Sunday, June 26, 2022

,

Taken at the Flood; Lantas Siapa Pembunuhnya, Jika Semua Miliki Tujuan yang Sama


Dalam hidup manusia ada pasang ada surut, 

Bila arus pasang, nasib baik yang menanti...

Bila diabaikan, maka perjalanan hidup akan terikat pada tempat yang dangkal, penuh kepedihan.

Di laut lepas kita kini terapung.

Dan kita harus mengikuti arus, 

Bila tak mau kehilangan kesempatan.  


Siapa sangka percakapan di sebuah club beberapa tahun lalu menjadi ide dari sebuah rencana pembunuhan, atau lebih tepatnya pemerasan berujung pembunuhan. Tentu tidak akan pernah ada yang menyangka. Bahkan untuk pria sekelas Hercule Poirot. Iya betul, berawal dari Mayor Porter yang memang suka bercerita tentang banyak yang dia telah lewati sendiri atau mungkin ia hanya mendengar cerita dari orang lain. 


Dan, pada hari itu Mayor Porter sedang sibuk menceritakan tentang seseorang yang bernama Robert Underhay yang tinggal di Afrika Selatan. Cerita tentang Underhay ini ia sampaikan dengan detail. Bagaimana Underhay bertemu istrinya, kabar tentang Underhay yang meninggal di pedalaman Afrika, juga tentang janda Underhay yang menikahi orang kaya raya, Gordon Cloade. Mayor Porter ini juga membacakan berita tentang kematian tragis Gordon Cloade karena serangan bom di London.


Di club itu, tidak hanya ada Poirot yang mendengarkan tapi banyak orang lain yang bisa mendengarkan meskipun beberapa merasa enggan. Ada juga yang mungkin tidak peduli. Tapi ada juga yang mencuri dengar dan merekam semua dalam ingatan.


"Tapi perkara ini menarik, karena," kata Poirot dengan tenang, "soalnya segala-galanya janggal." - hlm 243.


Dan bertahun kemudian, Poirot ditemukan lagi dengan cerita yang sepertinya tertaut dengan apa yang diceritakan oleh Mayor Porter saat itu. Terkait dengan janda Underhay yang kemudian menjadi janda Gordon Cloade. Cerita pun bergulir penuh intrik tentang keluarga Cloade. Masing-masing anggota keluarganya mempunyai sisi gelap dan terang. Tidak ada yang benar benar bersih dari motif pembunuhan yang menurut Poirot aneh sejak awal ini.


3 BAGIAN CERITA PEMECAH MISTERI


Novel Taken at The Flood atau Mengail di Air Keruh ini terdiri menjadi 3 bagian cerita. Bukannya 2? Prolog Nunna masukkan menjadi bagian tidak terpisah dari novel ini. 3 bagian yang menurut Nunna membantu pembaca melakukan framing cerita. 


Di prolog, pembaca disuguhkan framing pembukaan kisah. Yang berawal dari perbincangan di sebuah club. Di bagian ini, pembaca diberikan sekilas kisah peristiwa. Awalnya, saya pikir kenapa prolognya seperti jelas menunjukkan konflik ceritanya. Ternyata, ibarat gunung es apa yang dimunculkan hanya sekelumit saja dari kerumitan konflik yang terjadi. 


Di bagian pertama, secara detail diceritakan tentang tokoh tokoh di keluarga Cloade. Latar belakang masing-masing, konflik di masing masing rumah keluar Cloade, kelemahan mereka, dan motif yang mungkin menjadi alasan mereka terlibat kasus pembunuhan. 


Di bagian kedua, Hercule Poirot mulai dimunculkan dengan maksimal untuk meninvestigasi kasus pembunuhan dan kematian misterius di seputaran keluarga Cloade. Di sini, kita akan disuguhi gaya investigasi Poirot yang khas, berbincang bincang dengan orang orang. Iya menggali informasi dari hanya berbincang.


Seperti yang Nunna kutip sebelumnya, Poirot menganggap kasus meninggalnya Enoch Arden dari awal adalah kasus yang janggal. Saya yang baca saja sampai terkecoh. Dari awal menduga kalau Rosalleen lah dalang pembunuhan semuanya. Ternyata... 


Agatha Christie memang selalu cermat menuliskan detail detail cerita bahkan gestur dan karakter masing-masing tokoh. Termasuk memainkan plot cerita dan selalu menyuguhkan ending yang "menjebak". Bagaimana bisa ada lebih dari 1 pembunuh dalam kasus ini?


Tapi, jujur untuk novel satu ini Nunna merasa alur berceritanya lambat sekali. Porsi penceritaan detail tentang keluarga Cloade itu membuat agak bosan di awal awal baca. Baru menemukan keseruan saat masuk ke bagian kedua. Saat Poirot mulai menginvestigasi. 


Mungkin ini perasaan Nunna saja tapi memang rasanya ga seperti baca novel Agatha Christie lainnya yang biasanya selesai di sekali duduk. Tapi secara cerita gak jelek yah. Tetap menarik, hanya itu tadi agak membosankan di awal-awal. 


Selamat membaca 


Identitas Buku 

Judul : Taken at The Flood (Mengail di Air Keruh)

Penulis : Agatha Christie

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal Buku : 368 halaman

Tahun Terbit : 2003

Rate : 3/5 ⭐

1 comment:

  1. Novel-novel Agatha Christie biasanya bikin penasaran lantaran konflliknya yang dari awal jadi pertanyaan dan misteri besar. Kadang akhirnya pun plot twist,, belum suasananya yang dapat banget. Kalau yang ini aku belum baca, jadi penasaran. Terima kasih reviewnya!

    ReplyDelete