.... 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓲𝓼𝓪𝓹 𝓴𝓻𝓮𝓽𝓮𝓴 𝓼𝓮𝓳𝓮𝓷𝓪𝓴 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝔀𝓪 𝓹𝓲𝓴𝓲𝓻𝓪𝓷 𝓹𝓾𝓵𝓪𝓷𝓰 𝓴𝓮 𝓻𝓾𝓶𝓪𝓱 ....
𝓖𝓪𝓭𝓲𝓼 𝓚𝓻𝓮𝓽𝓮𝓴 - 𝓡𝓪𝓽𝓲𝓱 𝓚𝓾𝓶𝓪𝓵𝓪
Annyeong Teman Nunna
Apakah yang terlintas di benak teman-teman saat mendengar kata kretek? Rokok? Tembakau? Laki-laki? Ada yang mengaitkannya dengan perempuan? Tidak?
Apakah yang terlintas di benak teman-teman saat mendengar kata kretek? Rokok? Tembakau? Laki-laki? Ada yang mengaitkannya dengan perempuan? Tidak?
Nah Nunna baru saja selesai membaca sebuah novel berjudul Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Membaca novel Gadis Kretek ini seperti mematahkan stigma bahwa dunia kretek atau rokok dikuasai laki-laki.
Kisah Gadis Kretek ini dengan perjalanan anak-anak pak Raja untuk menemukan Jeng Yah. Nama yang selalu disebut oleh Romonya di saat-saat masa kritis. Nama yang diharamkan disebut di keluarga mereka. Pencarian Jeng Yah membawa mereka, Tegar, Karim, dan Lebas ke kota M. Kota tempat semua kisah ini bermula. Kota yang menjadi sejarah lahirnya bisnis Rokok Kretek Djagad Raja milik keluarga mereka. Juga jauh sebelum itu, menjadi sejarah lahirnya permusuhan dan persaingan eyang mereka Soedjagad dan Idroes Moeria. Persaingan yang bukan hanya tentang bisnis tapi juga tentang percintaan.
Ada dua perempuan sebagai pusat penceritaan yang memberikan nyawa pada novel ini. Yang pertama, Roemaisa. Roemaisa adalah alasan Soedjagad dan Idroes Moeria bersaing sengit. Tidak hanya soal mengembangkan bisnis kretek di masa itu, tapi sesungguhnya bisnis kretek yang mereka bangun itu sebagai salah satu usaha mendapatkan hati Roemaisa. Anak Juru Tulis yang saat itu menjadi kembang desa. Pada akhirnya, Roemaisa memilih Idroes Moeria tidak hanya karena ia melihat Idroes Moeria seorang laki-laki yang gigih, tapi juga karena kemauan Idroes untuk belajar membaca. Iya membaca, ia mensyaratkan laki-laki yang hendak menyuntingnya harus bisa membaca. Dan Idroes dengan kegigihannya berusaha belajar membaca. Namun setelah mereka menikah hidupnya tidak tenang-tenang saja, ia gigih membangun bisnis kreteknya terlebih sejak Idroes di masa itu diangkut oleh tentara Jepang yang menduduki Indonesia. Roemaisa praktis hidup seolah menjanda selama Idroes tidak pulang-pulang. Namun, Ia tidak putus asa. Roemaisa melanjutkan bisnis kretek suaminya dari sisa-sisa klobot yang ada. Hingga sampai di masa Idroes kembali pulang.
Bagaimana dengan Soedjagad? Djagad sempat mendekati Roemaisa lagi saat Idroes menghilang tapi ia dipermalukan dan ditolak mentah-mentah. Namun, di kemudiannya Djagad menikahi perempuan asal Madura yang kaya raya. Apakah setelah itu Djagad melupakan dendamnya pada Djagad? Tidak. Ia pun dicurigai mencuri ari ari anak pertama Idroes dan Roemaisa bernama Dasiyah. Karena ini pula diramalkan bahwa siapapun yang mencuri ari-ari anak pertama Idroes lah yang nantinya akan menggunakan anaknya itu untuk menghancurkannya.
Dan perempuan kedua yang menjadi ruh cerita novel ini adalah Dasiyah, anak Idroes dan Roemaisa. Dia yang memiliki ketertarikan tinggi menekuni bisnis kretek orang tuanya. Ia juga dikenal sebagai perempuan yang memiliki ludah yang manis seperti Roro Mendut. Dengan keuletannya dan ramuan saus khasnya Dasiyah yang kemudian dikenal sebagai Jeng Yah mendirikan Kretek Gadis.
Lantas apa kaitannya Jeng Yah dan Soeradja?
Dan bagaimana bisa Jeng Yah menjadi alasan kokohnya bisnis kretek yang dimiliki Soeradha dan kini diteruskan ke anak anaknya? Dan bagaimana nasib Jeng Yah sebenarnya? Kalian harus baca novel ini deh asli.
Membaca novel Kretek Gadis itu membuat kita sedikit ada gambaran bagaimana industri rokok kretek bermula pada masa itu. Bagaimana transformasi rokok kretek dari masa ke masa. Mulai yang hanya tembakau saja, kemudian dengan tambahan cengkeh, tambahan saus hingga saat ini. Membaca novel ini juga menunjukkan bahwa di dunia industri yang identik dengan laki-laki ternyata ada perempuan-perempuan yang turut andil.
Pun, realitanya saat ini buruh industri rokok di Indonesia juga banyak diisi oleh perempuan. Novel ini berasa banget relatenya dengan kehidupan nyata.
Terlepas nama nama merk rokok kretek yang disebutkan benar-benar ada di masanya atau tidak, tapi yang Nunna rasain sih penulisnya, Ratih Kumala, benar benar melakukan riset luar biasa sehingga bisa memberikan detail bahkan hingga pada kalimat terakhir.
Istilah istilah yang digunakan dalam novel pun yang banyak menggunakan bahasa Jawa pin dijelaskan secara detail jadi siapapun bisa membacanya dengan nyaman.
Buat saya yang menarik sih bukan hanya soal sejarah perkretekannya. Tapi lebih karena ada sosok perempuan yg dikisahkan "menggerakkan" industri ini secara langsung maupun tidak. Bagaimana dari tangan seorang perempuan lahir sebuah citarasa kretek. Dari seorang perempuan juga lahir ide untuk pengembangan bisnis kretek. Mulai dari mencari formula rokok kretek sampai pemasaran.
Kebayang di masa itu, perempuan bisa melakukan gerakan sebegitu massivenya di industri rokok. Sekarang tentunya bisa lebih keren kali yah. Salut banget buat kak Ratih Kumala penulisnya. Bahkan Nunna sampai ikutan mencari cari kota M itu di mana dan merk merk rokok kretek di masa itu.
Teman Nunna bisa deh tambahin novel ini di list baca buku kalian. Benar benar fresh banget ceritanya.
Semoga bermanfaat
Identitas Buku
Judul : Gadis Kretek
Penulis : Ratih Kumala
Penerbit : @bukugpu
Tebal Buku : 292 hlm
Tahun Terbit : 2019 (Cetakan Ketiga)
Platform Baca : Gramedia Digital
Rate : 5/5 ⭐
0 comments:
Post a Comment