukses, anak-anak yang berprestasi, dan profesinya sebagai dokter menyempurnakan hidupnya. Hingga dua minggu kematiannya, ia masih gentayangan di halte rumah sakit. Ia menganggap dirinya masih hidup dengan segala lanturan pikirannya. 

Dan masih ada kisah-kisah lainnya tentang perempuan dengan berbagai bentuknya dan dibalut dengan cerita mistis, mitos, dongeng, dan horor yang mencekam. 

Awal sekali saat memilih kumpulan cerpen ini untuk dibaca, saya pikir hanya cerita misteri biasa saja. Tapi ternyata saya salah. Kumpulan cerpen ini berusaha menghadirkan cerita tentang perempuan yang beragam bentuk, manusia, hantu, tokoh mistis seperti Nyi Roro Kidul, dukun, bahkan boneka porselen. Sarat akan isu feminis, cerita-cerita ketidak adilan yang dialami perempuan. Semua hadir dengan POV yang berbeda. 

Tidak semua hal yang menakutkan berwujud hantu atau demit, terkadang juga berwujud manusia. Intan Paramaditha berhasil menghadirkan pesan itu dalam kesebelas cerita dalam buku ini. Gaya penulisannya indah, penuh metafor, dan sedikit berani. Hal ini nampak pada beberapa bagian dalam cerita yang memperlihatkan adegan sensual, berbalut horor mencekam. 

Namun jujur, dari kesebelas cerita, tidak semua bisa mudah dibaca dan dipahami. Saya sempat tersendat membaca di beberapa bagian, karena harus mencerna lebih dalam maksud dari kata-kata yang tertulis itu. Hal ini, sebenarnya tidak merusak keseluruhan isi buku ini, tetap menakutkan, ceritanya tetap menarik, pesan tentang isu-isu perempuan yang dibalut cerita mistis juga masih bisa ditangkap. 

Kalau kalian suka baca buku sastra yang bahasanya indah sekaligus suka cerita horor mencekam, kumpulan cerita Sihir Perempuan ini bisa dijadikan pilihan bacaan. Selamat membaca dan temukan kejutan di dalamnya

Dua Wajah, Satu Nama, Satu Trauma


π·π‘’π‘Ž πΊπ‘Žπ‘‘π‘–π‘ . π‘†π‘Žπ‘‘π‘’ π‘π‘Žπ‘šπ‘Ž. π‘†π‘Žπ‘‘π‘’ π‘…π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘ π‘–π‘Ž

π»π‘Žπ‘™ π‘šπ‘’π‘›π‘”π‘’π‘Ÿπ‘–π‘˜π‘Žπ‘› 𝑖𝑑𝑒 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘  π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Žπ‘‘π‘– 𝑑𝑒𝑙𝑒 π‘Žπ‘”π‘Žπ‘Ÿ π‘šπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘˜π‘Ž π‘šπ‘’π‘›π‘¦π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘”π‘–π‘˜π‘’. π΄π‘π‘Ž π‘Žπ‘˜π‘’ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘  π‘ π‘Žπ‘˜π‘–π‘‘ π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žβ„Ž π‘‘π‘Žπ‘› β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘ π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘˜π‘œπ‘›π‘‘π‘–π‘ π‘– π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘›π‘‘π‘’ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Žπ‘’ 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘  π‘‘π‘–π‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘–? 

πŸ€πŸ€πŸ€

Yujin, Yujin || Lee Geumyi  || @penerbitharu ||Cetakan Pertama, Juni 2025 || 274 halaman 

Rate : 5/5 ⭐


Bagaimana kalau di kehidupan yang singkat dan lingkupnya kecil ini kita dipertemukan dengan seseorang yang memiliki nama yang sama, bahkan marga. Inilah yang dirasakan Lee Yujin. 

Siswi SMP di Korea Selatan yang dipertemukan dengan teman masa kecilnya saat TK yang memiliki nama sama, Lee Yujin. Meskipun memiliki nama yang sama, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Dari bentuk tubuh, yang satu tinggi besar, yang satu kecil. Yujin Kecil adalah juara sekolah, sementara Yujin Besar biasa-biasa saja nilainya. Yujin Besar lebih ekstrovert, Yujin Kecil lebih tertutup. 

Di antara perbedaan itu, ternyata mereka berbagi rahasia masa lalu yang sama. Rahasia yang menjadi trauma masa kecil. Mereka tumbuh terpisah tapi sama sama menghadapi trauma yang sama namun mengatasinya dengan cara yang berbeda. 

Novel ini menggambarkan kehidupan remaja di Korea Selatan yang penuh tekanan dan persaingan. Persaingan nilai, persiapan masuk ke SMA favorit. Bullying. Ketakutan-ketakutan manusia kecil berusia remaja dalam menghadai masa dewasa dan pubertas. 

Di novel Yujin, Yujin juga menunjukkan bagaimana peran orang tua dalam tumbuh kembang anak dan remaja. Ada orang tua yang langsung melakukan cut off sang anak dengan lingkungan yang dianggapnya toxic. Ada orang tua yang mencoba memaksakan anak untuk match dengan standar sosial tentang capaian prestasi, nilai, sekolah, dll. Orang tua digambarkan mematok ekspektasi yang tinggi sekali pada anak, sehingga anak-anak dibuat struggling untuk memenuhi ekspektasi itu. 

Secara umum, novel ini ringan dibaca hanya saja saya merasa pace penulisan ceritanya agak lambat. Karena ada dua POV dalam novel ini. POV Yujin Besar dan Yujin Kecil yang keduanya memiliki gaya tutur dan berpikir yang berbeda. Sehingga pembaca harus menyesuaikan setiap berubah POV. 

Novel ini harusnya dibaca oleh orang tua? Iya betul. Meskipun kisahnya, kisah anak remaja tapi orang tua harus membaca novel ini agar mengetahui POV dari anak-anak remaja mereka untuk memahami mereka. 

Oh ya, karena ada bagian cerita yang masuk kategori trigger warning jadi siap-siap mendampingi anak-anak jika mereka membaca novel ini.  Orang tua harus hadir di rumah sebagai teman, pelindung, pengayom, dan memberikan rasa aman pada anak. Tidak hanya ada, tapi hadir membersamai tumbuh kembang anak. 

Kalau kamu mencari bacaan yang ringan namun sarat dengan pesan yang membuat kita merefleksikan lagi peran kita sebagai manusia dewasa. Novel ini jawabannya.